Mengintip persiapan SalassaExpo 2024 di Bulukumba: Bambu-bambu bakal gapura dengan filosofi eppa sulapa

- 15 Juni 2024, 22:44 WIB
Kesibukan para petani di Desa Salassae bersama Ketua DMT Bulukumba, Sri Puswandi, menebang bambu untuk dijadikan gapura SalassaExpo 2024.
Kesibukan para petani di Desa Salassae bersama Ketua DMT Bulukumba, Sri Puswandi, menebang bambu untuk dijadikan gapura SalassaExpo 2024. /WartaBulukumba.Com

Walasuji atau baruga, yang dihiasi dengan motif segi empat berbentuk belah ketupat, merupakan elemen yang sudah akrab dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar. Motif ini dapat ditemukan dalam berbagai struktur, seperti baruga, dan pallawa atau pagar yang digunakan dalam acara pernikahan atau upacara adat lainnya.

Bentuk segi empat pada walasuji ini berakar pada filosofi budaya Bugis-Makassar yang memandang alam semesta sebagai "eppa sulapa" walasuji, atau segi empat belah ketupat.

Baca Juga: Meraba sisi lain wajah Bulukumba: 'Balangtieng Memanggil' di SalassaExpo 2024

Filosofi Eppa Sulapa

Sulapa eppa, yang berarti empat sisi, adalah simbol mistis dalam kepercayaan klasik Bugis-Makassar yang mewakili susunan alam semesta: api, air, angin, dan tanah. Filosofi ini menggambarkan keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan dan alam.

Saat ini, walasuji tidak hanya digunakan untuk acara-acara adat, tetapi juga telah menjadi gerbang permanen yang menghiasi rumah-rumah keturunan bangsawan lokal. Beberapa keluarga yang pernah menggelar pernikahan bahkan membiarkan walasuji ini tetap berdiri dengan megah dalam waktu yang lama, meskipun secara tradisional seharusnya hanya digunakan hingga maksimal 40 hari setelah pernikahan atau pesta adat.

Keberadaan walasuji yang bertahan lama ini mencerminkan keabadian dan penghormatan mendalam terhadap tradisi dan leluhur mereka.

Dalam bayangan Sri Puswandi, SalassaeExpo2024 bukan hanya sebuah pameran, tetapi sebuah perayaan identitas desa, cerminan kerja keras dan persatuan masyarakatnya.

Expo ini diharapkan menjadi panggung bagi desa untuk menunjukkan kepada dunia produk unggulan mereka, mulai dari kerajinan tangan hingga hasil pertanian. Gerbang walasuji akan menjadi penanda pintu gerbang menuju dunia baru, di mana tradisi dan modernitas berjalan beriringan.

Proses penebangan bambu ini bukan tanpa tantangan. Bambu harus dipotong dengan hati-hati agar tidak merusak struktur dan seratnya. Setiap batang diperlakukan dengan hormat, karena mereka tahu bahwa setiap serat bambu adalah bagian dari jalinan sejarah dan masa depan.

Ketika bambu tumbang satu per satu, ada perasaan campur aduk antara kelelahan dan kegembiraan, karena mereka tahu bahwa setiap potongan yang diambil adalah langkah menuju keberhasilan.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah