Menguak tautan misteri Gunung Padang dan Benua Atlantis: Ada peradaban maju jauh sebelum Homo Sapiens

- 11 Juli 2023, 19:10 WIB
Ilustrasi Benua Atlantis yang hilang - Misteri Gunung Padang dan Benua Atlantis
Ilustrasi Benua Atlantis yang hilang - Misteri Gunung Padang dan Benua Atlantis /Pixabay

WartaBulukumba - Seblum  banyak orang menyelami misteri Gunung Padang, Benua Atlantis dan bahkan Nisnas dan Lemurian, sebelumnya sudah ada setumpuk pertanyaan saintifik yang merayap sejak berabad-abad.

Salah satu narasi 'tanda tanya besar' itu berbunyi: "Teknologi apa gerangan yang digunakan Nabi Nuh As sehingga bisa mengumpulkan berbagai spesies hewan dan tumbuhan secara berpasang-pasangan? Bukankah harus ada sebuah teknologi rekayasa ekosistem yang dilengkapi pengatur suhu bagi hewan berdarah panas dan berdarah dingin? Bukankah harus ada inkubator khusus bagi tetumbuhan dalam jangka waktu tertentu lantaran pelayaran di atas bahtera bukan sehari dua hari saja. Alat komunikasi apa gerangan yang digunakan Nabi Nuh As menyeru anaknya untuk naik ke bahtera sementara badai besar dan hujan sangat lebat sedang menerjang? Jika dalam jarak 10 meter saja di tengah hujan lebat tanpa badai Anda meneriaki anak Anda untuk segera menyeberangi jalan, maka Anda memerlukan setidaknya sebuah ponsel!"

Mengapa reaktor nuklir purba di yang diperkirakan berusia 2 milyar tahun Gabon Afrika Barat yang ditemukan pada tahun 1972 belum bisa disimpulkan, sebuah proses alami atau justru buatan peradaban yang sangat maju?

Baca Juga: Hubungan mengejutkan Gunung Padang dengan Atlantis: Pakar sesar dan seismik sebut Plato tidak berbohong

Masih ada setumpuk pertanyaan lainnya yang kemudian menuju banyak teori dan hipotesis bahwa banyak peradaban maju telah hancur, mereka dengan teknologi canggih yang sangat jauh melampaui teknologi manusia saat ini!

Di dalam legenda yang mengalir berabad-abad, wacana itu juga merangkul Atlantis, sebuah kota legenda yang sangat maju. Namun Atlantis lenyap dalam samudera. Di kemudian hari Benua Atlantis ditautkan dengan Gunung Padang. 

Apakah bangsa Atlantis jauh lebih dulu ada sebelum Neanderthal dan Homo Sapiens?

24 Syarat Lokasi Atlantis

Para ilmuwan membuat kesepakatan dengan menciptakan 24 syarat untuk menjadi Atlantis, di mana saja di seluruh dunia.

Baca Juga: Selain situs Gunung Padang, reaktor nuklir purba 2 milyar tahun di Gabon bisa reset sejarah peradaban manusia

Para peneliti Atlantis dari 15 negara yang berkumpul di Pulau Milos, Yunani pada tanggal 11-13 Juli 2005 melakukan diskusi terkait posisi Atlantis, dan akhirnya memunculkan sebuah kejelasan perihal wacana Atlantis.

Lahirnya 24 syarat tentang Atlantis adalah untuk tidak mengacaukan data-data dan situs-situs yang telah ditemukan sebelumnya lewat klaim-klaim yang tidak otentik dan tanpa didukung dasar yang kuat.

Para spesialis bidang arkeologi, geologi, vulkanologi, dan ilmu-ilmu lain datang mempresentasikan pandangan mereka tentang semua aspek mengenai Atlantis dalam Konferensi yang bertajuk "Hipotesis Atlantis, Mencari Benua Yang Hilang".

Baca Juga: Misteri situs Gunung Padang: Hasil penelitian Professor Santos menyebut Atlantis terkubur di bawah Indonesia

Berikut 24 syarat lokasi Atlantis.

1. Metropolis Atlantis harus terletak di suatu tempat yang tanahnya pernah ada atau sebagian masih ada.

2. Metropolis Atlantis harus mempunyai morfologi yang jelas berupa selang-seling daratan dan perairan yang berbentuk cincin memusat.

3. Atlantis harus berada di luar pilar-pilar Hercules.

4. Metropolis Atlantis lebih besar dari Libya dan Anatolia, serta Timur Tengah dan Sinai (gabungan).

5. Atlantis harus pernah dihuni oleh masyarakat maju/beradab/cerdas (literate population) dengan keterampilan dalam bidang metalurgi dan navigasi.

Baca Juga: Misteri situs Gunung Padang: Koneksi tersembunyi antara piramida Mesir kuno dan alien

6. Metropolis Atlantis harus secara rutin dapat dicapai melalui laut dari Athena.

7. Pada waktu itu, Atlantis harus berada dalam situasi perang dengan Athena.

8. Metropolis Atlantis harus mengalami penderitaan dan kehancuran fisik parah yang tidak terperikan (unprecedented proportion).

9. Metropolis Atlantis harus tenggelam seluruhnya atau sebagian dibawah air.

10. Waktu kehancuran Metropolis Atlantis adalah 9000 tahun Mesir, sebelum abad ke-6 SM.

11. Bagian dari Atlantis berada sejauh 50 stadia (7,5 km) dari kota.

Baca Juga: Adakah yang cocok dengan situs Gunung Padang? Ada 24 syarat lokasi Atlantis menurut ilmuwan

12. Atlantis padat penduduk yang cukup untuk mendukung suatu pasukan besar (10.000 kereta perang, 1.200 kapal dan 1.200.000 pasukan).

13. Ciri agama penduduk Atlantis adalah mengorbankan banteng-banteng.

14. Kehancuran Atlantis dibarengi oleh adanya gempa bumi.

15. Setelah kehancuran Atlantis, jalur pelayaran tertutup.

16. Gajah-gajah hidup di Atlantis.

17. Tidak mungkin terjadi proses-proses, selain proses-proses fisik atau geologis yang menyebabkan kehancuran Atlantis.

Baca Juga: Sejarah dan misteri situs Gunung Padang: Diduga dibangun oleh peradaban maju sebelum Nabi Adam AS

18. Di Atlantis, banyak mata air panas dan dingin dengan kandungan endapan mineral.

19. Atlantis terletak di dataran pantai berukuran 2000×3000, dan dikelilingi oleh pegunungan yang langsung berbatasan dengan laut.

20. Atlantis menguasai negara-negara lain pada zamannya.

21. Angin di Atlantis berhembus dari arah Utara (hanya terjadi di belahan bumi Utara)

22. Batuan Atlantis terdiri dari bermacam warna, yaitu hitam, putih dan merah.

23. Banyak saluran-saluran irigasi dibuat di Atlantis.

24. Setiap 5 dan 6 tahun sekali, penduduk Atlantis berqurban banteng.

Baca Juga: Mendaki misteri Gunung Padang: Piramida peninggalan Atlantis ataukah portal waktu alien?

Dengan dibuatnya dua puluh empat syarat Atlantis, harapan di bidang sains bisa objektif terhadap segala klaim-klaim yang dilakukan para ahli dalam mengungkap misteri Atlantis.

Sehingga, tidak ditemukan lagi klaim berbau "rasis" terkait letak atau lokasi Atlantis.

Meskipun telah dibuat kesepakatan mengenai syarat menjadi Atlantis, kontroversi dan misterinya tetap saja akan menyelimuti umat manusia dari masa ke masa.

Walaupun banyak pakar yang menyatakan penemuannya, tetap saja belum ada satupun yang mampu menjawab dan menjelaskan secara spesifik bukti-bukti yang mereka dapatkan di lapangan.

Baca Juga: Alien dan UFO pada sejumlah uang kuno di dunia! Sisa peradaban bangsa Nisnas?

Cerita tentang Atlantis pertama kali muncul dalam dialog "Timaeus" dan "Critias" karya Plato, seorang filsuf Yunani kuno. Atlantis adalah sebuah pulau yang berada di dekat Selat Gibraltar dan dikelilingi oleh cincin air dan cincin tanah.

Di buku "Timaeus", Plato mengungkapkan bahwa di depan selat "Mainstay Haigelisi" terdapat pulau yang sangat besar. Dari sana kita bisa bepergian ke pulau lainnya.

Di depan pulau-pulau itu semuanya merupakan daratan yang dikelilingi samudra, dan itu adalah kerajaan Atlantis. Atlantis disebutkan punya empat saluran air utama yang mengelilingi dataran. Kemudian ada saluran terusan untuk transportasi sehingga antarsungai terhubung serta saluran irigasi pasang-surut. 

Baca Juga: Menyibak misteri Tartarian! Peradaban maju yang sengaja dihapus dari sejarah?

Situs Gunung Padang

Dalam sejarahnya yang mistis, Atlantis sering kali dihubungkan dengan berbagai situs purba di seluruh dunia, dan salah satu yang paling menarik perhatian adalah Gunung Padang di Jawa Barat, Indonesia.

Gunung Padang, dengan keunikan struktur teras-teras batunya yang menyerupai piramida, telah memicu spekulasi tentang hubungannya dengan Atlantis. 

Salah satu alasan mengapa Gunung Padang dikaitkan dengan Atlantis adalah usianya yang sangat tua. Meskipun belum ada konsensus yang pasti tentang usia Gunung Padang, beberapa penelitian menyatakan bahwa situs ini mungkin memiliki sejarah ribuan tahun. Usia yang luar biasa ini menciptakan kemungkinan bahwa Gunung Padang adalah bagian dari peradaban prasejarah yang hidup sebelum kejatuhan Atlantis.

Baca Juga: Menguak misteri Atlantis dan Lemurian, dua peradaban Alien yang pernah berjaya di Planet Bumi

Selain itu, struktur teras-teras batu yang ada di Gunung Padang juga mengingatkan pada gambaran Atlantis yang populer. K emiripan ini memperkuat keyakinan bahwa Gunung Padang mungkin memiliki hubungan dengan kota legendaris tersebut.

Namun, penting untuk dicatat bahwa hubungan antara Gunung Padang dan Atlantis masih menjadi subjek spekulasi dan kontroversi. Tidak ada bukti yang meyakinkan yang secara langsung menghubungkan kedua situs ini. Banyak arkeolog dan sejarawan skeptis terhadap klaim ini, menganggapnya sebagai hipotesis yang belum terbukti secara ilmiah.

Selain itu, para peneliti juga mengakui bahwa pencarian Atlantis masih belum menemui titik terang yang pasti. Kisah tentang Atlantis pertama kali muncul dalam tulisan Plato pada abad ke-4 SM, namun hingga saat ini tidak ada bukti konkret tentang keberadaan kota tersebut. Atlantis tetap menjadi legenda dan misteri.

Sebuah negara kota yang diselubungi misteri, Atlantis, mungkinkah terletak di Indonesia pada masa silam?

Lemurian

Versi itu kian sengit dalam ruang perdebatan para ilmuwan saat ada teori lain yang menyebutkan Lemurian ada di Indonesia. Bukan Atlantis.

Atlantis dan Lemurian dipercaya sebagai dua peradaban yang telah memiliki tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat maju. Bahkan jauh melampaui teknologi yang ada saat ini.

Buku yang ditulis oleh Abdul Khafi Syatra berjudul "Misteri Atlantis: Surga yang Hilang itu Ada di Indonesia?" penerbit FlashBooks, Yogyakarta pada tahun 2010, menjadi salah satu referensi penting bagi sesiapa pun yang ingin larut menelusuri misteri Atlantis.

Lalu semakin menarik menautkan Atlantis dengan Indonesia, ketika seorang peneliti di Indonesia pada tahun 2015 bernama Dhani Irwanto, seorang alumni UGM, mengumpulkan sedikitnya 60 bukti tentang kota legenda itu di Laut Jawa.

Hasil kajiannya yang telah dibukukan itu disusun dengan merujuk petunjuk tulisan Plato, filsuf Yunani, yang juga mencatat keberadaan Atlantis secara rinci pada 360 tahun sebelum Masehi.

Bukti tersebut, antara lain, ditemukan di Pulau Bawean yang, dinilai Dhani, merupakan purwarupa Atlantis.

Bukti yang pertama ditelusuri, kata Dhani, yakni dataran dan saluran. Luas dataran Atlantis pada 11.600 tahun lebih silam itu adalah 555 x 375 kilometer persegi.

Bentuknya seperti selongsong peluru, ada pegunungan di bagian utara Atlantis serta laut di bagian selatan.

“Lokasinya yang cocok dengan kondisi sekarang itu di wilayah Kalimantan Tengah,” jelas Danidalam sebuah diskusi di Lawang Wangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada 2 Desember 2015.

Atlantis adalah Indonesia?

Profesor Arysio Santos melakukan penelitian selama tiga dekade dengan menganilisi hasil perbandingan mengenai luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, sampai cara bertani hingga akhirnya penulusuran tersebut membuatnya mengarah bahwa Atlantis berada di Indonesia.

Banyak buku yang ia telah terbitkan, termasuk "Atlantis, The Lost Continent Finally Found", hingga pada tanggal 9 September 2005, sejak dua bulan setelah buku terakhirnya itu terbit, beliau wafat.

Profesor Santos mengatakan bahwa manusia pertama kali muncul sejak tiga juta tahun lalu di daratan Afrika.

Dan, manusia purba tersebut bertransmigrasi ke seluruh Eurasia, hingga ke ujung Timur dan Australia setidaknya satu juta tahun yang lalu.

Lalu, di Nusantara inilah untuk pertama kali mereka menemukan iklim yang ideal untuk berkembang biak dan bertahan hidup. Maka sebenarnya disinilah nenek moyang kita menemukan budaya bercocok tanam dan peradaban yang sangat maju.

Perkembangan tersebut terjadi pada masa pleistosen atau akhir zaman es, dimulai sejak sekitar 2,7 juta tahun silam dan selesai pada 11.600 tahun silam.

Permukaan laut pada zaman pleistosen lebih rendah 130 meter - 150 meter dari permukannya saat ini. Bumi pernah mengalami kejadian kenaikan air laut dari 130 meter hingga 150 meter.

Akibat insiden tersebut Atlantis tenggelam dan hilang untuk selamanya bersama sebagian penduduknya yang awalnya sangat banyak.

Berdasarkan data-data hasil penemuan Plato, saat bencana tersebut terjadi, jumlah penduduk Atlantis mencapai 20 juta dan itu hanya di Dataran Agung saja.

Sentra manusia yang sangat fantastis ini hanya mungkin terjadi dengan sistem budaya bercocok tanam terkemuka hingga bisa dua atau tiga kali panen dalam satu tahun. Produktivitas pertanian yang besar ini sudah menjadi ciri khas di wilayah tersebut, terkhususnya di Jawa dan Sumatera.

Berdasarkan hipotesis itulah, bermulanya dugaan situs Gunung Padang ditautan dengan Atlantis.***

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah