Innalillah, budayawan dan sastrawan Bulukumba Drs Muhannis tutup usia

- 8 Mei 2023, 17:37 WIB
Momen Muhannis (kemeja garis-garis) menyerahkan buku Hanua Sinjai kepada  Alfian Nawawi Pimred WartaBulukumba.com
Momen Muhannis (kemeja garis-garis) menyerahkan buku Hanua Sinjai kepada Alfian Nawawi Pimred WartaBulukumba.com /WartaBulukumba.com

Mulai menyukai dan belajar sastra daerah sejak kecil. Ia tertarik dengan keindahan bahasa tetua di kampungnya yang dia kira sama dengan puisi yang diajarkan oleh guru di sekolah, cuma berbeda bahasa.

Atas kecintaannya pada naskah kuno, Balai Arsip Nasional Makassar pernah memberikan Piagam Penghargaan pada dedikasinya menyelamatkan naskah-naskah kuno.

Karyanya selalu ditampilkan pada berbagai even dan pertunjukan. Di bidang lomba, menjadi juara lomba cipta puisi daerah se-Sulsel di UNHAS tiga tahun berturut-turut (2005, 2006 dan 2007). Karya-karya seni lainnya pernah dipentaskan di tingkat desa sampai internasional.

Baca Juga: Prof Dr Mattulada cendekiawan dan tokoh sastra nasional dari Bulukumba dengan karya-karya yang mendunia

Muhannis menyelesaikan pendidikan formalnya dimulai di SD 161 dan 164 Ara dan tamat 1972. SMPN 1 Bulukumba 1975. Masuk kelas 1 di SMAN 1 Bulukumba, kelas 2 di SMAN 1 Abepura Jayapura dan tamat di SMAN Bantaeng 1979. Kuliah S1 di IKIP Makassar Jurusan Bahasa Jerman dan selesai 1985.

Pada 2003 mendapat Stipendium atau beasiswa dari Pemerintah Republik Federal Jerman untuk mengikuti Deutsefortbildungskurs di Goethe Institut Munchen Jerman. Pada 1-30 Agustus 2011 kembali diundang ke Jerman untuk mengikuti seminar kebahasaaan dan metodik serta Landeskunde di Universitas Gottingen.

Muhannis dikukuhkan oleh Goethe Institut Jakarta sebagai Instruktur Bahasa Jerman di Indonesia. Sekaligus sebagai Ketua Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) Cabang Bawakaraeng Sulawesi Selatan serta beberapa organisasi lainnya.

Baca Juga: Innalillah, penulis dan budayawan Bulukumba Muhammad Arief Saenong tutup usia

Muhannis juga gemar menulis puisi dalam bahasa daerah dan bahasa Jerman.

Kepada Alfian Nawawi yang mewawancarainya pada tahun 2013 silam, Muhannis mengisahkan, dia dan dua rekannya, Sakkaruddin dan Demmanyimba, ‘menggeledah’ kampung, menelusuri dan mencari naskah-naskah kuno yang masih tersisa.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x