Seperti apakah teknologi canggih listrik tanpa kabel dan gratis dalam peradaban Tartarian?

- 27 November 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi sistem kelistrikan nirkabel Tartarian
Ilustrasi sistem kelistrikan nirkabel Tartarian /Tangkapan layar Instagram.com/ being_free_together

WartaBulukumba - Ada dua nama yang sering dijadikan topik 'aneh dan khusus' oleh para ilmuwan jika mereka membahas tentang teknologi listrik tanpa kabel: Nicola Tesla dan Tartarian. Yang satunya adalah seorang ilmuwan dan satunya lagi adalah sebuah peradaban misterius. Keduanya dan kemampuan keduanya banyak dianggap telah dihapus secara sengaja dalam lembaran sejarah dunia.

Jika Anda berada dalam sebuah ruang gelap dan tetiba bisa menemukan cahaya terang benderang dengan energi listrik tanpa kabel, maka ada dua kemungkinan. Pertama Anda telah melakukan perjalanan menembus waktu untuk berada dalam peradaban Tartarian. Kedua, Anda sudah berada di era di mana teknologi yang pernah dirintis Nocola Tesla sudah diterapkan tanpa harus takut pada pemerintahan mana pun, termasuk elit global.

Tentu saja, Anda saat itu niscaya berada di sebuah era di mana Anda tidak perlu lagi membayar tagihan listrik ke PLN, misalnya.

Baca Juga: Menyibak misteri Tartarian! Peradaban maju yang sengaja dihapus dari sejarah?

Peradaban Tartarian diduga 'dihapus' oleh elit global, menurut salah satu versi dari teori konspirasi. Kedua, Nicola Tesla, ilmuwan yang salah satu versi menyebutkan diduga 'dilenyapkan' oleh elit global, juga menurut teori konspirasi.

Konsep listrik tanpa kabel oleh Nicola Tesla

Eksperimen penting yang dilakukan oleh ilmuwan terkenal, Nikola Tesla adalah salah satu tokoh kunci dalam pengembangan teknologi nirkabel pada awal abad ke-20. Salah satu konsep penting yang dikembangkan oleh Tesla adalah penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mengirim energi melalui atmosfer tanpa kabel.

Konsep ini dikenal sebagai "transmisi energi nirkabel." Ia percaya bahwa atmosfer adalah media yang dapat menghantarkan energi elektromagnetik dengan menggunakan frekuensi yang sesuai. Namun, ide ini sangat kontroversial pada zamannya dan tidak banyak yang memahami sepenuhnya potensinya.

Baca Juga: Misteri peradaban maju Tartarian yang hilang! Bangsa raksasa berteknologi canggih yang melampaui zaman modern?

Bahkan Tesla disebut-sebut membangun menara berbentuk kubah besar yang dikenal sebagai "Wardenclyffe Tower" dengan tujuan untuk mengembangkan sistem transmisi energi nirkabel. Meskipun proyek ini tidak pernah selesai dan akhirnya ditinggalkan karena masalah keuangan, ide dasar dari transmisi energi nirkabel tetap menarik.

Peradaban Tartarian

Sisa-sisa bangunan dari peradaban Tartarian masih bisa disaksikan hari ini di beberapa titik di dunia. Para arsitek paling hebat di dunia modern hari ini tak ada yang sanggup mendesain dan membuat bangunan serupa meskipun ditopang teknologi paling mutakhir.

Membaca buku "The Lost Civilizations of the Stone Age" yang dituilis Richard Rudgley, penerbit Free Press, tahun· 2000, agaknya lebih komprehensif meskipun sebagian bab bernuansa hipotesis.

Baca Juga: Sudah ada mobil terbang hingga listrik nirkabel gratis di abad 18? Misteri peradaban Tartarian yang hilang

Salah satu yang menuai 'imajinasi' para penganut 'Tartarianisme' atau pendukung Tartarus atau Tartary, adalah The Singer Building di New York City, yang dihancurkan pada tahun 1967. Pernah menjadi gedung tertinggi di dunia dan ikon New York, dirobohkan hanya dalam beberapa dekade.

Menyebar dalam beberapa catatan dan dokumentasi video, arsitektur Tartarian dirancang untuk mengumpulkan energi. Para 'Tartarianisme' menyebut, dari sanalah listrik tanpa kabel didistribusikan ke semua benua. Masyarakat Tartarian dengan bebas berinovasi tanpa harus membayar listrik. Mereka menciptakan sepeda motor hingga mobil terbang dengan tenaga listrik. 

Lantas, bagaimana Tartarian bisa musnah di planet ini dan tak ada catatan mereka sepotong pun dalam lembaran sejarah dunia? Catatan yang menyebar bahwa Tartarian atau Tartaria atau Tartary musnah akibat banjir lumpur, merupakan versi tersendiri.

Dalam sebuah catatan yang dipublikasikan oleh Minette Christel Kotze, sejarah resmi sengaja menyembunyikan kekuatan besar dunia Tartarian hingga abad ke-19. Tartary adalah negara dengan benderanya sendiri, pemerintahannya sendiri, dan tempatnya sendiri di peta. Wilayahnya sangat luas, tetapi entah bagaimana secara diam-diam tergabung dengan Rusia, dan beberapa negara lain.

Dia menegaskan, negara ini dapat kita temukan di peta sebelum paruh kedua abad ke-19. Namun, suatu saat di abad ke-18 Tartary Muskovite adalah negara terbesar di dunia: 3.050.000 mil persegi. Bendera dan lambang Tartary memiliki gambar burung hantu di atasnya. Bendera kaisar berisi griffin dengan latar belakang kuning.

Salah satu catatan lainnya yang paling menyedot perhatian publik adalah sebuah artikel yang ditulis oleh Zack Mortice pada 28 April 2021 yang dipublikasikan situs Bloomberg.

Zack Mortice menyelidiki motivasi yang mendasari teori Tartarian. Ini bermuara pada kontras antara modernisme brutal dan tak berwajah abad ke-20 dan monumen-monumen hias yang meriah dari era sebelumnya. Bagaimana mungkin kedua jenis arsitektur ini merupakan hasil karya peradaban yang sama?

"Karenanya penemuan peradaban yang hilang - dan lebih baik - yang sengaja dihapus dari sejarah oleh para penguasa dunia modern," tulisnya.

Sisa-sisanya masih ada di mana-mana. Peradaban ini mendominasi teknologi yang lebih maju daripada yang sekarang. Beton geopolimernya abadi dan tumbuh lebih kuat dari waktu ke waktu.

Setiap inci menetes dengan detail mewah di dalam dan luar; atap berkubah, kolom marmer dengan trim perunggu, tiang jendela dengan galur spiral. Lobi dikatakan memiliki "cahaya surgawi".

Sebuah buku ditulis hanya tentang konstruksinya. Selama setahun, itu adalah gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian 612 kaki, dan terkenal selama beberapa dekade setelah itu.

Struktur besi dan kaca raksasa, diatasi oleh kubah dan jarum logam, hadir di setiap benua. Terkait dengan merkuri, mereka mendistribusikan energi atmosfer bebas kepada semua orang.

Elit Global sengaja menghapus sejarah Tartarian?

Penganut teori konspirasi meyakini bahwa elit global berada di balik penghancuran sejarah dan sisa teknologi Tartarian. Tujuan elit global, menurut mereka, adalah 'uang' dengan cara 'menjual listrik' melalui kabel.

Padahal energi atmosfer Tartarian mampu memperoleh listrik langsung dari lingkungan, baik dari udara ke udara. Gereja digunakan sebagai pengumpul energi, dan energi yang diterima digunakan tidak hanya untuk pemanasan, tetapi juga untuk menerangi detak jantung.

Mereka akan menggunakan lonceng untuk menyalakan lampu jalan di malam hari. Obelisk, Gereja dan kubah katedral adalah menara dan pembangkit listrik untuk transmisi energi bersih, bebas dan nirkabel, kemudian diberkahi dengan salib dan simbol agama lainnya untuk menyembunyikan tujuan asli. Generator atmosfer juga digunakan. Ini adalah benda silinder kompak dengan dua benda kecil Bola kuningan menonjol dari atas.

Susunan kawat baja dan mineral, Jadi tetap untuk menarik listrik dari udara, mengondensikannya dan menggunakannya untuk daya penggerak. Mobil mereka gunakan mendorong dirinya sendiri dengan kecepatan luar biasa pada sentuhan kaki.

Tartarian tidak hanya menyuplai energi atmosfer ke seluruh dunia melalui taman industri raksasa di tanah yang disebut Jerman dan Kerajaan Hongaria. Dia juga menciptakan dan memproduksi arsitektur universal, hadir hingga saat ini di semua benua.

Pewaris tatarstan membangun istana, rumah besar, dan bangunan di semua ibukota dunia. Gaya yang sama, alasan yang sama, warna dan gambar yang sama.

Dan menyediakan tanaman, besi, beton, struktur logam, patung, permen karet, ubin, ukiran wainscoting, luminer, kaca, kubah, "Antennas" dan pembangun khusus.

Kapal dan balon digunakan untuk menyeberang jarak yang jauh untuk mengirimkan mesin berat, dan piring-piring halus dan kristal. Bahkan pasir bangunan berasal dari luar.

Peradaban yang sangat maju ini telah dihancurkan oleh 'Parasit' antara 1780 dan 1870 melalui perang termonuklir yang menyebabkan musim dingin nuklir 1816 - tahun di mana tidak ada musim panas".

Tartarian adalah sebuah pseudohistory?

Jika kita mencari obyektivitas di seputar Tartarian, artikel yang ditulis Harrison Pates di Gnet Research pada 

Harrison Pates menulis, dampak dari gerakan anti vaksin dan visibilitas pandangan pseudoscientific selama pandemi COVID-19 telah menarik perhatian pada implikasi kesehatan masyarakat yang sangat nyata dari teori konspirasi yang mendapatkan daya tarik secara online.

Menurutnya, kita harus melihat ancaman pseudohistory dalam sudut pandang yang sama. Penyebaran sejarah palsu memiliki implikasi besar terhadap kepercayaan pada pemerintah dan lembaga internasional seperti PBB, serta narasi yang mereka hasilkan, dapat memotivasi kejahatan oleh penganut genosida kulit putih atau narasi 'Penggantian Besar', dan tanpa sadar mempromosikan perspektif ekstremis.

Tartaria, meskipun kelihatannya tidak berbahaya, dalam pandangan Harrison Pates, telah digunakan oleh etnonasionalis Rusia untuk mendukung perluasan tanah Rusia dan dugaan 'supremasi' Rusia.

Pseudohistory secara historis digunakan oleh para ekstremis untuk membenarkan klaim kembali wilayah tertentu dan mengusir orang lain, seringkali disertai dengan saran 'kemurnian' etnis atau ras. 

Namun penganut teori konspirasi lantas menohok dengan argumentasi bahwa memang ada upaya untuk menghilangkan teknologi yang lebih maju dari peradaban Tartaria karena menyadari potensi ancaman bagi bisnisnya.
 
Namun, beberapa sisa-sisa teknologi Tartaria masih ada dan muncul di berbagai tempat di dunia. Misalnya, menara dan bangunan besar di Eropa dan Rusia, seperti Menara Eiffel di Paris, Gereja St. Isaac di St. Petersburg, dan Menara Jam di London, diyakini memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan mentransmisikan energi atmosfer.

Beberapa orang juga percaya bahwa beberapa bangunan tertentu di Amerika Utara, seperti Menara Westinghouse di Pittsburgh dan Menara Wardenclyffe di New York, juga memiliki kemampuan serupa.

Sejauh ini, klaim-klaim tersebut tidak atau 'belum' didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Banyak ilmuwan dan insinyur juga masih skeptis tentang kemampuan energi atmosfer untuk menghasilkan listrik secara efektif dan efisien tanpa menggunakan kabel atau baterai.

Meskipun demikian, beberapa penelitian terus dilakukan untuk mengeksplorasi potensi teknologi energi atmosfer dan mencari cara untuk mengoptimalkan penggunaannya.

Mungkin saja di masa depan, teknologi energi atmosfer dapat menjadi solusi untuk mengatasi krisis energi global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Jawaban penganut teori konspirasi terkait hal itu adalah: 'Itu bisa dilakukan jika elit global yang serakah sudah musnah.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah