Polisi AS menangkap 500 mahasiswa demonstran pro Palestina

- 25 April 2024, 20:44 WIB
Perkemahan solidaritas dengan Gaza dan tuntutan divestasi institusi kini juga telah didirikan di UC Berkeley dan Cal Poly Humboldt di California, sehingga jumlah perkemahan yang sedang berlangsung di universitas-universitas AS menjadi 15
Perkemahan solidaritas dengan Gaza dan tuntutan divestasi institusi kini juga telah didirikan di UC Berkeley dan Cal Poly Humboldt di California, sehingga jumlah perkemahan yang sedang berlangsung di universitas-universitas AS menjadi 15 /Hamdani/

Banyak dari mereka telah kehilangan wajah dan identitas, dimutilasi oleh kekejaman yang tak terbayangkan, sebagian bahkan ditemukan tanpa kepala, saksi bisu atas kebrutalan tentara pendudukan.

Sebuah video lainnya, ada seorang ibu yang penuh lara, di antara puing-puing harapan dan kenyataan pahit, mengenali putranya, Nabil, dari serpihan-serpihan masa lalu yang kini hanya bisa ia peluk dalam bentuk kenangan. Nabil, yang dieksekusi dan dibuang ke kuburan massal oleh pasukan Zionis.

Dari reruntuhan sekolah yang dikepung, sebuah video memperlihatkan seorang wanita Palestina yang terlantar, "Kami tidak bisa membawa apa pun, bahkan pampers anak-anak saya.”

Suara itu bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang ketidakberdayaan di tengah asa yang dikepung.

Di Kompleks Medis Shifa, sebuah video yang diunggah MEE merekam kesaksian seorang dokter wanita yang berlinang air mata.

"Rumah sakit ini dihancurkan karena ini adalah harapan, harapan bagi masyarakat kami,” katanya, suaranya bergetar menahan pilu.

Di Rafah, tragedi menyentuh terlihat dalam sebuah video, tentang seorang gadis berusia 12 tahun yang terbangun oleh teriakan saudara perempuannya saat rumah mereka runtuh di sekitar mereka. Terjebak di bawah reruntuhan, dia diselamatkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia adalah satu-satunya yang selamat dari keluarganya.

Pemandangan di rumah sakit Rafah adalah pemandangan perpisahan: para keluarga yang berkumpul, memberikan selamat tinggal terakhir kepada mereka yang tercinta, korban serangan udara semalam.

Di halaman Rumah Sakit Nasser, seorang ibu Palestina yang kelelahan dan kebingungan berdiri dengan sekop di tangannya. Dia telah berada di sana lebih dari seminggu, mencari diantara kuburan massal, mencoba menemukan jenazah putranya yang telah terenggut oleh kekejaman yang sama yang menghancurkan rumah sakitnya.

Seruan untuk penyelidikan internasional atas kejahatan di Kompleks Medis Nasser bergema, dengan laporan bahwa tentara pendudukan mengubur jenazah dalam kantong plastik, dan bekas penyiksaan terpampang pada tubuh beberapa martir.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah