Teori konspirasi penggantian tokoh dunia dengan robot humanoid: Fakta atau fiksi?

- 10 Februari 2024, 16:33 WIB
Robot humanoid Sophia, dikembangkan oleh Hanson Robotics, terlihat melalui piring plastik dengan cat di atasnya selama demonstrasi sebelum melelang karya seni non-fungible token (NFT), di Hong Kong, China 16 Maret 2021.
Robot humanoid Sophia, dikembangkan oleh Hanson Robotics, terlihat melalui piring plastik dengan cat di atasnya selama demonstrasi sebelum melelang karya seni non-fungible token (NFT), di Hong Kong, China 16 Maret 2021. /Reuters/Tyrone Siu/

WartaBulukumba.Com - Apa yang bisa Anda bayangkan jika semisal Vladimir Putin yang berkunjung ke sebuah negara dan berinteraksi dengan normal ternyata hanya sebuah robot humanoid? Sementara itu Putin yang asli justru sedang bersantai di kolam renang!

Dalam dunia yang penuh misteri dan kejutan, teori konspirasi sering muncul sebagai cara untuk menjelaskan yang tidak dapat dijelaskan. Salah satu teori yang paling menarik dan kontroversial adalah teori konspirasi penggantian tokoh-tokoh dunia dengan robot humanoid.

Teori ini mengklaim bahwa beberapa tokoh terkemuka di dunia telah digantikan oleh robot yang sangat canggih, yang hampir tidak dapat dibedakan dari manusia asli. Namun, seberapa jauh kebenaran di balik klaim fantastis ini?

Baca Juga: Nazi Jerman telah memanfaatkan UFO dan teknologi Alien! Nightmare Keys ungkap kisah ini

Sejarah dan Asal Usul Teori

Sejarah teori konspirasi penggantian tokoh dunia dengan robot humanoid bisa dilacak kembali ke era komik dan fiksi ilmiah awal abad ke-20, di mana ide tentang robot yang dapat menggantikan manusia mulai populer.

Namun, teori ini mulai mendapatkan perhatian serius di era digital, terutama dengan kemajuan teknologi AI dan robotika.

Di awal abad ke-21, muncul berbagai cerita dan spekulasi tentang kemungkinan teknologi canggih yang digunakan untuk keperluan politik dan kekuasaan. Seiring dengan berkembangnya media sosial, teori ini semakin tersebar luas, sering kali dipicu oleh perilaku atau penampilan tokoh publik yang dianggap 'tidak biasa' atau 'tidak manusiawi'.

Baca Juga: Ancaman AI setara nuklir! PBB beri peringatan keras

Alasan dan Motivasi di Balik Teori Konspirasi

Ketertarikan pada teori konspirasi ini seringkali didorong oleh ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan institusi besar. Dalam dunia yang semakin kompleks dan tidak terprediksi, teori konspirasi memberikan penjelasan sederhana untuk peristiwa yang rumit atau tidak dapat dijelaskan.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x