WartaBulukumba - Wajah ekonomi Afghanistan dilaporkan sedang dalam titik nadir.
Bantuan miliaran dolar telah terputus dan banyak warga Afghanistan harus berjuang untuk tetap bertahan, termasuk kaum wanita.
Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Kamis 20 Januari 2022, tingkat pekerjaan wanita Afghanistan turun sekitar 16% pada kuartal ketiga tahun 2021, menurut laporan ILO yang dirilis pada hari Rabu, relatif terhadap 6% untuk pria.
Pekerjaan perempuan diperkirakan 21% lebih rendah daripada sebelum pengambilalihan Taliban pada pertengahan 2022 jika kondisi saat ini berlanjut, menurut ILO.
Di sebuah bengkel menjahit kecil di Kabul, pengusaha Afghanistan berusia 29 tahun, Sohaila Noori, mengamati saat tenaga kerjanya yang berkurang secara dramatis sekitar 30 wanita menjahit syal, gaun, dan pakaian bayi.
Beberapa bulan lalu, sebelum Taliban merebut kekuasaan pada Agustus, dia mempekerjakan lebih dari 80 orang, kebanyakan wanita, di tiga bengkel tekstil yang berbeda.
Baca Juga: Misteri hilangnya dua tokoh kunci Taliban di Afghanistan
"Di masa lalu, kami memiliki begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Noori, yang bertekad untuk mempertahankan bisnisnya agar dapat mempekerjakan sebanyak mungkin wanita.