Network
WartaBulukumba.Com - September tidak ceria bgai Bulukumba yang sedang direngkuh kemarau. Ada krisis air bersih dankekeringan di berbagai titik. Bagaimana kabar Bulukumba berdasarkan data-data perekonomian teranyar?
Dalam bulan Agustus lalu, angin perubahan pada data inflasi tahunan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (year on year/yoy) mencatatkan kenaikan sebesar 2,99 persen. Angka ini menggambarkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari warga, tercermin dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) yang melonjak menjadi 115,22.
Dilansir WartaBulukumba.Com dari laman Bulukumbakab.bps.go.id pada Jumat, 22 September 2023, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,95 persen.
Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,03 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,67 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,27 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,96 persen; kelompok transportasi sebesar 11,37 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,66 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,69 persen.
Baca Juga: Cinta produk lokal Bulukumba: Snack Lauk Teteka produksi UMKM di Desa Taccorong tembus Jepang
Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami penurunan indeks kelompok pengeluaran sebesar 0,01 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks, yaitu: kelompok pendidikan.
Komoditas utama penyumbang inflasi y-on-y pada Agustus 2023, antara lain bensin, beras, emas perhiasan, angkutan dalam kota, bawang putih, rokok kretek filter, telur ayam ras, angkutan antar kota, udang basah, dan gula pasir.
Baca Juga: Pangsit enak pakai rica-rica di Bulukumba ada di Warung Mas Brow
Inflasi Bulanan di Bulukumba
Namun, cerita ini memiliki nuansa yang lebih dalam ketika kita melihat tingkat inflasi bulanan (month to month/mtm) Agustus 2023 yang menunjukkan penurunan sebesar -0,04 persen. Ini menandakan bahwa meskipun tahunan terlihat meningkat, pada tingkat bulanan, ada kestabilan yang patut dicatat.
Dan jika kita merunut kembali sejak Desember 2022, tingkat inflasi year to date (ytd) menunjukkan peningkatan sebesar 1,51 persen.
Inflasi, seperti sebuah aliran sungai yang tenang di permukaan, memiliki berbagai faktor yang mendalam yang memengaruhi perubahannya. Kenaikan harga barang dan jasa adalah salah satu penyebab utama, dan ini tercermin dalam naiknya indeks sejumlah kelompok pengeluaran. Diantaranya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat sebesar 2,95 persen.
Indeks Pengeluaran
Kita juga melihat kenaikan pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,03 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang naik sebesar 0,67 persen.
Namun, cerita ini tidak berhenti di situ. Di balik angka-angka ini, terdapat nuansa kehidupan sehari-hari yang berubah. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga melonjak sebesar 2,27 persen, sementara kelompok kesehatan mengalami kenaikan sebesar 0,96 persen. Bagi mereka yang bergantung pada transportasi, lonjakan tajam terjadi dengan kelompok transportasi yang naik hingga 11,37 persen.
Jangan lupakan juga kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang melonjak 0,66 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang meningkat 2,69 persen.
Namun, terdapat pula kelompok-kelompok yang menunjukkan penurunan indeks pengeluaran, seperti informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta rekreasi, olahraga, dan budaya yang mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. Satu-satunya kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks adalah kelompok pendidikan.
Saat kita melihat lebih dekat, kita bisa melihat komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi year-on-year pada Agustus 2023. Antara lain, bensin, beras, emas perhiasan, angkutan dalam kota, bawang putih, rokok kretek filter, telur ayam ras, angkutan antar kota, udang basah, dan gula pasir. Ini adalah komoditas-komoditas yang meresapi kehidupan sehari-hari masyarakat Bulukumba, dan perubahan dalam harga mereka menciptakan gelombang dalam ekonomi lokal.***
