400 PNS di Jawa Barat telah diganti robot AI, begini cara kerja artificial Intelligence

23 Desember 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi robot AI Microsoft.* /ROBOTIC MAGAZINE/

WartaBulukumba - Manusia dan kerja memiliki fluktuasi terkait kinerja maupun spirit, maka di sanalah robot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi pengganti.

Pada intinya, konsep AI melibatkan teknologi komputasi yang dirancang untuk membuat mesin berfungsi dengan pandangan ke depan yang meniru, dan pada akhirnya melampaui, proses berpikir manusia.

Dikutip dari Pikiran-rakyat.com, Rabu 22 Desember 2021, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebut pihaknya sudah menggantikan 400 PNS dengan artificial intelligence.

Baca Juga: Peringatan Stephen Hawking terkait Artifical Intellegence yang akan menggantikan manusia di Bumi

"Rotasi mutasi di Jawa Barat, kalau ada kepala dinas kosong saya sudah pakai artificial intelligence tidak perlu lelang," jelasnya di sela peluncuran Jabar Migrant Service Centre di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, 21 Desember 2021.

Menurut dia, di republik ini hanya Jawa Barat yang menerapkan sistem tersebut karena sudah memiliki sistem komputer yang bisa menilai objektif PNS di Jawa Barat. 

"Sehingga setiap ada lowongan komputer akan menominasikan 3 terbaik dari kapasitasnya, dari integritasnya apa sehingga saya tinggal melantik saja tanpa harus membahas tanya jawab dan lain sebagainya," katanya. 

Baca Juga: Inilah alasan mengapa manusia Bumi menahan napas selama peluncuran James Webb

Ridwan juga membeberkan bahwa sistem perencanaan pembangunan Jawa Barat sudah memanfaatkan aplikasi penuh. Akibatnya ada 400 PNS yang harus digantikan. 

"Karena dulunya dia ke sini cuman input dan 5 proses dalam pembangunan Jawa Barat proses input, proses tuang input, sekarang proses sudah pakai robot, " ucapnya.

Selanjutnya, ke 400 PNS tersebut digeser menjadi pekerjaan dinamis. 

Baca Juga: Beberapa raksasa teknologi ramai belanja teknologi AI, Apple yang terbanyak belanjanya

Mengenal AI dan cara kerjanya

Mengutip laman Tech Target, kecerdasan buatan adalah simulasi proses kecerdasan manusia oleh mesin, terutama sistem komputer. 

Aplikasi khusus AI termasuk meliputi sistem pakar, pemrosesan bahasa alami, pengenalan suara, dan visi mesin .

Saat hype seputar AI semakin cepat, vendor telah berebut untuk mempromosikan bagaimana produk dan layanan mereka menggunakan AI.

Seringkali apa yang mereka sebut sebagai AI hanyalah salah satu komponen AI, seperti pembelajaran mesin. AI memerlukan dasar perangkat keras dan perangkat lunak khusus untuk menulis dan melatih algoritme pembelajaran mesin.

Baca Juga: Bisa mengetik di komputer melalui pikiran, teknologi canggih untuk penderita kelumpuhan

Tidak ada satu bahasa pemrograman yang identik dengan AI, tetapi beberapa, termasuk Python, R dan Java, yang populer.

Secara umum, sistem AI bekerja dengan menyerap sejumlah besar data pelatihan berlabel, menganalisis data untuk korelasi dan pola, dan menggunakan pola ini untuk membuat prediksi tentang status masa depan.

Dengan cara ini, chatbot yang diberi contoh obrolan teks dapat belajar menghasilkan pertukaran yang nyata dengan orang-orang, atau alat pengenalan gambar dapat belajar mengidentifikasi dan mendeskripsikan objek dalam gambar dengan meninjau jutaan contoh.

Baca Juga: Studi terbaru: perubahan Iklim pengaruhi kesehatan otak

Pemrograman AI berfokus pada tiga keterampilan kognitif: pembelajaran, penalaran, dan koreksi diri.

Aspek pemrograman AI ini berfokus pada perolehan data dan pembuatan aturan tentang cara mengubah data menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti. 

Aturan yang disebut algoritma, menyediakan perangkat komputasi dengan petunjuk langkah demi langkah tentang cara menyelesaikan tugas tertentu.

Prediksi menyeramkan dari Stephen Hawking terhadap AI di masa depan

Mengutip The Conversation, mendiang fisikawan ternama Stephen Hawking adalah suara utama dalam perdebatan tentang bagaimana umat manusia dapat mengambil manfaat dari kecerdasan buatan.

Hawking tidak merahasiakan ketakutannya bahwa mesin berpikir suatu hari nanti bisa mengambil alih.

Dia melangkah lebih jauh dengan memprediksi bahwa perkembangan AI di masa depan “bisa berarti akhir dari umat manusia.”

Baca Juga: Menteri PPPA tegaskan Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Mother's Day

Tetapi hubungan Hawking dengan AI jauh lebih kompleks daripada yang sering dikutip ini.

Kekhawatiran mendalam yang dia ungkapkan adalah tentang AI manusia super, titik di mana sistem AI tidak hanya mereplikasi proses kecerdasan manusia, tetapi juga terus mengembangkannya.

Hawking memperingatkan terhadap bentuk AI yang ekstrem, di mana mesin berpikir akan "lepas landas" dengan sendirinya, memodifikasi diri mereka sendiri dan secara independen merancang dan membangun sistem yang lebih mampu.

Baca Juga: 21 anggota KKB dari Kampung Ambaidiru Papua mencium Merah Putih

Manusia, yang terikat oleh kecepatan evolusi biologis yang lambat, secara tragis akan dikalahkan.***

 

 

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler