Awareness terhadap UFO di Indonesia masih rendah, ini penyebabnya

- 26 Juli 2022, 20:56 WIB
Nur Agustinus dalam presentasinya bertajuk Polemik UFO di Indonesia
Nur Agustinus dalam presentasinya bertajuk Polemik UFO di Indonesia /Dok. BETA UFO Indonesia
 
WartaBulukumba - Awareness terhadap benda terbang tak dikenal atau Unidentified Flying Object (UFO) di Indonesia ternyata masih rendah.
 
Latar budaya yang masih kuat dipengaruhi kepercayaan mistis dan nampaknya masyarakat mempunyai istilah sendiri, misalnya clorot aau cleret, ndaru, santet, banaspati, dan lain sebagainya membuat masyarakat merasa tidak perlu melaporkan kesaksian di seputar penampakan UFO.
 
Uraian itu dibentangkan oleh seorang ufologis, Nur Agustinus, dalam uraiannya di Indonesia UFO Conference pada Sabtu, 23 Juli 2022 di IFI-LIP, Yogyakarta.
 
 
Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian dari 
Indonesia UFO Festival yang dihelat oleh Indonesia UFO Network sejak tanggal 16 hingga 30 Juli 2022.
 
Penampakan benda terbang tak dikenal di Indonesia terekam cukup baik oleh peminat UFO di negeri ini.
 
Para pemerhati UFO dan pakar ufologi datang dari berbagai daerah  meruah di Indonesia UFO Festival.
 
  
Nur Agustinus, dari Info-UFO dan juga salah satu pendiri BETA UFO Indonesia, mengemukakan bahwa fenomena UFO ini berawal dari Amerika Serikat setelah Perang Dunia kedua.
 
Beragam info terkait UFO yang ada juga dikontrol oleh mereka termasuk kasus alien abduction.

"Kalaupun mau lapor juga tidak tahu harus ke mana," kata Nur Agustinus.
 
Baca Juga: Pakar ufologi: Perlunya dilakukan penilaian terhadap laporan UFO

Harapanmya ada pendataan yang baik mengenai penampakan UFO yang kemudian dipublikasikan, khususnya oleh pemerintah. Dari data akan dilakukan riset atau analisis secara ilmiah.
 
Gunanya untuk menemukan pola khas sesuai budaya, mengingat fenomena ini tergolong “High Strangeness” (sangat aneh, bahkan sering tidak masuk akal) sebenarnya terjadi secara global.
 
Pembicara lainnya, Rezawardhana, dalam pemaparannya menjelaskan pentingnya mempelajari fenomena UFO dan alien melalui pendekatan wawancara.
 
 
"Ada 10 saksi mata atau experiencer yang saya wawancarai," paparnya.
 
Dengan wawancara, harapannya akan bisa melengkapi laporan.
 
Tidak sekadar tanya jawab, Rezawardhana juga memiliki beberapa poin rahasia yang menjadi acuannya apakah seorang saksi berbohong atau tidak.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x