Menapaki Tandabaca: Geliat ekowisata dan edu tourism Bulukumba 900 meter di atas permukaan laut

11 Juni 2023, 08:15 WIB
Menapaki Tandabaca: Geliat ekowisata dan edu tourism Bulukumba 900 meter di atas permukaan laut /Dok. Mas Guppi Kindang

WartaBulukumba - Jika ingin bertemu kabut, maka sangat mudah menjumpainya di sini. Berada di atas ketinggian 900 mdpl tentu terasa impas untuk liburan ataupun sekadar berminat menenangkan pikiran. Dan Bulukumba memiliki Tandabaca.

Menemui Tandabaca berarti harus tiba pada 'seserpih surga yang diletakkan' di Dusun Sapayya,  bagian eksotis di Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2019, seorang pemuda bernama Irhyl R. Makkatutu, seorang penulis asal Kindang,  mengakhiri kegelisahannya dengan mengembangkan potensi wisata desa ini.

Baca Juga: Menjelajahi pesona hutan bakau di Bulukumba: Wisata Mangrove Luppung Manyampa

Dia penggagas tempat ini yang kemudian diberinya nama Tandabaca.

Penuturan Irhyl, filosofi dan makna Tandabaca adalah tanda baca dalam kehidupan kita, baik itu titik, koma, atau tanda baca lainnya yang memberikan ruang bagi refleksi, apakah itu hanya perlu jeda sejenak atau bahkan berhenti sejenak.

Ekowisata

Di Tandabaca, perlahan mulai tumbuh gelat ekowisata, roda penggerak dan sumber pendapatan UMKM di wilayah yang kaya dengan cengkeh, kopi, dan porang yang saat ini menjadi komoditas andalan masyarakat Desa Kindang.

"Tandabaca dirancang sebagai ruang publik yang memberikan tempat untuk istirahat dan merenung dari kegelisahan dan kesibukan sehari-hari. Selain menawarkan pemandangan alam yang indah dan udara segar pedesaan, Tandabaca juga menawarkan perpustakaan alam yang dipenuhi dengan buku-buku," tutur Irhyl kepada WartaBulukumba.com pada Ahad, 11 Juni 2023.

Baca Juga: Sepotong surga tersembunyi di Kabupaten Bulukumba: Pesona hutan bakau Luppung Manyampa

Tak hanya pohon cengkeh dan kopi yang menjadi daya tarik, jika melirik ke sebelah kanan, kita akan disuguhkan pemandangan sawah dengan pematang bertumpuk yang eksotis.

Pemandangan sawah ini menjadi semakin memesona ketika berada di atas rumah pohon yang bernama Binara Cinta Kaisah Ayatulauni. Pengunjung dapat menikmati pengalaman membaca di alam terbuka yang akan meninggalkan kenangan tak terlupakan.

Angin sepoi yang lembut akan menemani mereka saat merenung dan menikmati buku-buku yang tersedia. Selain itu, di Tandabaca juga terdapat berbagai jajanan tradisional yang dapat dibeli dengan menggunakan sampah daur ulang sebagai pembayaran, sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Baca Juga: Buhung Labbua di Bontotiro Bulukumba: Mata air abadi dari tongkat Dato ri Tiro

Nama Tandabaca dipilih dengan alasan pribadi yang merujuk pada makna tanda baca sebagai penanda untuk berhenti sejenak saat membaca. Tempat ini bukan hanya menjadi ruang hentian dalam membaca, tetapi juga menjadi pengingat agar hidup tidak menjadi rakus.

Tandabaca juga memiliki makna universal dalam bahasa Indonesia, di mana tidak ada padanan kata yang tepat untuk menggambarkan henti membaca atau menulis.

Akses menuju Tandabaca sangat mudah dijangkau meskipun berada di atas bukit. Pengunjung dapat mengikuti papan penunjuk bertuliskan "Tandabaca" yang terletak di pinggir jalan. Dari tempat parkir, pengunjung hanya perlu berjalan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke atas bukit untuk mencapai lokasi Tandabaca.

Pengembangan Tandabaca juga memiliki tujuan untuk memberikan tempat dan ruang edukasi bagi anak-anak sekolah dan masyarakat setempat.

Baca Juga: Memburu Matahari dan direngkuh tangan alam di Bulupadido Bulukumba

Tempat ini juga diharapkan dapat menjadi pendorong ekonomi masyarakat dengan mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar Tandabaca. Selain itu, pengunjung juga dapat berkenalan dengan komoditas andalan Desa Kindang seperti pohon cengkeh, kopi, dan porang.

Meskipun Tandabaca masih dalam tahap pengembangan, tempat ini telah menyediakan fasilitas panggung, WC, dan listrik untuk kenyamanan pengunjung.

Edu Tourism

Suasana anak-anak membaca buku di Tandabaca Dok. Tandabaca

Di Tandabaca sangat cocok pula sebagai area berkemah dan wisata pendidikan atau wisata edukasi, bisa juga disebut edu tourism.

Baca Juga: Menengok cahaya Islam pertama kali berpendar di Bulukumba melalui masjid tertua di selatan Sulsel

Perjalanan eduwisata dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga terdapat aktivitas edukasi atau pendidikan di dalamnya. Ada banyak kegiatan wisata edukasi yang bisa di lakukan khususnya bagi anak-anak yang masih membutuh pembelajaran akan dunia luar.

Edu tourism tidak sekadar berwisata, tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi wisatawan. Wisata edukasi sebuah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh institusi pendidikan, seperti sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnya.

Menilik suasana, alam, dan faktor sosial dan budaya di sekitarnya, Tandabaca begitu representatif bagi wisata pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas peserta kegiatan wisata. 

Baca Juga: Rekomendasi wisata sejarah di Kabupaten Bulukumba: Gua Passea, 'penderitaan sekaligus keindahan'

Rumah Pohon Binara Cinta Kaisah Ayatulauni

Ada sebuah rumah pohon yang begitu ikonik di Tandabaca. Rumah pohon ini dinamai Binara Cinta Kaisah Ayatulauni, sebuah persembahan cinta, doa, dan ingatan kepada ponakan pertama Irhyl R. Makkatutu, yang kini berjalan duluan pada keabadian.

Rumah Pohon Binara Cinta Kaisah Ayatulauni /Dok. Tandabaca

Jika kita berada di atas rumah pohon ini, kita bisa mengintip keindahan Bulukumba dari ketinggian sambil merengkuh udara yang dingin, menghirup angin yang menari, dan menangkap pemandangan indah.

Baca Juga: Paling hits di Bulukumba: Rekomendasi 10 tempat wisata pantai, tebing batu, pulau, gunung hingga mangrove

Di rumah pohon ini, kita bisa menikmati sensasi menyeruput kopi dan sarabba. Pengunjung juga bisa mengetes suara, membawakan lagu kesukaan, dapat pula camp, menikmati gigil malam, melakukan hal-hal baik apa saja di Tandabaca,

Binara Cinta Kaisah Ayatulauniidi puncak bukit, dengan atap yang terbuat dari rumbia melindunginya dari guyuran hujan. Tiang-tiangnya, terbuat dari kayu yang kuat.

Rumah pohon ini memiliki dua lantai, dengan dua tangga kayu, membawa pengunjung menuju lantai pertama dan kedua. Sebatang pohon raksasa berdiri sebagai tiang utama.

Hampir setiap hari di rumah pohon ini anak-anak datang dengan wajah bersemangat. Di sini mereka bisa membaca buku-buku yang disediakan.

Baca Juga: Rekomendasi wisata alam pegunungan di Bulukumba: Air Terjun Gamaccayya

Di antara dedaunan hijau, anak-anak itu tenggelam dalam dunia khayal yang ditawarkan oleh buku-buku bacaan. 

Di atas rumah pohon ini, anak-anak menemukan dunia yang tak terbatas, di mana petualangan melompat dari halaman-halaman buku ke kehidupan nyata mereka.

Tandabaca, sungguh, menyimpan banyak geliat yang belum banyak terungkap.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler