Review film 'Badarawuhi di Desa Penari': Tarian horor dari kedalaman folklore Indonesia

- 11 April 2024, 05:00 WIB
Poster film Badarawuhi di Desa Penari.
Poster film Badarawuhi di Desa Penari. /Instagram/@md_entertainment

WartaBulukumba.Com - Kemunculan sekelompok gadis di pondok, berbaris dengan selendang tari, langsung menetapkan tone mistis. Film "Badarawuhi di Desa Penari" yang tayang mulai 11 April 2024, menerbangkan kita ke dunia yang penuh misteri dan suspense, dengan penggambaran yang intens.

Di tengah kesunyian hutan yang mencekam, pondok kayu sederhana itu berdiri, seolah menyimpan cerita yang belum terungkap.

Cahaya redup yang menembus celah-celahnya menciptakan bayangan yang bermain-main, menambah suasana misterius yang menggelayuti setiap sudut ruangan. Di dalamnya, anak-anak perempuan berbaris, bersiap mengikuti ritual yang sudah lama diwariskan.

Keindahan gerakan mereka dengan selendang tari, kontras dengan ekspresi wajah yang mencerminkan ketidakpastian dan rasa takut. Kamera dengan cermat menangkap detail ini, menghadirkan perasaan konflik antara keanggunan tarian dan atmosfer menyeramkan yang dibangun.

Baca Juga: Review film horor terbaru 2024 'Night Swim': Teror dari dalam air

Disinilah kita melihat Mila, tokoh yang ceritanya akan kita ikuti, wajahnya mencerminkan kebingungan dan keraguan yang mendalam.

Ini adalah momen di mana tekanan antara tradisi dan insting untuk melawan mulai menunjukkan dirinya, sebuah konflik yang secara cerdas dijalin ke dalam naratif oleh sutradara.

Keputusan sutradara untuk memusatkan kamera pada wajah-wajah penuh antisipasi ini menciptakan rasa tidak nyaman yang halus namun kuat, memancing rasa penasaran.

Perlahan, tetapi pasti, ritual tari yang diajarkan oleh tetua penari memperlihatkan dirinya bukan hanya sebagai tarian, tetapi sebagai pintu menuju sesuatu yang lebih gelap dan tak terduga.

Baca Juga: Review film horor 'The Exorcist: Believer', semuanya tampak normal sebelum Iblis kembali

Mila, yang dihadirkan sebagai tokoh sentral, melalui ekspresi keraguan dan ketakutan yang tergambar di wajahnya, memperkuat narasi suspense ini.

Ini bukan hanya tentang tari, tapi juga tentang kekuatan tidak kasat mata yang bergerak di balik layar, meninggalkan penonton dalam keadaan penasaran yang mendalam tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pondok tari dalam "Badarawuhi di Desa Penari" bukan sekadar latar; itu adalah karakter sendiri yang hidup dan bernapas. 

Baca Juga: Review film horor terbaru 'Janin Iblis Neraka': Ada sesuatu yang tidak benar di rumah ini!

Artefak misterius

Setelah ritual tari yang mencekam, Mila membuat keputusan berani untuk melarikan diri dari pondok, ditemani oleh Mbah Buyut muda. Adegan ini berubah menjadi serangkaian pengambilan gambar yang cepat dan dinamis, mencerminkan keadaan panik dan ketakutan.

Perjalanan mereka melalui hutan tebal, dengan suara-suara misterius dan bayangan menyeramkan, menciptakan atmosfer ketegangan yang nyata. Kamera mengikuti setiap langkah mereka, menangkap rasa urgensi dan keputusasaan.

Konfrontasi dengan Badarawuhi merupakan titik balik penting. Ketika Mila menjatuhkan gelang ular – sebuah artefak yang tampaknya memiliki kekuatan mistis dan koneksi dengan film sebelumnya, "KKN di Desa Penari" – ia terpaksa menghadapi Badarawuhi, sosok yang menakutkan dan penuh misteri.

Pertemuan ini tidak hanya fisik, tetapi juga simbolik, menandai pertarungan antara masa lalu dan kebebasan untuk menentukan masa depan. Pesan Badarawuhi untuk mengembalikan gelang tersebut meningkatkan ketegangan dan misteri seputar artefak tersebut, menimbulkan pertanyaan tentang perannya dalam cerita yang lebih besar.

Para pemeran film 'Badarawuhi di Desa Penari'

Dengan penampilan menawan dari para aktor, termasuk Aulia Sarah sebagai Badarawuhi yang misterius dan menawan, Maudy Effrosina sebagai Lina yang kerap terlihat bimbang dan waspada, serta Aming Sugandhi yang memberikan nuansa unik sebagai Mbah Buyut Muda, "Badarawuhi di Desa Penari" menjanjikan sebuah perjalanan film yang tidak terlupakan.

Penampilan lain dari Jourdy Pranata, Dinda Kanya Dewi, Claresta Taufan, Ardit Erwandha, dan Muhammad Iqbal Sulaiman juga menambah kedalaman cerita.

Film ini diperkaya dengan elemen mistis dan folklor, bukan hanya memperlihatkan kualitas produksi yang tinggi, tetapi juga keterampilan naratif yang cemerlang.

Menggali ke dalam folklore Indonesia, film ini menjanjikan tidak hanya hiburan tetapi juga pemikiran mendalam tentang tradisi, kepercayaan, dan identitas. Penonton diundang untuk tidak hanya menyaksikan, tetapi juga merenungkan dan merasakan setiap adegan, yang dihidupkan dengan apik oleh para pemainnya.

Ketegangan yang dibangun melalui keterampilan narasi dan visual, bersama dengan penampilan aktor yang mengesankan, membuat "Badarawuhi di Desa Penari" menjadi salah satu film yang sangat ditunggu-tunggu.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah