Misteri bangsa Nisnas, makhluk sebelum Nabi Adam yang membangun Atlantis dan Lemurian?

22 Januari 2023, 20:55 WIB
Ilustrasi peradaban bangsa Nisnas - Misteri bangsa Nisnas, makhluk sebelum Nabi Adam yang membangun Atlantis dan Lemurian? /Pixabay/CasperGhost

WartaBulukumba - Mereka berkuasa di Bumi jauh sebelum Nabi Adam diturunkan. Bahkan jauh sebelum Azazil dikenal sebagai Iblis  yang dilaknat.

Sekali waktu Azazil diutus ke Bumi dengan memimpin sepasukan malaikat untuk menghancurkan bangsa-bangsa perusak.

Azazil adalah makhluk paling alim dan bertaqwa di luar jenis makhluk bernama malaikat.

Baca Juga: Misteri Atlantis, surga yang hilang itu ada di Indonesia?

Sejumlah versi meyakini bahwa bangsa Nisnas atau Nasnas, makhluk sebelum Nabi Adam yang telah membangun peradaban Atlantis dan Lemurian.

Mereka menguasai teknologi tinggi hingga mampu menciptakan persenjataan. Mereka telah menciptakan apa yang kita sebut sebagai nuklir, pesawat antariksa, hingga teknik pengolahan dan peleburan logam yang sangat canggih.

Dalam beberapa literatur dan kitab-kitab kuno disebutkan bahwa bangsa perusak di muka Bumi pada masa itu adalah bangsa Nisnas dan Jin.

Baca Juga: Menguak misteri Atlantis dan Lemurian, dua peradaban Alien yang pernah berjaya di Planet Bumi

Dengan persenjataan canggih itu mereka berperang, menindas sesamanya, dan saling menumpahkan darah. Bumi pun rusak akibat perang.

Mereka telah melupakan tugasnya sebagai khalifah di muka Bumi sehingga dimusnahkan dari muka Bumi ini untuk digantikan oleh khalifah yang baru, yaitu Nabi Adam.

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman,“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)

Baca Juga: Waktu berlalu begitu cepat, ini penjelasannya dalam Al Quran dan Hadits Shahih

Pelbagai literatur yang merujuk sejumlah manuskrip yang kemudian dikomparasikan dengan kitab-kitab kuno hingga kitab-kitab suci agama samawi, terutama Al Quran, telah memunculkan beberapa rekonstruksi yang sangat menarik tentang bangsa Nisnas.

Dengan penguasaan kitab-kitab klasik, Al Quran, hadis, dan sumber-sumber kontemporer, sejumlah penulis buku mencoba membongkar misteri itu.

Salah satu uraian yang cukup lengkap bisa ditemukan dalam buku berjudul "Para Penghuni Bumi Sebelum Manusia" yang ditulis oleh Mukti Ali, diterbitkan penerbit Zahira tahun 2014.

Baca Juga: Melihat teknologi dan peran ganda komputer di era milenial dalam 'Sabda Teknologi' Rumah Buku Bulukumba

Dalam sisi yang agak berbeda, buku "Lemurian Adlantis Nusantara: True Back History of Indonesia"  disusun dan diterbitkan Santo Saba Piliang pada tahun 2020. Di dalamya ada uraian tentang lokasi  Atlantis yang dipercaya berada di Indonesia pada masa silam.

Pendekatan yang agak berbeda bisa kita telusuri pada buku "Sejarah Arab Sebelum Islam - Buku 1 Geografi, Iklim, Karakteristik, dan Silsilah · Volume 1" yang disusun Dr. Jawwad Ali, diterbitkan Pustaka Alvabet pada 2018.

Merujuk pada sumber-sumber klasik seperti manuskrip-manuskrip, artefak-artefak, catatan-catatan orang Yunani, Romawi, Ahli Kitab Yahudi, serta ditopang penemuan mutakhir ahli arkeologi, buku Dr. Jawwad Ali ini memaparkan dengan narasi yang lugas, deskripsi yang jelas, pengamatan mendalam dan penjelasan komprehensif perihal bangsa Arab kuno sebelum Islam.

Baca Juga: Alien disebutkan dalam Al Quran? Ini penjelasannya

Mereka mirip manusia tapi bukan bangsa manusia. Mereka hidup layaknya manusia; mereka makan, minum, menikah, dan memiliki keturunan. Mereka juga berperadaban, memiliki kerajaan, mendirikan kota, membangun jembatan, membuat mesin-mesin canggih dan berperang antar sesama.

Satu kelebihan mereka yang luar biasa adalah kemampuan telepati. Teknologi mereka sangat maju, lebih dari teknologi pada saat ini, dan mereka telah membangun kota-kota yang sangat megah dengan segala teknologi canggih dan tata kota yang sempurna.

Bangsa Nisnas mempunyai postur yang jauh lebih tinggi dari manusia saat ini. Kuil-kuil dan bangunan yang dibangun oleh mereka begitu besar dan megah.

Baca Juga: Petunjuk tentang alien dalam Al Quran disebutkan dalam ayat-ayat ini

Ras mereka ada yang sangat mirip manusia, namun memiliki sayap. Ada pula yang berbadan manusia berkepala hewan ataupun sebaliknya.

Musnahnya Bangsa Nisnas

Melihat kedatangan pasukan langit, makhluk-makhluk itu sangat panik.

Mereka dimusnahkan bersama kesombongan mereka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki.

Baca Juga: Alien sudah dijelaskan sejak 14 abad lalu dalam Al Quran

Mereka dimusnahkan dari planet Bumi untuk digantikan oleh khalifah yang baru, yaitu Nabi Adam.

Ilmu pengetahuan saat ini menyebut Nabi Adam dan semua keturunannya dengan istilah 'Homo Sapiens'.

Beberapa catatan menyebutkan bahwa sebagian kecil di antara bangsa Nisnas berhasil menyelamatkan diri.

Ada pula yang melarikan diri ke bawah samudra di palung-palung terdalam.

Ada yang melarikan diri ke dalam rongga Bumi dan membangun peradaban mereka kembali.

Bangsa Nisnas dipercaya hidup jauh di utara bumi, dekat Kutub Utara.

Salah satu tempat yang dipercaya menyisakan peninggalan bangsa Nisnas adalah Sbetzbergen.

Di kota ini banyak terdapat peninggalan dari bangsa yang telah musnah ini, seperti lukisan-lukisan manusia bersayap ataupun makhluk setengah hewan.

Muncul teori bahwa pada zaman tersebut makhluk-makhluk setengah hewan memang eksis di bumi. Tak heran di berbagai penjuru dunia kita dapat menemukan berbagai artefak atau lukisan manusia setengah binatang.

Orang-orang juga menghubungkannya dengan putri duyung.

Dengan sisa-sisa teknologi antariksa yang mereka miliki, mereka menyebar ke planet-planet yang jauh untuk membentuk koloni dan membangun peradaban mereka kembali.

Sesekali mereka kembai berkunjung ke Bumi dan manusia modern menyebut mereka dengan istilah 'Alien'.

Pesawat-pesawat antariksa mereka sangat misterius bagi manusia di Bumi sehingga disebut sebagai "benda terbang tak dikenal" atau Unidentified Flying Objects (UFO).

Berbagai artefak kuno mengisyaratkan bahwa mereka sudah kerap kali mengunjungi berbagai peradaban kuno di masa lampau. Laporan UFO sightings atau penampakan UFO bahkan berjumlah ratusan dari berbagai penjuru dunia sampai hari ini.

Artefak-artefak Misterius

Artefak yang ditemukan sejumlah arkeolog di Turki pada 1973 seperti dikutip dari Ancient-Code, sangat mencengangkan bagi para ilmuwan.

Artefak itu ditemukan di Kota Tushpa yang kini bernama Toprakkale. Para arkeolog memperkirakan artefak itu berusia lebih dari 3 ribu tahun.

Terbuat dari batu mulia berbahan lunak, artefak itu digambarkan seperti patung mirip roket atau pesawat luar angkasa yang jelas terlalu modern di zamannya.

Merujuk buku Zecharia Sitchin "The Earth Chronicles Expeditions", benda itu berbentuk kerucut dengan panjang 23 cm, tinggi 9,5 cm, dan lebar 8 cm.

Terdapat juga satu mesin besar dan empat knalpot di bagian belakangnya. Di bagian tengah terdapat ruang yang mirip kabin atau kokpit dengan pilot tunggal. jelas terdapat satu pilot duduk namun sayangnya kepala patung itu sudah tidak ada.

Sejumlah arkeolog yang meniliti mencoba menerka maksud artefak misterius ini. Menurut mereka, artefak ini merupakan elemen kunci dalam teori Astronot Kuno.

Sementara yang lain mempercayai bahwa orang-orang Turki kuno pernah melihat alien atau makhluk luar angkasa terbang melintasi wilayah Kerajaan Urartu pada masa itu.

Kini artefak pesawat ruang angkasa ini disimpan di Museum Arkeologi Istanbul.

Tsoukalos menjadi narasumber dalam program Ancient Aliens yang tayang di History Channel. 

"Saya yakin kita akan melakukan kontak resmi dengan alien dalam 50 tahun ke depan," kata Tsoukalos saat diwawancara oleh Travel and Leisure pada tahun 2018, dua tahun sebelum adanya penampakan UFO yang direkam Pentagon pada tahun 2022 lalu.

Tsoukalos sering melakukan perjalanan lintas negara untuk mencari fakta bahwa alien tidak hanya mengunjungi Bumi, tetapi juga memainkan peran penting dalam sejarah peradaban manusia.

Tempat-tempat itu, katanya, termasuk Mesir, tempat ia dan timnya menjelajahi Saqqara, tanah pemakaman kuno yang luas dan kuno dan lokasi ruang bawah tanah yang disebut Serapeum.

"Ada ruang bawah tanah raksasa yang menampung sarkofagi besar, yang terbuat dari pualam dan batu garam," jelasnya.

"Peti-peti itu diperkirakan seberat antara 70 dan 75 ton. Dan tutup peti-peti itu diperkirakan seberat 20 hingga 25 ton. Sekarang, kita harus bertanya-tanya bagaimana peti-peti itu bisa dibuat."

Tsoukalos mencatat bahwa dia tidak menyatakan bahwa alien membangun peti-peti tersebut.

Ia justru merasa alien mewariskan pengetahuannya dan memberi tahu nenek moyang manusia mengenai cara pembuatannya.

"Ilmu ini pemberian makhluk luar angkasa, persis seperti yang dikatakan teks-teks Mesir Kuno," katanya.

Selain Mesir, Tsoukalos mengatakan kalau ada banyak tempat di dunia yang menjadi penanda kedatangan alien di Bumi.

"Kita memiliki museum arkeologi yang indah dengan koleksi dari seluruh dunia," katanya, merujuk ke tempat-tempat seperti New York City, Chicago, Los Angeles, dan banyak lagi.

Dia menyarankan orang-orang yang penasaran dengan alien untuk lebih sering berkunjung ke museum yang ada di negaranya, karena mungkin saja ada pertanda hubungan antara alien dan nenek moyang manusia melalui artefak yang dipajang di sana.

Tetapi, jika benar-benar ingin melintasi dunia untuk mencari bukti keberadaan alien, Tsoukalos mengatakan Mesir dan Peru wajib didatangi.

"Di Peru, ada garis Nazca, Paracas Candelabra, Cusco dan Machu Picchu, juga Sacsayhuaman," katanya.

Tsoukalos juga memiliki satu destinasi idaman untuk perburuan aliennya: kota Sardinia di Italia.

Ia mengatakan, kota itu sarat dengan reruntuhan zaman purba yang menarik untuk diamati, karena menurutnya alien datang ke Bumi pada zaman pra-sejarah.

Teori mengenai penampakan alien dan UFO juga ramai di Indonesia

Di Indonesia, keberadaan alien dan UFO ditautkan dengan Gua Kontilola di Wamena, Papua, dan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Pertanyaan besarnya, benarkah mereka adalah sisa-sisa bangsa Nisnas yang kembali berkunjung ke Bumi?***

 

 

 

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler