Polisi AS menangkap 500 mahasiswa demonstran pro Palestina

- 25 April 2024, 20:44 WIB
Perkemahan solidaritas dengan Gaza dan tuntutan divestasi institusi kini juga telah didirikan di UC Berkeley dan Cal Poly Humboldt di California, sehingga jumlah perkemahan yang sedang berlangsung di universitas-universitas AS menjadi 15
Perkemahan solidaritas dengan Gaza dan tuntutan divestasi institusi kini juga telah didirikan di UC Berkeley dan Cal Poly Humboldt di California, sehingga jumlah perkemahan yang sedang berlangsung di universitas-universitas AS menjadi 15 /Hamdani/

Saat bayang-bayang genosida melintas bak awan gelap di atas Gaza, sebuah video anak Palestina juga muncul bagai sorotan terang memecah kegelapan di media sosial.

Seorang anak Palestina, dengan mata yang tergenang air mata dan suara yang bergetar, memohon kepada dunia untuk mengakhiri serangan Israel Penjajah.

Dilaporkan Quds News Network pada Kamis, 25 April 2024, drone pendudukan Israel Penjajah menargetkan kumpulan anak-anak Palestina di dekat Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, yang mengakibatkan korban jiwa di antara mereka.

Baca Juga: Hamas serukan untuk menggagalkan ritual sapi merah betina di Masjid Al Aqsa

Nestapa Palestina

Agresi Israel Penjajah telah menewaskan sedikitnya 34.183 jiwa sejak hari kelam Oktober tahun lalu.

Ini bukan sekadar angka, melainkan nyawa yang terenggut di hari ke-200 pengepungan brutal.

Dalam wawancara dengan BBC, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Mike Johnson, kembali menegaskan propaganda Israel Penjajah terkait peristiwa 7 Oktober.

Mike Johnson menegaskan, kebohongan ini digunakan  untuk membenarkan kekejaman terhadap warga sipil Palestina di Gaza, namun sebagian besar dibantah oleh Israel Penjajah dan dibantah oleh Gedung Putih.

Johnson menekankan tuduhan ini dalam upaya untuk mencoreng mahasiswa Amerika yang melakukan protes di kampus-kampus menentang genosida Israel Penjajah di Gaza.

Sebuah video yang diunggah Quds News Network, di Rumah Sakit Nasser, di mana duka dan tragedi berpadu, Wizard Bisan, seorang aktivis, mengisahkan kegetiran yang tak terperi. Mengidentifikasi jenazah diantara reruntuhan menjadi sebuah tantangan harian, sebuah penderitaan yang berulang.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah