WartaBulukumba.Com - Di dalam keheningan malam Ramadhan, tersembunyi sebuah permata waktu yang bernilai lebih dari seribu bulan: Lailatul Qadar.
Salah satu sumber literatur yang membahas tentang Lailatul Qadar adalah "Tafsir al-Mizan" karya Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathabai.
Kitab ini menggunakan metode tafsir Al-Qur'an bi Al-Qur'an, dimana ayat-ayat Al-Qur'an ditafsirkan dengan mengacu pada ayat-ayat lain dalam Al-Qur'an itu sendiri.
Tafsir ini menonjol dalam menjelaskan ayat-ayat dengan berbagai pendekatan seperti filosofis, kemasyarakatan, dan historis. Sangat komprehensif dan menawarkan penafsiran mendalam tentang berbagai tema, termasuk Lailatul Qadar
Baca Juga: Malam lailatul qadar, kenali tanda-tanda turunnya
Esensi Lailatul Qadar
Lailatul Qadar dihormati sebagai malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Malam ini, yang kehadirannya tersembunyi di antara malam-malam terakhir Ramadan, adalah malam di mana langit dan bumi berbicara dalam bahasa doa dan pengampunan dari Allah SWT..
Teks-teks klasik Islam menjelaskan bahwa pada malam ini, doa-doa didengar langsung oleh Allah SWT, dan takdir individu dituliskan. Inilah malam ketika hati umat Muslim di seluruh dunia bergetar dalam kekhusyukan dan pengharapan.
Baca Juga: Bacaan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan Rasulullah SAW