"Saat ini saya sedang mengerjakan kapal kargo pemuat barang, dan sudah berjalan 3 bulan lamanya. Alahmadulillah sudah rampung hingga 80 persen," katanya.
Baca Juga: 50 UMKM Bulukumba semarakkan Ramadhan Fest yang dihelat komunitas wirausaha terbesar di Indonesia
Syamsidar menjelaskan, jika waktu pengerjaan juga ditentukan dari ketersediaan bahan, pasalnya dirinya sendiri tidak menggunakan kayu berkualitas rendah.
"Kalau bahan lancar, juga cepat selesai. Soalnya saya sendiri pakai kayu kualitas bagus, untuk menjamin keselamatan dan kualitas," katanya.
Di Desa Ara kata Syamsidar, ada banyak pengusaha pengrajin Pinisi, dia adalah salah satunya yang jasanya banyak digunakan orang.
Baca Juga: Yummy! Sate ayam enak dan menggoda di Palampang, Jalan Poros Bulukumba-Sinjai
Harapan Syamsidar kepada pemerintah yakni ada upaya membuka ruang ke pengusaha Pinisi agar bisa menemukan pasar Internasional.
Legenda Perahu Pinisi
Sejauh ini belum ada catatan sejarah yang menyimpulkan sejak kapan Perahu Pinisi mulai ada.
Namun dari sudut legenda, tertuang dalam naskah Lontarak I Babad La Lagaligo, perahu Pinisi sudah ada sejak abad ke-14 M.