Camp Fun di sisi terluar Bulukumba: Merekonstruksi pola pikir terhadap pendidikan formal dan non formal

14 Maret 2023, 14:20 WIB
Salah satu kegiatan pendidikan non formal di sekolah Alam Benteng Senggang, sisi terluar Bulukumba. /Instagram.com/@sekolahalambentengsenggang

WartaBulukumba - Menemui Benteng Senggang, sisi terluar Bulukumba di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut, adalah perjalanan yang membutuhkan keberanian yang lebih dari cukup.

Berkemah maupun berkegiatan lainnya di kawasan terpencil yang terletak di perbatasan Bulukumba-Bantaeng ini adalah sensasi menyatu dengan alam. Juga akan selalu meruap atmosfer yang berbeda. Jalanannya terjal dan berbatu, pepohonannya rimbun dan masih perawan, jurang menganga dari sisi kanan kiri.

Di Dusun Benteng Senggang, ada puluhan bocah-bocah Bulukumba yang membutuhkan perhatian. Terutama perhatian dari ruang pendidikan. Di dusun terpencil di pegunungan ini berdiri Sekolah Alam untuk anak-anak setempat.

Baca Juga: Keren! Komunitas literasi di Bulukumba ini menggelar Kelas Bahasa Inggris Gratis setiap Sabtu

Kali ini, Camp FunPart II kembali dihelat di sana. Para pegiat literasi Bulukumba akan melingkar berdiskusi dalam topik: "Rekonstruksi Pola Pikir Masyarakat tentang pendidikan Formal dan Non Formal".

Ujung pekan yang manis selama dua hari akan merengkuh Benteng Senggang, bagian dari Kecamatan Kindang ini paad Sabtu dan Ahad, 18-19 MAret 2023.

Terbuka untuk umum, ruang dialektika itu beranjak dari paradigma bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk pola pikir masyarakat, karena hal ini sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di suatu negara.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari 'Filsafat Kajang', taman baca yang selalu dirubung anak-anak dusun seusai maghrib

Untuk informasi selengkapnya terkait Camp Fun Part II, sesiapa pun yang peduli dan kemungkinan punya waktu luang mengikuti acara ini, bisa menghubungi kontak panitia, Suharpida, di nomor WhatsApp: 085242374322. Anda juga bisa mengikuti update kegiatan ini di akun Instagram @sekolahalambentengsenggang.

Pendidikan Formal dan Non Formal

Topik diskusi "Rekonstruksi Pola Pikir Masyarakat tentang pendidikan Formal dan Non Formal" yang bakal diikuti paar pegiat literasi di Bulukumba ini beranjak dari paradigma bahwa pendidikan formal dan non formal memiliki perbedaan mendasar dalam segi cara mendapatkan ilmu dan pengakuan, sehingga pola pikir masyarakat terhadap keduanya sangat berbeda.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di institusi resmi seperti sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan formal lainnya.

Baca Juga: Menyingkap 'selembar Bulukumba' dari semangat baca anak-anak di pelosok

Pendidikan formal biasanya diwajibkan oleh pemerintah dan memerlukan waktu yang cukup lama. Di dalamnya terdapat kurikulum yang harus diikuti, ujian, dan sertifikat atau gelar yang diperoleh setelah menyelesaikan studi. Pendidikan formal sangat dihargai oleh masyarakat, karena dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan seseorang.

Namun, pola pikir masyarakat terhadap pendidikan formal juga memiliki kelemahan. Banyak masyarakat yang menganggap pendidikan formal sebagai satu-satunya jalan untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup.

Hal ini menyebabkan banyak orang yang terjebak dalam pola pikir sempit dan kurang memperhatikan potensi-potensi mereka sendiri. Selain itu, pendidikan formal juga dianggap kurang fleksibel dan memerlukan biaya yang besar, sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat mengaksesnya.

 

Baca Juga: Geliat Komunitas Guru Penggerak di Bulukumba dalam Panrita Berbagi

Sementara itu, pendidikan non formal adalah pendidikan yang tidak dilakukan di institusi resmi. Pendidikan non formal meliputi kegiatan belajar mandiri, pelatihan kerja, kursus, dan berbagai kegiatan lainnya yang dilakukan di luar institusi pendidikan formal. P

Pendidikan non formal lebih fleksibel dan dapat diakses oleh semua orang tanpa memerlukan biaya yang besar. Selain itu, pendidikan non formal juga memungkinkan masyarakat untuk mengeksplorasi potensi mereka dan mengembangkan keterampilan yang tidak diajarkan dalam pendidikan formal.

Namun, pola pikir masyarakat terhadap pendidikan non formal masih kurang diperhatikan. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan non formal kurang penting dan tidak memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan. Selain itu, pendidikan non formal juga kurang diakui oleh pemerintah dan tidak memiliki sertifikat atau gelar yang dapat meningkatkan peluang karir.

Lantas bagaimana formula yang seharusnya? Ikuti Camp Fun Part II ini. Benteng Senggang menunggu Anda.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler