Kim mengawasi simulasi serangan balik nuklir Korea Utara ke AS dan Korea Selatan

- 20 Maret 2023, 12:35 WIB
Ilustrasi simulasi peluncuran rudal nuklir.
Ilustrasi simulasi peluncuran rudal nuklir. /19fortyfive/

WartaBulukumba - Bergerak cepat melesat ke langit, rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam hitungan menit bisa segera tiba di salah satu negara di benua Amerika!

 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi latihan simulasi serangan balik nuklir terhadap AS dan Korea Selatan.

Tampak sebagai sebuah peringatan keras kepada sekutu yang meningkatkan latihan militer bersama mereka, kata media pemerintah KCNA pada hari Senin.

Dilansir dari Reuters pada Senin, 20 Maret 2023, KCNA mengatakan latihan pada hari Sabtu dan Minggu dirancang untuk meningkatkan "pencegahan perang dan kemampuan serangan balik nuklir" negara itu, menuduh Washington dan Seoul melakukan "upaya eksplisit untuk melancarkan perang" melawannya.

Baca Juga: Prediksi kiamat zombie! Banyak orang Amerika telah bersiap

Latihan Korea Utara melibatkan peluncuran rudal jarak pendek tetapi - luar biasa - rudal itu terbang dari silo yang terkubur, yang menurut para analis akan membantu meningkatkan kecepatan dan stabilitas dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) di masa depan.

Dalam latihan tersebut, sebuah rudal balistik yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir tiruan terbang sejauh 800 km (497 mil) sebelum mengenai sasaran di bawah skenario serangan nuklir taktis, kata KCNA.

Foto-foto KCNA menunjukkan Kim menghadiri tes, sekali lagi dengan putrinya yang masih kecil, saat api berkobar dari rudal yang membubung sebelum mencapai target.

Baca Juga: Siap perang melawan AS! 800 ribu warga Korea Utara mendaftar jadi sukarelawan militer

Analis mengatakan foto-foto tersebut menunjukkan bahwa peluncuran tersebut melibatkan rudal balistik jarak pendek (SRBM) KN-23, tetapi tidak seperti tes sebelumnya, knalpot mesin tampaknya dibuang ke kedua sisi pada saat lepas landas, yang dapat berarti bahwa silo digunakan.

“Sampai sekarang, Korea Utara lebih memilih peluncur bergerak untuk segala hal, mulai dari SRBM hingga ICBM yang besar, tetapi mengingat kondisi jalan dan sistemnya yang buruk, sulit untuk menjamin stabilitas rudal selama operasi yang sebenarnya,” kata Yang Uk, seorang peneliti di Institut Studi Kebijakan Asan di Seoul.

“Peluncuran terbaru mungkin berfungsi sebagai uji coba peluncuran rudal yang lebih besar di masa depan seperti ICBM Hwasong-17 dalam silo.”***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x