Network
WartaBulukumba.Com - Di bawah cahaya pagi hingga senja, Telaga Biru Ere Manerang seolah sekeping surga tersembunyi di salah satu lekuk Bulukumba, memesona dengan suasana damai dan keasrian yang membelai hati.
Wisata Bulukumba yang juga salah satu rekomendasi wisata akhir tahun ini terletak di kawasan Tanah Beru menuju Kampung Subba, Kelurahan Benjala, Telaga Biru Ere Manerang, mengundang decak kagum. Keindahan dan suasananya tak sekadar terletak pada nama yang dipanggil, melainkan pada cinta alam yang disuguhkannya.
Sinar mentari pertama menembus pepohonan, menyoroti tepian telaga berwarna biru. Hijau daun pepohonan dan biru cerah langit memainkan harmoni tak terduga, menciptakan lanskap yang memikat hati dan pikiran.
Baca Juga: Pantai Bira bukan satu-satunya wisata pantai di Bulukumba: Masih ada 7 'serpihan surga' lainnya
Penawar kepenatan dari rutinitas
Bagi mereka yang ingin merenung dan melahirkan ide-ide kreatif, Telaga Biru Ere Manerang menjelma sebagai kanvas sempurna.
Telaga ini bukan hanya sekadar destinasi wisata biasa. Ia adalah penawar bagi kepenatan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Di sini, waktu melambat dan perasaan dibiarkan mengalir dalam pelukan kedamaian. Berkeliling Telaga Biru seolah membawa jiwa menjelajahi sebuah surga tersembunyi di pulau timur Indonesia.
Saat langit pagi memancarkan keindahannya, beberapa pelapak mulai mempersiapkan jualannya, menyuguhkan aneka rupa kebudayaan lokal di bawah rimbunnya pohon kelapa. Di tepian telaga, perahu-perahu bersandar dengan anggun, siap menawarkan pengalaman eksplorasi yang tak terlupakan.
Para wisatawan dari berbagai penjuru dunia dengan penuh antusias menikmati perahu-perahu tradisional. Tak kurang pula yang memilih menikmati terik pagi dengan berjemur, meresapi sinar matahari yang hangat.
Spot-spot fotogenik tak luput dari perhatian pengunjung. Miniatur perahu Pinisi, ikon budaya maritim Sulawesi Selatan, menjadi daya tarik tersendiri. Sementara payung-payung berderet membingkai jalur menuju perahu, menambah pesona estetik di setiap sudut Telaga Biru.
Lengkungan jalan dari Tanah Beru menuju Kampung Subba membuka tirai keindahan alam yang tak terduga. Ere Manerang, sebagaimana sebutan lokalnya, hadir dalam kedamaian nan memikat. Lokasinya yang strategis, hanya berjarak sekitar 300 meter dari jalan Poros Bulukumba menuju Tanjung Bira, menjadi nilai tambah yang tak terhingga.
Baca Juga: Desa di Bulukumba ini adalah 'serpihan surga' yang jatuh di Sulawesi Selatan
Fasilitas buat pengunjung
Untuk memasuki Telaga Biru, pengunjung cukup mengeluarkan sejumlah retribusi yang terjangkau. Hanya dengan Rp7000 untuk kendaraan beroda dua dan Rp15000 untuk kendaraan beroda empat, keindahan luar biasa Telaga Biru dapat dinikmati.
Ketika kaki memasuki airnya yang jernih, biru itu tak lagi sekadar warna. Telaga memancarkan keasrian yang memikat, dengan tanaman air yang menghuni dasarnya, memberikan sentuhan alami.
Di tepian, sekelompok pengunjung duduk dalam kesunyian, bersama serumpun teratai yang mempersembahkan nuansa hijau nan memesona di ujung telaga. Perahu-perahu yang tersedia dengan fasilitas life jacket atau pelampung memastikan keselamatan pengunjung yang hendak menjelajahi telaga.
Dengan biaya sekitar Rp30000, pengunjung dapat menikmati pengalaman 'pelayaran' yang tak terlupakan. Tak heran jika mereka betah berlama-lama, menikmati panorama Telaga Biru dari atas perahu Pinisi, sambil menjadikan momen-momen istimewa sebagai kenang-kenangan abadi.
Telaga Biru Ere Manerang bukan sekadar destinasi wisata biasa. Ia adalah lembaran cerita alam yang tak terlupakan, surga kecil yang damai yang menawarkan keajaiban. Begitu banyak cerita yang terpatri di setiap sudutnya, menjadikannya sebagai tempat yang tak boleh dilewatkan bagi para pencinta alam dan petualang sejati.
Telaga Biru Ere Manerang, sebuah nama, sebuah cerita, dan sebuah petualangan tak terlupakan.***(Israwaty Samad)
