Apakah boleh membayar utang puasa Ramadhan digabung dengan puasa Syawal?

- 21 April 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi - Apakah boleh membayar utang puasa Ramadhan digabung dengan puasa Syawal?
Ilustrasi - Apakah boleh membayar utang puasa Ramadhan digabung dengan puasa Syawal? /pixabay/

WartaBulukumba - Dua filosof ternama dunia, Socrates dan Plato, pernah membuktikan bahwa puasa dapat menjaga vitalitas pikiran dan mencerdaskan otak.

Alexis Carrel, peraih Nobel di bidang kesehatan pada tahun 1912 dalam bukunya yang berjudul "Man The Unknown", menygungkapkan bahwa puasa memiliki efek dahsyat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Ilmuwan lainnya, Allan Cott, M.D., seorang ahli biologi dari Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul "Why Fasting?" mengatakan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan fisik sekaligus psikis.

Baca Juga: Inilah berbagai kedahsyatan puasa menurut para ilmuwan, salah satunya memperlambat proses penuaan

Sementara itu, Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat Fultonia di Amerika Serikat, mengemukakan bahwa puasa adaiah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara alami. 

Utang Puasa Ramadhan di Bulan Syawal

Jika memang memiliki utang puasa Ramadhan namun ingin berpuasa syawal terlebih dahulu tentu tidak apa-apa, dengan catatan di kemudian hari utang puasa Ramadhan harus tetap dibayar.

Puasa syawal ini memang sunnah tapi dianjurkan untuk dilakukan dengan tujuan menyempurnakan amalan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Melaksanakan puasa Asyura dan puasa Tasua di bulan Muharram bisa mendapatkan pahala berlipat ganda

Mengutip laman mui.or.id, ada tiga cara yang bisa dilakukan berdasarkan pandangan ulama yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa perbedaan ulama adalah rahmat bagi kita umatnya. Kita dapat memilih salah satu di antaranya.

Pertama, qadha puasa lebih utama didahulukan daripada puasa Syawal, sebab amalan sunah tidak akan diterima jika amalan wajib belum ditunaikan. Bagi mereka yang kuat berpuasa dan tidak punya halangan syar’i seperti sakit, musafir atau haid sebaiknya melakukan pandangan pertama ini.

Kedua, boleh mendahulukan Syawal daripada qadha Puasa. Sebab sekalipun puasa qadha hukumnya wajib, namun dari segi waktu sifatnya muwassa’ (fleksibel) hingga Ramadhan berikutnya.

Baca Juga: Puasa Muharram salah satu rahasia kesuksesan

Sementara puasa Syawal sifatnya mudhayyaq (terbatas) di Bulan Syawal saja. Bagi mereka yang khawatir pada dirinya ada halangan Syar’I seperti musafir, haid, sakit, atau bahkan pekerjaan berat, sementara ia tidak mau menggabungkannya, maka boleh mendahulukan puasa Syawal daripada puasa qadha.

Ketiga, boleh menggabungkan niat dua puasa yang nilai hukumnya berbeda yakni wajib dan sunah. Jadi puasa Syawal diikutkan dalam niat puasa Qadha. Artinya puasa qadha dilakukan di bulan Syawal dengan mengharap pahala bulan Syawal sebagaimana yang tersebut dalam Hadis tentang keutamaan Bulan Syawal. Pendapat ini bagi mereka yang memang biasanya berpuasa amat sulit dilakukan karena berbagai faktor.***

 

 

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x