Sang 'pengendali waktu' ini dulunya petani cabai Tanah Datar berpenghasilan Rp 1 juta sekali setahun

13 September 2021, 22:49 WIB
Lord Adi /Tangkapan layar Instagram/@adi.mci8

WartaBulukumba - Ia datang dari Tanah Datar dan telah memukau para Master Chef.

Sebelumnya ia hanya seorang petani cabai dengan penghasilan sekali panen setiap enam bulan sekitar Rp1 juta. Getir kehidupan petani cabai ini begitu 'pedas'.

Suhaidi Jamaan yang kmudian lebih populer dengan nama Lord Adi memiliki kemampuan cara memasak yang cukup unik. Julukannya di ajang Master Chef Indonesia yaitu 'pengendali waktu', lantaran bisa memasak lebih cepat dibandingkan kontestan lain.

Baca Juga: Postingan Instagram terakhir Michael K Williams: 'Jangan menangis untukku'

Lord Adi tidak menyabet gelar jawara satu di kompetisi keahlian masak-memasak itu, namun ia berhak menggoondol gelar juara tiga MasterChef Indonesia season 8.

Popularitas Lord Adi pasca mengikuti ajang tersebut merupakan titik awal baginya untuk bangkit mengembangkan keahliannya menjadi seorang chef profesional.

Dalam penuturannya di kanal YouTube Atta Halilintar, Adi berkisah tentang kehidupannya sebagai sebagai seorang petani cabai. Ia mengaku bahwa hasilnya sangat kecil. 

Baca Juga: Mengenang Koes Hendratmo, host legendaris kuis musik 'Berpacu Dalam Melodi' TVRI

Lord Adi mengungkapkan sekelumit masa lalunya kepada Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar.

"Bekerja sebagai petani itu titik terendah diri saya. Menjual cabai 50 kilogram kurang lebih Rp1 juta per minggu. Itu hasil bertani selama enam bulan," kenang Adi, dikutip WartaBulukumba.com dari kanal YouTube Atta Halilintar pada Senin, 13 September 2021.

"Di kampung beras nggak usah beli, dan kita beli telur yang banyak, sayur sudah banyak, kalau ikan seminggu sekali," tuturnya degan mata yang tampak sedikit berkaca-kaca.

Baca Juga: John Lydon hampir menangis menyibak 45 tahun pernikahannya

Ia mengaku bisa meneteskan air mata kala mengingat masa-masa kehidupannya yang getir.

"Kalau diceritakan bisa berurai air mata. Walau di titik terendah, itu adalah momen saat menghargai kehidupan ini," katanya lirih.***

Editor: Muhlis

Tags

Terkini

Terpopuler