Review film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa': Dilema moral Muslimah yang mendamba cahaya dalam gulita

- 26 April 2024, 07:47 WIB
Review film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa': Kiran mendamba cahaya dalam gulita
Review film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa': Kiran mendamba cahaya dalam gulita /Instagram.com/@samorafael

Dia adalah simbol dari perjuangan dan ketidakadilan yang dialami oleh banyak perempuan muda yang terjebak dalam tekanan sosial, ekonomi, dan keagamaan.

Kiran mewakili pertarungan antara cahaya dan kegelapan, di mana setiap keputusan yang diambilnya bukan hanya mencerminkan perjuangan pribadinya tetapi juga menyoroti konflik yang lebih besar antara tradisi dan modernitas, antara kepatuhan dan pemberontakan.

Baca Juga: Elemen mitologis dalam film Kung Fu Panda 4: Menggali makna dan simbolisme dari Tiongkok kuno

Peran Ami: Penghubung antara Dua Dunia

Ami, dengan segala kerumitan karakternya, muncul sebagai perantara antara dunia yang dikenal Kiran dan realitas yang lebih kejam dan tidak berpihak.

Ami mengajarkan bahwa kehidupan sering kali tidak hitam dan putih; ia penuh dengan berbagai gradasi abu-abu yang menuntut pemahaman yang lebih dalam dan empati.

Ami dan Kiran, dalam perjalanan mereka yang tragis namun penuh pelajaran, mengajak penonton untuk merenungkan tentang batasan-batasan moral dan hukum yang kadang kala terlalu kaku untuk mengakomodasi keadilan sejati.

Dilema Moral dan Pencarian Identitas

"Tuhan, Izinkan Aku Berdosa" menyajikan dilema moral yang mendalam dan pencarian identitas yang berat.

Kiran, dalam perjalanannya dari seorang mahasiswi yang penuh idealisme menjadi perempuan yang terpaksa menghadapi realitas yang pahit, membawa penonton melalui labirin pertanyaan tentang keadilan, pengorbanan, dan pengampunan.

Film ini menggali dalam-dalam ke dalam konflik batin manusia dan menunjukkan bagaimana terkadang, dalam keputusasaan, batas antara benar dan salah menjadi kabur.

Film ini diadaptasi dari novel berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhidin Dahlan. Film tersebut tayang perdana di Jogja Netpac Asia Film Festival (JAFF) di Empire XXI Yogyakarta pada 1 Desember 2023.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah