WartaBulukumba.Com - Di bawah langit pagi semringah di timur Bulukumba yang eksotis, dalam ruang kelas sebuah gedung SMP, terlihat puluhan tunas muda berseragam putih biru serius menyimak materi kependudukan. Terlihat ada lima perempuan di hadapan mereka.
Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bulukumba menghelat "Monitoring Evaluasi Pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) Jalur Formal di Satuan Pendidikan SLTP/MTS Tingkat Kecamatan" di SMP 20 Kalimporo pada Selasa pagi, 7 November 2023.
Puluhan pelajar itu terlihat begitu antusias. Salah satu pemateri, Penata Kependudukan dan KB, Hj. Arpinah, SE, menguraikan ihwal pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan sebagai langkah preventif untuk melawan tiga masalah serius: pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan pernikahan dini.
Isu Kependudukan
Dalam serangkaian upaya membangun kesadaran akan isu kependudukan yang krusial, terutama di tingkat remaja, melalui Sekolah Siaga Kependudukan, para pelajar menerima pencerahan untuk mencegah bayangan pergaulan buruk, bahaya narkoba, dan pernikahan prematur.
Dengan semangat ini, mereka bersiap untuk melangkah maju dalam mewujudkan masa depan yang cerah dan bermakna.
Langkah progresif ini juga menandai dedikasi kooh dari pihak sekolah dalam memastikan pengetahuan yang komprehensif dan pemahaman mendalam tentang isu-isu kritis kependudukan.
Siswa Diajak Mengenali Persoalan Nyata
Melalui pendekatan jalur formal, SSK memperkaya kurikulum SLTP/MTS dengan materi yang merangkul kebijakan kependudukan, perencanaan keluarga, serta dampak sosial yang terkait.
"Kami percaya bahwa pendidikan bukanlah sekadar mengisi kepala dengan angka dan fakta, tetapi juga tentang memberdayakan para siswa untuk menjadi warga negara yang sadar dan bertanggung jawab," Hj. Arpinah kepada kontributor WartaBulukumba.Com, Israwaty Samad seusai acara.
Dia menenkankan, melalui perpaduan pendekatan akademis dan interaktif, SSK menghidupkan pembelajaran dengan simulasi perencanaan keluarga, diskusi kelompok, serta kegiatan pengabdian masyarakat.
Baca Juga: Mengenal lebih dekat dua mahasiswa UNM asal Bulukumba Juara 1 Kompetisi Ide Kemenpan-RB
"Para siswa tidak hanya diberi wawasan teoritis, tetapi juga diarahkan untuk mengenali persoalan nyata dalam komunitas mereka," imbunya.
Sebagai hasilnya, program SSK tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga mendorong pemberdayaan diri siswa dalam mengadvokasi isu-isu yang berdampak pada masyarakat.
Tidak hanya sekadar menjadi peserta, tetapi para siswa diharapkan menjadi pionir yang membentuk narasi inklusif dan progresif tentang kependudukan di Kalimporo, Kecamatan Kajang, timur Kabupaten Bulukumba.***(Israwaty Samad)