Apa saja amalan-amalan yang boleh dilakukan saat i'tikaf?

- 3 April 2024, 16:41 WIB
 I'tikaf di 10 malam terakhir Ramadan/
I'tikaf di 10 malam terakhir Ramadan/ /

WartaBulukumba.Com - Di sudut-sudut sunyi masjid, di mana langit-langit berbicara tentang kedamaian dan karpet-karpet menjadi saksi bisu atas pengabdian, terdapat praktik spiritual yang mendalam dan menggugah: Ii'tikaf.

Istilah ini, yang secara harfiah berarti 'membatasi diri pada sesuatu' dalam bahasa Arab, merujuk pada tradisi Islam di mana seseorang memilih untuk tinggal di masjid, menekuni ibadah dan merenungkan kehidupan spiritual mereka.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab "Fathul Baari", i'tikaf bukan sekadar berdiam diri di ruang suci, melainkan sebuah perjalanan untuk memurnikan jiwa dan memfokuskan pikiran.

Baca Juga: Dua gerhana dalam Ramadhan 1445 Hijriah dan dalil-dalil kuat kemunculan Imam Mahdi

Secara syariat, i'tikaf adalah bentuk dedikasi yang dilakukan dalam lingkungan masjid dengan niat tertentu, biasanya dilakukan oleh individu-individu yang mencari kedalaman iman dan keintiman dalam berdialog dengan Sang Pencipta.

Hukum dasar pelaksanaan i'tikaf adalah sunnah, menjadikannya amalan yang sangat dianjurkan, namun tidak wajib. Namun, bagi mereka yang telah bernazar untuk melakukannya, i'tikaf berubah menjadi sebuah kewajiban spiritual.

Inilah keindahan i'tikaf: ia memberikan keleluasaan bagi yang mengamalkannya untuk menemukan makna dan kedekatan dengan Allah SWT dalam caranya sendiri.

Baca Juga: Amalan-amalan yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW dalam bulan suci Ramadhan

Saat fajar menyingsing dan masjid menjadi semakin sunyi, hati dan jiwa mereka yang beriktikaf semakin terjaga. Ada waktu dalam kalender Islam yang secara khusus menggema akan keistimewaannya, yaitu 10 hari terakhir Ramadhan.

Dalam heningnya malam-malam ini, banyak Muslim memilih untuk menjalankan i'tikaf, mencari ketenangan yang lebih dalam dan koneksi yang lebih erat dengan penciptanya.

Tahun 2024 di Indonesia, masa i'tikaf ditetapkan dari 31 Maret hingga 9 April, mengikuti penanggalan Hijriah yang berawal dari pengamatan bulan.

Baca Juga: Hukum keluarnya air madzi saat puasa Ramadhan, apa perbedaannya dengan air mani?

Momen ini, yang dinanti-nanti oleh banyak umat Islam, adalah saat ketika langit tampaknya membuka pintunya lebih lebar, menerima doa dan dzikir dengan lebih dekat.

Mengapa 10 hari terakhir Ramadhan begitu spesial? Tradisi ini berakar dari sunnah Nabi Muhammad SAW, yang tercatat melakukan I'tikaf pada periode ini setiap tahun hingga akhir hayatnya.

Niat beliau adalah mencari Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana doa dan ibadah memiliki nilai yang tak terhingga.

Melalui I'tikaf, seseorang tidak hanya menjalankan sunnah Nabi, tapi juga merasakan kedekatan yang lebih nyata dengan Allah SWT.

Ini adalah masa untuk introspeksi, meningkatkan amal ibadah, dan menyiapkan diri untuk kembali ke dunia dengan semangat yang diperbaharui dan hati yang lebih bersih.

Amalan Selama I'tikaf

Dalam keheningan masjid, di mana waktu seakan berhenti, mereka yang menjalankan i'tikaf tenggelam dalam serangkaian amalan yang mengangkat roh dan menyucikan jiwa.

Di sinilah, di antara dinding-dinding yang dipenuhi doa dan harapan, para jamaah menemukan kedamaian dalam ibadah dan renungan.

Shalat dan Dzikir

Shalat menjadi tiang utama selama I'tikaf. Jamaah mengerjakan shalat wajib lima waktu dengan khusyuk, serta melaksanakan shalat sunnah tambahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Di sela-sela waktu, dzikir mengalir lembut dari bibir-bibir yang berbisik, mengingat dan memuji keagungan-Nya, dari tasbih hingga istighfar.

Membaca dan Merenungkan Al-Qur'an

Al-Qur'an, sebagai pedoman hidup, menjadi teman setia dalam I'tikaf. Membaca, mempelajari, dan merenungkan ayat-ayat suci ini menjadi kegiatan yang membawa kedalaman makna dan ketenangan batin.

Para jamaah sering kali terdengar mengulang-ulang ayat-ayat tertentu, mencari pemahaman yang lebih dalam.

Muhasabah

I'tikaf adalah waktu untuk muhasabah, atau introspeksi diri. Dalam kesendirian bersama Allah, jamaah mempertimbangkan segala perbuatan dan niat mereka, memilah apa yang perlu diperbaiki dan apa yang patut disyukuri.

Ini adalah saat untuk merenung dan berjanji akan kebaikan-kebaikan baru.

Kajian Keagamaan

Di banyak masjid, terutama yang besar, diadakan kajian keagamaan atau ceramah yang menambah wawasan dan keimanan.

Menghadiri kajian-kajian ini menambah manfaat spiritual dan pemahaman lebih dalam tentang agama.

Sedekah dan Menghindari Dunia

I'tikaf juga menjadi waktu untuk bersedekah, baik secara materi maupun non-materi. Selain itu, penting bagi jamaah untuk menjauhi hal-hal duniawi, seperti percakapan yang tidak bermanfaat atau aktivitas yang tidak relevan dengan ibadah.

Melalui rangkaian amalan ini, I'tikaf menjadi sebuah perjalanan spiritual yang tak hanya menghubungkan seseorang dengan Tuhannya, tetapi juga dengan diri mereka sendiri.***(Israwaty Samad)

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah