Seruas cerita bambu petung dan kebun aren di Bulukumba: Monitoring Tim Dana Mitra Tani di tiga desa

26 April 2024, 07:11 WIB
Seruas cerita bambu petung di Bulukumba: Dana Mitra Tani monitoring produksi gula aren di tiga desa /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Pagi beranjak dengan ayunan angin cukup dingin dan sesekali rintik menggoda dari hujan. Tim Dana Mitra Tani (DMT) menjelajahi tiga desa di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Di balik hijau lebat di beberapa lekuk tanah Bulukumba, kisah-kisah pengharapan dan perjuangan teranyam rapi. Bukan hanya tentang keindahan alam, tapi juga tentang sosok-sosok yang menjadi pelindung serta penggerak roda ekonomi lokal.

Tim DMT melakukan kegiatan monitoring ke petani aren yang dilaksanakan di tiga desa sekaligus, yakni Desa Bonto Lohe dan Desa Bonto Matene di Kecamatan Rilau Ale, dan Desa Sapobonto di Kecamatan Bulukumpa.

Baca Juga: Wajah Bulukumba dari petani gula aren: Menyemai kesadaran lingkungan di DAS Balantieng bersama Dana Mitra Tani

Pelestarian bambu petung

Ketua DMT Bulukumba, Sri Puswandi, bersama seorang petani aren memegang bambu petung/WartaBulukumba.Com

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan dan pendampingan komunitas penghasil gula aren melalui badan usaha koperasi untuk mendukung pemulihan dan perlindungan ekosistem DAS Balangtieng.

Program tersebut dijalankan oleh DMT dengan dukungan dari GEF SGP Indonesia, Yayasan Bina Usaha Lingkungan, Balang Institute, dan UNDP.

Monitoring tidak hanya fokus pada produksi gula aren, tapi juga pada pelestarian bambu petung—pohon yang menjulang tinggi dengan seribu manfaat.

Pada Kamis pagi, 25 April 2024, keramahan alam dan penduduk Desa Sapobonto, salah satu dari tiga desa, menyambut Tim DMT. Langkah kaki para petani dan tim DMT berpadu dalam ritme.

Baca Juga: Harmoni hijau dan manis di DAS Balangtieng: Kisah Dana Mitra Tani dan petani gula aren di Bulukumba

Pemulihan ekosistem DAS Balangtieng

Ketua DMT Bulukumba, Sri Puswandi bercengkerama dengan para petani aren di depan tungku pembuatan gula aren/WartaBulukumba.Com

Sri Puswandi, Ketua DMT, dengan antusias berbagi tentang pentingnya kegiatan ini.

Kegiatan ini adalah bagian dari program pengembangan dan pendampingan komunitas penghasil gula aren melalui badan usaha koperasi yang mendukung pemulihan dan perlindungan ekosistem DAS Balangtieng.

"Kami di sini untuk memastikan bahwa semua proses produksi berjalan sesuai dengan standar yang kami tetapkan, baik itu standar proses produksi maupun kualitas produk gula aren," ujar Wandi, sapaan akrabnya, kepada WartaBulukumba.Com pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Juga: DAS Balangtieng, para 'penjaga nektar bumi' dan Dana Mitra Tani Bulukumba

Dedikasinya tidak hanya pada peningkatan kualitas, tetapi juga pada pemeliharaan keseimbangan alam.

Perjalanan berlanjut ke kebun aren dan bambu petung yang berjejer di pinggiran sungai.

Bambu petung, dengan diameter batang mencapai 26 cm dan tinggi hingga 25 meter, tumbuh megah di tepi-tepi desa.

Jenis bambu ini, tidak hanya ekonomis tetapi juga memiliki nilai ekologis, sosial, dan budaya yang mendalam.

Saparuddin, seorang petani di Dusun Lempongnge, menunjukkan cara penyadapan nira yang tradisional. Menggunakan bambu petung sebagai wadah, ia berbagi pengalaman.

"Bambu ini tidak hanya kuat tapi juga alami, membuatnya sempurna untuk menampung air nira yang kami olah menjadi gula aren," ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahwa keterlibatan program DMT memberikan dampak yang luas. Tidak hanya meningkatkan kualitas hidup petani, tetapi juga membantu dalam pemeliharaan lingkungan.

"Program ini telah mengubah banyak aspek di komunitas kami, dari ekonomi hingga cara kami mengelola sumber daya alam," kata Saparuddin.

Mengakhiri kunjungan, angin sore yang berhembus lembut membawa pesan dari Bulukumba ke dunia luas.

Ini adalah seruas cerita tentang harapan, tentang pertumbuhan, dan tentang kelestarian—di mana daun bambu petung dan pohon aren yang menari mengingatkan kita pada kekuatan dan ketabahan yang tumbuh dari tanah Indonesia, salah satunya di Bulukumba.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler