Pesona wisata hutan bakau di Bulukumba: Menjelajahi Mangrove Luppung Manyampa

- 28 Juni 2024, 09:31 WIB
Hutan bakau di pesisir Desa Manyampa, Kabupaten Bulukumba
Hutan bakau di pesisir Desa Manyampa, Kabupaten Bulukumba /WartaBulukumba.com/Muhlis

WartaBulukumba - Di sudut sunyi Desa Manyampa, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, sebuah hutan bakau terhampar. Tak hanya menjadi tempat bernaung, tetapi juga menjadi kanvas hidup yang melukiskan keajaiban alam.

Di sinilah, di Mangrove Luppung Manyampa, para penjelajah bisa menemukan kedamaian dan keindahan yang sukar diungkapkan dengan kata-kata.

Seperti sebuah oase di tengah gurun, hutan bakau ini menawarkan ketenangan yang hanya bisa dirasakan oleh hati yang terbuka.

Baca Juga: Destinasi wisata alam recommended di Bulukumba: Menjangkau matahari senja di Bulupadido

Pohon-pohon bakau yang menjulang tinggi bagaikan prajurit gagah berani yang menjaga rahasia alam semesta, menciptakan lanskap yang mempesona dalam balutan hijau yang rimbun.

Mereka adalah simbol harapan dalam gelap, sebuah lukisan alam yang memukau di bawah langit biru, tempat di mana cahaya dan bayangan saling berkejaran dalam harmoni sempurna.

Menjelajahi Mangrove Luppung adalah sebuah perjalanan spiritual. Anda bisa menyusuri jalur berkelok dengan langkah penuh rasa syukur atau naik perahu kayu tradisional yang mengayuh tenang di atas air.

Baca Juga: Sejarah Bulukumba: Memoar pasir putih di ujung selatan Sulawesi sebelum dikenal sebagai Pantai Tanjung Bira

Setiap langkah yang terhenti di akar-akar mangrove yang meliuk, seolah mengajak kita berhenti sejenak, menenggelamkan diri dalam keajaiban yang terbentang di depan mata.

Kicauan merdu burung-burung bakau menjadi nyanyian alam yang mengalun di udara, memahat irama ketenangan yang menyejukkan jiwa.

Namun, keindahan Mangrove Luppung tak sekadar terlihat. Di balik panorama memikat ini, terdapat para penjaga alam yang bijaksana.

Baca Juga: Sekeping surga di timur Bulukumba: Pantai Bara, bukan destinasi liburan biasa

Mereka adalah para pemandu dan pengelola yang dengan tangan lembut menjaga kelestarian ekosistem bakau ini. Seperti penyair yang merangkai kata, mereka menyampaikan pengetahuan dan kebijaksanaan tentang ekosistem mangrove dengan penuh kasih sayang.

Para pemandu wisata ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menyulap setiap kunjungan menjadi pelajaran berharga tentang kehidupan yang rapuh namun indah.

Mereka adalah maestro dalam sebuah simfoni pengetahuan dan kesadaran, mengisi hati para pengunjung dengan kepedulian yang mendalam.

Di tangan mereka, setiap informasi menjadi nada yang menyentuh, setiap pengetahuan menjadi melodi yang menggugah.

Mereka mengajak kita untuk peduli, untuk menghargai setiap elemen kecil di hutan bakau ini, dan untuk mengakui keajaiban yang sering kali terabaikan dalam hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Pesona Kuliner

Dan pengalaman di Mangrove Luppung tidak berhenti di situ. Kelezatan seafood yang memanjakan lidah juga menjadi daya tarik yang sulit untuk dilewatkan.

Restoran-restoran di sekitar hutan bakau menawarkan hidangan segar seperti kepiting, udang, cumi-cumi, dan ikan yang diracik dengan cita rasa autentik khas laut. Dalam setiap gigitan, para tamu dimanjakan dengan panorama menakjubkan, membuat setiap kunjungan menjadi perayaan bagi semua indera.

Dari pusat Kota Bulukumba, perjalanan ke Desa Manyampa hanya sekitar 20 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Namun, jarak itu hanyalah awal dari sebuah petualangan yang akan terukir dalam ingatan.

Mangrove Luppung Manyampa bukan sekadar destinasi, ia adalah pengalaman yang mengajarkan kita untuk merasakan, menghargai, dan melindungi keindahan alam yang tak ternilai. Di sini, di tengah hutan bakau yang mempesona, kita menemukan surga yang memenuhi semua indera dengan sejuta kenikmatan dan kedamaian yang ditawarkan.***(Israwaty Samad)

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah