Media-media asing sorot konflik Rempang: Anak-anak menjadi korban, polisi menangkapi warga

- 17 September 2023, 05:00 WIB
Kericuhan mewarnai aksi demo Rempang Jilid 2 di Kantor BP Batam. Sejumlah kaca hancur dilempari massa dengan batu dan kayu.
Kericuhan mewarnai aksi demo Rempang Jilid 2 di Kantor BP Batam. Sejumlah kaca hancur dilempari massa dengan batu dan kayu. /tangkap layar/bp batam/

WartaBulukumba.Com - Sejumlah media asing menyorot konflik Rempang sementara video-video kericuhan beredar luas di media sosial. Teriakan di antara kerumunan, dan batu-batu melayang sebagai manifestasi kemarahan yang tak terbendung. Langit yang biru tiba-tiba diselimuti oleh gas air mata, menjadikan mata pedih dan pernapasan tersengal. Rempang menghadapi hari-hari yang keras.

Sengketa terkait penggusuran ini telah memanas selama beberapa bulan, setelah pemerintah mengumumkan bahwa 7.500 penduduk Rempang harus pindah ke daratan, sekitar 60 km dari rumah mereka yang berada di pantai. Banyak dari mereka mencari nafkah dari laut, menjual ikan, kepiting, udang, dan makanan laut lainnya yang mereka tangkap secara lokal.

Kantor berita Reuters memberitakan pada Selasa, 12 Septemer 2023, polisi Indonesia telah menangkap 43 orang di Rempang yang dituduh menciptakan kerusuhan dan menyerang polisi selama protes terkait rencana pemindahan masyarakat untuk taman industri bernilai miliaran dolar.

Baca Juga: Geger! Media asing ungkap dokumen CIA rancang 'revolusi warna' di Indonesia

Alasan polisi menangkapi sejumlah warga

Adegan kekerasan pecah pada Senin di Pulau Rempang, yang terletak sekitar 44 km dari Singapura, di mana sekitar 1.000 demonstran berkumpul di depan kantor BP Batam, salah satu pengembang dari Rempang Eco City yang direncanakan.

Video menunjukkan para demonstran melemparkan botol dan batu ke arah polisi serta meruntuhkan pagar, sementara petugas merespons dengan semprotan air dan gas air mata.

Rempang Eco City akan menjadi rumah bagi pabrik yang dioperasikan oleh produsen kaca asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd, yang telah berkomitmen untuk membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai $11,5 miliar setara dengan sekitar 166,75 triliun rupiah di taman tersebut.

"Kami menangkap mereka karena tindakan merusak dan melawan polisi," kata Pandra Arsyad, juru bicara polisi Kepulauan Riau, menambahkan bahwa para pengunjuk rasa dibubarkan pada sore hari.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah