Network
Inflasi, seperti sebuah aliran sungai yang tenang di permukaan, memiliki berbagai faktor yang mendalam yang memengaruhi perubahannya. Kenaikan harga barang dan jasa adalah salah satu penyebab utama, dan ini tercermin dalam naiknya indeks sejumlah kelompok pengeluaran. Diantaranya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat sebesar 2,95 persen.
Indeks Pengeluaran
Kita juga melihat kenaikan pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,03 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang naik sebesar 0,67 persen.
Namun, cerita ini tidak berhenti di situ. Di balik angka-angka ini, terdapat nuansa kehidupan sehari-hari yang berubah. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga melonjak sebesar 2,27 persen, sementara kelompok kesehatan mengalami kenaikan sebesar 0,96 persen. Bagi mereka yang bergantung pada transportasi, lonjakan tajam terjadi dengan kelompok transportasi yang naik hingga 11,37 persen.
Jangan lupakan juga kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang melonjak 0,66 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang meningkat 2,69 persen.
Namun, terdapat pula kelompok-kelompok yang menunjukkan penurunan indeks pengeluaran, seperti informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta rekreasi, olahraga, dan budaya yang mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. Satu-satunya kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks adalah kelompok pendidikan.
Saat kita melihat lebih dekat, kita bisa melihat komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi year-on-year pada Agustus 2023. Antara lain, bensin, beras, emas perhiasan, angkutan dalam kota, bawang putih, rokok kretek filter, telur ayam ras, angkutan antar kota, udang basah, dan gula pasir. Ini adalah komoditas-komoditas yang meresapi kehidupan sehari-hari masyarakat Bulukumba, dan perubahan dalam harga mereka menciptakan gelombang dalam ekonomi lokal.***
