Ia menuturkan, sejak bulan Ramadhan lalu, idenya terbetik untuk membuka usaha camilan.
Pikirannya langsung menuju camilan yang sering menjadi oleh-oleh khas dari Kabupaten Bulukumba, yakni jagung marning.
Baca Juga: Messi resmi menjadi 'pengangguran kaya raya', Presiden Barcelona intens melobi ayah La Pulga
Akhirnya dia mengemas idenya ke dalam bentuk usaha pembuatan jagung marning dan kacang.
Nama Barakka untuk brand usahanya dipilih Yuli dengan harapan agar usaha yang dijalaninya 'mabarakka' atau berkah serta pembelinya juga mendapatkan berkah.
“Alhamdulillah, saat ini sudah dikenal banyak orang, bahkan sudah dijual di toko. Saya memilih produk ini karena memang pembuatannya tergolong mudah, jadi saya bisa mengerjakanya setelah kegiatan-kegiatan pendampingan di desa telah selesai," tutur Yuli.
Baca Juga: Tak ada kompromi dengan Covid-19, Kim Jong-un pecat beberapa petinggi Korea Utara
Bahkan jika kebetulan ada kegiatan di siang hari, Yuli biasanya mengemas camilan ini lalu berangkat berkeliling di tiga desa dampingannya.
“Usaha ini sengaja saya rintis karena saya sadar bahwa menjadi pendamping desa itu ada batasnya, ada masa berlakunya," imbuh Yuli sambil tertawa.
Kami sama-sama tertawa renyah, seperti renyahnya kacang dan jagung buatan Yuli.