Network
WartaBulukumba - Masamba yang luluh lantak dilanda musibah banjir bandang telah menelan cukup banyak korban.
Berbagai infrastruktur mengalami kerusakan parah. Warga Masamba sebagian besar masih berada di tempat pengungsian. Trauma berat pun belum pulih diderita anak-anak di Masamba.
Komunitas literasi yang beranggotakan sepuluh pelajar, Hamaika Project dari SMA 10 Bulukumba sedang menyusun agenda kembali bergerak ke Masamba. Padahal komunitas ini baru-baru ini berada di Masamba pada tanggal 20-21 Agustus 2020.
Fifi Sri Astika, juru bicara Hamaika, mengungkapkan, trauma anak-anak Masamba tidak bisa pulih sendirinya dengan kondisi Masamba yang belum membaik. Sehingga Hamaika Project pun kembali bergerak.
"Di sana banyak cerita memilukan. Tentang seorang ibu yang harus kehilangan putranya sedangkan putrinya telah berhari-hari menangis karena kehabisan susu. Ada anak yang kelaparan dan tawuran yang terjadi saat kami sedang bermain di malam hari. Satu hal yang sangat kami sayangkan yaitu tidak adanya petugas keamanan di daerah pengungsian yang terletak di daerah rawan tawuran. Kejadian seperti ini malah menambah ketakutan dan trauma anak-anak masamba," ungkap Fifi, saat ditemui di basecamp Hamaika, Kelurahan Palampang, Kamis 27 Agustus 2020.
Fifi menceritakan, betapa anak-anak Masamba kelihatan sangat berat melepas kepergian Hamaika Project.
"Sangat kelihatan, anak-anak di sana sangat butuh hiburan. Kami menghibur dan mencoba memulihkan semangat mereka. Kami sangat terharu mendengar keinginan mereka memberikan uang tabungannya kepada kami agar kami bisa ke sana lagi menghibur anak-anak di pengungsian," tuturnya.
Hamaika Project, komunitas literasi yang juga bergiat dalam aksi sosial ini sedang berjuang untuk kembali ke Masamba. Dengan tajuk aksi "Anak Masamba Bahagia, Masamba Bangkit Jilid 2".
