Menyingkap Bulukumba dari rumah panggung: Makna dan filosofi rumah khas Bugis Makassar

- 9 Juni 2023, 14:01 WIB
Ilustrasi sebuah rumah warga Bulukumba yang masih tetap mempertahankan bentuk asli dan kearifan lokal
Ilustrasi sebuah rumah warga Bulukumba yang masih tetap mempertahankan bentuk asli dan kearifan lokal /WartaBulukumba.com/Muhlis

WartaBulukumba - Di sekitarnya ada hamparan sawah, sebuah rumah adat Bugis Makassar yang memikat. Diselubungi warna cokelat yang hangat, rumah di salah satu sudut Bulukumba itu seolah menyatu dengan alam sekitarnya.

Bunga-bunga hias beraneka warna, dengan kelopak yang merekah, menari-nari di sekitar rumah. Sawah yang menghampar dengan warna hijau yang menyegarkan, melambangkan kesuburan dan kedamaian. Rumah warga Bulukumba ini dijepret oleh jurnalis WartaBulukumba.com, Muhlis Uno pada pekan lalu.

Arsitektur rumah adat Bugis Makassar begitu megah, baik bentuk maupun filosofi. JIka Anda ingin menyaksikan rumah-rumah panggung yang masih mempertahankan kearifan lokal Bugis Makassar, maka Kabupaten Bulukumba adalah salah satu daerah yang tepat.

Baca Juga: 'Akustik Sungai' di Bulukumba juga punya agenda membersihkan Sungai Bijawang hingga nobar PSM vs Bali United

Atap segitiga mengepakkan sayapnya ke langit, menghadirkan harmoni antara manusia dan kosmos. Setiap goresan kayu dan anyaman bambu terpahat dengan cerita leluhur yang berdentang dalam angin.

Ruang-ruang yang dalam dan ruang terbuka yang menghanyutkan mengajak jiwa menjelajahi rahasia masa lalu.

Bugis dan Makassar sering digabungkan karena kesamaan budaya antara keduanya. Begitu juga dengan rumah adat dan ritual-ritual yang berkenaan dengan rumah.

Baca Juga: 'Akustik Sungai' di bantaran Bijawang Bulukumba: Membebaskan sungai dari penindasan sampah

Jenis Rumah Panggung 

Menukil laman rumah.com, rmah panggung kayu dibagi menjadi dua jenis berdasarkan status sosial orang yang tinggal di rumah orang Bugis Makassar.

Rumah Saoraja (Sallasa) adalah rumah besar yang merupakan tempat tinggal keturunan raja atau kaum bangsawan, sedangkan rumah yang ditempati oleh masyarakat biasa disebut Bola.

Salah satu ciri khas rumah adat Sulawesi Selatan suku Bugis adalah terdapat banyak kamar dengan aneka macam fungsinya.

Baca Juga: Melodi kesadaran: Mengalirkan pesan bersama melalui 'Akustik Sungai' Bijawang Bulukumba

Rumah Balla Lampoa, khas suku Makassar, dirancang dengan konsep rumah panggung yang memikat. Salah satu ciri khasnya adalah puncak atap berbentuk segitiga yang disebut Timbaksela. Timbaksela ini memiliki makna sosial yang mendalam bagi pemilik Balla.

Jika Timbaksela tidak terdiri dari susunan, maka pemilik rumah dianggap sebagai rakyat biasa. Namun, jika terdiri dari tiga atau lebih susunan, seperti lima susunan, itu menandakan bahwa pemilik rumah adalah bangsawan yang menjabat di pemerintahan setempat.

Selain itu, rumah adat Balla memiliki dua jenis tangga, yaitu sapana dan tukak, yang berbeda dalam jumlah anak tangga dan bahan yang digunakan. Tangga sapana terbuat dari anyaman bambu dengan tiga anak tangga lebih, sementara tangga tukak terbuat dari kayu dan digunakan oleh rakyat biasa.

Baca Juga: In memoriam sastrawan Bulukumba Mochtar Pabottingi dan karyanya dalam ulasan Mahrus Andis

Makna Filosofis 

Menakik laman Gramedia.com, rumah adat suku Bugis Makassar di Sulawesi Selatan juga mengandung makna filosofis yang mendalam, antara lain:

Boting langit

Boting langit merupakan bagian atap rumah yang memiliki rongga. Ini melambangkan pernikahan di dunia spiritual, yang dilakukan oleh We Tenriabeng, saudara kembar Sawerigading, permaisuri Remmang ri Langi atau yang dikenal sebagai Hulontalangi, raja pertama Gorontalo.

Ale kawaq

Elemen ini merupakan bagian tengah rumah yang melambangkan kondisi bumi.

Buri liy

Bagian ini berada di bawah rumah yang mewakili dunia bawah tanah dan laut. Tempat ini digunakan untuk memelihara hewan ternak.

Melalui rumah adat yang indah dan bersejarah ini, suku-suku di Sulawesi mempertahankan dan mewariskan makna filosofis yang dalam kepada generasi selanjutnya. Rumah adat menjadi simbol kebudayaan dan identitas yang bernilai tinggi dalam kekayaan budaya Indonesia.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x