Direktur Jenderal ESDM beberkan Amazon akan bangun pusat data di Indonesia

4 Maret 2021, 22:12 WIB
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa (kiri) saat memaparkan potensi energi baru dan terbarukan Indonesia dalam diskusi webminar bertajuk Sustainability in The Digital Age yang dipantau di Jakarta, Kamis (4/3/2021)* /Sugiharto purnama/ANTARA

 

WartaBulukumba - Amazon sebagai salah satu perusahaan teknologi Big Four bersama dengan GoogleApple, dan Facebook, dikenal sebagai pasar e-commerce terbesar di dunia. Perusahaan ini bersaing di kalangan industri yang mapan inovasi teknologi.

Melihat peluang bisnis pusat data yang sangat besar di Indonesia tak hanya berdampak bagi sektor teknologi dan ekonomi, tetapi juga berdampak baik bagi lingkungan melalui peningkatan bauran energi. Direktur Jenderal Energi Baru beberkan informasi bahwa perusahaan besar ini akan membangun pusat data di Indonesia.

"Amazon akan membangun pusat data di Indonesia. Inisiatifnya sangat menarik bagaimana memastikan penyediaan energi yang bersih," tuturnya.

Baca Juga: Riset UGM: Isu virus varian baru, B117 kebal vaksin tidak benar

Sementara menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, Amazon salah satu perusahaan yang berinvestasi pada proyek energi terbarukan.

"Google malah punya perusahaan khusus yang berinvestasi pada proyek-proyek energi terbarukan, Amazon juga begitu. Mereka punya target untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan," ujarnya dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Kamis 4 Maret 2021.

Merujuk data International Energy Agency (IEA), permintaan listrik pusat data di seluruh dunia pada 2019 sekitar 200 TeraWatt hours (TWH), atau sekitar 0,8 persen dari permintaan listrik dunia.

Baca Juga: Pembangunan Masjid 99 Kubah terbengkalai, lemparan aduan mengenai Pemkot Makassar

"Konsumsi energi (pusat data) relatif stagnan sejak 2015 sampai sekarang meski trafic internet naik dua kali lipat dan load data center naik dua kali lipat. Pusat data sangat didorong untuk bisa melakukan esiensi energi," kata Fabby Tumiwa.

Bisnis pusat data mengedepankan dua aspek, yaitu efisiensi energi dan pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan. Kedua hal ini berkaitan erat dengan transisi energi fosil ke energi hijau yang gencar dilakukan oleh Indonesia.

Dadan Kusdiana menegaskan pemerintah akan mendorong peningkatan kapastitas energi baru dan terbarukan sebesar lima persen pada tahun ini, atau setara 978 MegaWatt (MW).

Baca Juga: Pemda digenjot membuka keran-keran aduan

Merujuk laporan Kementerian ESDM, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia pada tahun 2020 tercatat berjumlah 10.467 MW yang terdiri atas 3,6 MW tenaga hybrid, 154,3 MW tenaga angin, 153,8 MW tenaga surya, 1.903,5 MW tenaga bio, 2.130,7 MW tenaga panas bumi, dan 6.121 MW tenaga air.

Seperti diketahui, Indonesia telah memiliki dua target besar, yaitu target bauran energi hijau sebesar 23 persen di tahun 2025 melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan target penurunan emisi sebesar 29 persen dari baseline di tahun 2030 sesuai target Paris Agreement.

Pengembangan potensi energi hijau saat ini didasarkan kepada target-target tersebut, tidak hanya berdasarkan total potensi yang ada.

Baca Juga: Rakyat Malaysia daftar vaksinasi melalui aplikasi MySejahtera

Tujuannya untuk selaraskan aspek-aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam pembangunan, sehingga tidak ada trade off terhadap satu aspek tertentu yang justru kontraproduktif terhadap tujuan pembangunan.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: AntaraNews

Tags

Terkini

Terpopuler