Panorama pelosok Bulukumba sebelum El Nino menyapa: BMKG prediksi kemarau panjang hingga November

- 9 Oktober 2023, 18:37 WIB
Panorama pelosok Bulukumba sebelum kemarau menyapa
Panorama pelosok Bulukumba sebelum kemarau menyapa /Foto: Firman Djamal

WartaBulukumba.Com - Bulukumba sebelum dipeluk musim kemarau panjang adalah lanskap indah di mana-mana. Seperti terlihat dalam sebuah foto yang menggetarkan, sebuah rumah kebun milik petani berdiri anggun, terlihat bersahaja. Sungai dengan aliran air jernih melintang di depannya. Sebua jembatan bambu di atas sungai. Tampak cukup kokoh untuk menyeberangkan siapa pu. Pepohonan mengitarinya dengan hijau yang rimbun.

Ini adalah potret salah satu lekuk di pelosok Bulukumba sebelum kemarau menyapa, El Nino dan La Nina mendera, dan krisis air bersih membawa warga jauh mencari sumber air yang layak dikonsumsi. Panorama itu diabadikan oleh seorang tokoh pemuda di Desa Swatani, Kecamatan Rilau Ale, Firman Djamal, yang diunggahnya ke media sosial.

Akibat panas yang memuncak, ada aspal meleleh selama dua hari ini di Jalan Poros Bulukumba-Sinjai, tepatnya di Desa Bontomanai, Kecamatan Rilau Ale. Ban motor pengendara sampai lengket, menurut pengakuan beberapa warga yang melintas.

Baca Juga: Krisis air bersih di Bulukumba: Sungai dan sumur mengering di pelosok-pelosok

Sejumlah peristiwa kebakaran juga terjadi. Ratusan hektar sawah gagal panen. Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh Dinas Pertanian Bulukumba pada September, sekitar 981 hektar sawah mengalami kekeringan, sebuah angka yang sangat meningkat dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, di mana hanya 170 hektar yang terkena dampaknya. Para petani yang terlambat menanam padi menjadi yang paling terdampak.

Sementara itu, pemadaman listrik bergilir terjadi setiap hari. PLN Bulukumba dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa debit air berkurang sehingga dilakukan pemadaman bergilir di berbagai titik.

Tentu saja, padi yang telah terkena dampak kekeringan ini sulit untuk diselamatkan karena tidak ada lagi sumber air yang tersedia di sekitar sawah. Selama periode kemarau ini, debit air terus berkurang, membuat mesin pompa pun menjadi sulit digunakan karena ketersediaan air yang sangat terbatas.

Baca Juga: Sungai dan sumur mengering di Bulukumba: Sepotong kisah kemarau di Swatani

Dikutip dari Sulselprov.go.id, kemarau panjang yang melanda Sulsel diperkirakan akan berlangsung hingga Bulan November 2023 mendatang. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar, belum terdapat wilayah yang memasuki musim hujan 2023/2024 di Provinsi Sulsel.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x