Ilmuwan Bulukumba ini terus meriset tumbuhan alga sebagai sumber energi terbarukan

3 Januari 2023, 05:00 WIB
Doktor Sulfahri dan istri - Ilmuwan Bulukumba ini terus meriset tumbuhan alga sebagai sumber energi terbarukan /Dok. Doktor Sulfahri

WartaBulukumba - Ilmuwan muda dari Bulukumba ini beranjak dari perspektif dan realita saintifik bahwa minyak bumi yang dieksplorasi dan dikonsumsi setiap hari lambat laun akan habis.

Ketersedian minyak bumi saat ini diperkirakan hanya mencukupi beberapa tahun saja seiring makin meningkatnya konsumsi. Doktor Sulfahri, seorang ahli mikrobiologi asal Bulukumba sejak belasan tahun terus melakukan riset terhadap tumbuhan alga yang bisa menjadi bahan bakar alternatif.

Kandungan minyak dalam alga bisa mencapai lebih dari 50%, yang bisa digunakan sebagai bahan baku biodiesel.

Baca Juga: Mengenal lebih dalam Doktor Sulfahri ahli mikrobiologi dari Bulukumba

Tumbuhan alga menawarkan banyak manfaat dibanding sumber energi terbarukan lain seperti jagung dan kedelai yang digunakan sebagai bahan baku biofuel.

Dikutip dari laman Mekanisasikp, dalam tulisan berjudul The Perspective of Large-Scale Production of Algae Biodiesel yang dipublikasikan pada 2020, Bosnjakovic dan Sinaga menyatakan bahwa penggunaan alga sebagai bahan baku produksi biodiesel memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman darat sebagai bahan bakunya.

Beberapa spesies alga sperti Schizochytrium sp., Nitzschia sp., dan Botyococcus braunii mengandung lebih dari 50% minyak dalam biomassanya dan dapat diekstrak dan diproses menjadi babahn bakar.

Baca Juga: Misteri danau yang hilang dalam semalam di Chile, ada hubungannya dengan alien dan UFO?

Beberapa bahan bakar yang dapat diproduksi dari alga diantaranya bioetanol, biodiesel, metana, kerosen, biobutanol, biogas dan biodiesel ramah lingkungan. 

Proses pembuatan biofuel dari alga diawali dengan penumbuhan dan produksi alga. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah kecukupan nutrient, CO2 dan sinar matahari.

Seperti tanaman pada umumnya, alga membutuhkan sinar matahari dan CO2 untuk melakukan fotosintesis dan nutrien untuk pertumbuhannya. Tahap berikutnya adalah seleksi dan pemanenan.

Baca Juga: Cara mudah dan gratis kompres file JPG ke PDF dengan ukuran 200 KB

Seleksi dilakukan untuk memilah alga yang memiliki kandungan biofuel yang tinggi dalam biomassanya.

Setelah dilakukan pemanenan, alga kemudian dikeringkan dan lemak diekstrak dengan cara merusak sel secara kimiawi maupun mekanis. Tahap selanjutnya adalah memisahkan lemak dengan asam lemak untuk diproses menjadi biodiesel. 

Ruang sains telah memanggil Doktor Sulfahri menjadi seorang ahli mikrobiologi, bidang yang telah jauh dirambah ilmuwan muda asal Bulukumba Sulawesi Selatan ini sejak masih duduk di bangku SMA.

Baca Juga: Logam aneh terdeteksi melayang tinggi di dua 'atmosfer alien' planet extrasurya

Mikrobiologi itu pula yang membawanya terbang ke India saat dia masih remaja. Kini dia adalah salah satu dosen di Universitas Hasanuddin Makassar.

Pada tahun 2017, Doktor Sulfahri terpilih menjadi tokoh 17 Agustus versi sebuah koran terkemuka di Tanah Air.

Hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk meneliti alga Spirogyra yang bisa dijadikan sumber bahan bakar terbarukan. 

Baca Juga: Awareness terhadap UFO di Indonesia masih rendah, ini penyebabnya

Sudah puluhan tahun doktor Sulfahri bergelut meneliti alga sebagai sumber bahan bakar.

Hari-hari ini pun, ia masih terus asyik meriset tumbuhan tersebut.

Selain sibuk dengan riset tersebut, Sulfahri membimbing penelitian beberapa mahasiswa yang juga berfokus pada alga.

Baca Juga: Letak astronomis Indonesia serta pengaruhnya

Doktor Sulfahri mempublikasikan hasil penelitiannya di Journal of Applied Environmental and Biological Science di Amerika Serikat, dan berhasil mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai peraih prestasi penelitian terbaik.

Itu bukan prestasi yang pertama kali. Semasa Sulfahri masih duduk di bangku kelas 2 SMA  tahun 2006, dia berhasil meraih juara 2 tingkat Nasional Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pada tahun 2007, Sulfahri juga meraih predikat Outstanding Inventors pada ajang International Exhibition for Young Inventor di New Delhi, India.

Peneliti muda ini lahir di Tanete, Bulukumba, Sulawesi Selatan pada tanggal 26 Januari 1989. Saat kuliah S3 di Universitas Negeri Malang juga sambil bekerja di Universitas Hasanuddin Makassar sebagai dosen tetap. Diangkat pada tahun 2013 dengan SK CPNS April 2014.

Sulfahri menempuh pendidikan formal selama 17 tahun di Tanete, Bulukumpa Sulawesi Selatan.

Setelah tamat SMA, Sulfahri melanjutkan pendidikan S1 di Jurusan Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Di Institut dengan peringkat-4 terbaik di Indonesia inilah Sulfahri berjuang meraih gelar sarjana selama 4 tahun.

Setelah lulus, pada tahun 2011 Sulfahri kemudian melanjutkan pendidikan untuk jenjang S2 di Universitas Airlangga Surabaya dan berhasil lulus tahun 2012. Luar biasa, Sulfahri menempuh S2 hanya dalam waktu 11 bulan, lulus cumlaude, dan berhasil mendapatkan gelar lulusan terbaik.

Selain prestasinya pada tahun 2006 sebagai Juara lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja Nasional XXXVIII II LIPI2007 International Exhibition for Young Inventrors III di New Delhi, India Outstanding Inventor Japan Institute Invention & Innovation (JIII), pada tahun 2007 Sulfahri juga meraih Juara Olimpiade Sains dan Ekonomi bidang Astronomi I Depdiknas.

Dia juga Juara Gelar Produk Inovatif se JawaTimur I Himpunan Mahasiswa Biologi ITS 2008, Juara Karya Inovatif tingkat ITS III ITS Surabaya 2008, Juara Lomba Karya Tulis Mahasiswa I dan II FMIPA, ITS Surabaya 2008, Juara Lomba Karya Tulis Mahasiswa Nasional Harapan I UIN Malang 2009.

Doktor Sulfahri juga pernah meraih Juara Lomba Karya Tulis National Scientific Expo Harapan I UNPAD Bandung 2010, Juara Lomba Karya Penelitian National Life Science Competition Juara I SITH ITB 2011, dan Lulusan Terbaik Universitas Airlangga tahun 2012.

Konsentrasi Sulfahri adalah pada bioproduksi Bioethanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan dengan menggunakan bakteri Zymomonas mobilis dan yeast Saccharomyces cerevisiae dengan bahan baku alga Spirogyra. 

Puluhan karya ilmiah telah ditelurkan oleh Sulfahri. Beberapa di antaranya adalah: Pemanfaatan Algae Spirogyra Sebagai Bahan Baku Bioethanol dengan Penambahan Enzim α-amilase Jurnal Purifikasi, 2010, Ethanol Production from Algae Spirogyra with Fermentation by Zymomonas mobilis and Saccharomyces cerevisiae Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2011.

Karya lainnya yaitu Pengaruh Jenis Zat Perekat dan Metode Pengeringan Terhadap Kualitas Briket Limbah Baglog Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus) Jurnal Berkala Penelitian Hayati, 2011, Aerobic And Anaerobic Processes of Spirogyra Extract Using Different Doses of Zymomonas mobilis Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 2011. 

Selanjutnya, Optimization of The Bioconversion of Spirogyra hyalina Hydrolysates To Become Ethanol Using Zymomonas mobilis Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 2012, dan Effect of Salinity and Gandasil-D® on Spirogyra hyalina Biomass In Non-Aerated Culture Journal of Applied Phytotechnology in Enviromental Sanitation, 2013.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler