Asal muasal Pinisi Bulukumba dalam cerita rakyat 'Sawerigading'

- 4 Januari 2023, 09:00 WIB
Perahu Pinisi Bulukumba.
Perahu Pinisi Bulukumba. /PRFMNews

Atas saran Wetenri Abeng, diadakanlah upacara besar-besaraan, dipimpin Iangsung oleh nenek Sawerigading, seorang sakti mandraguna.

Baca Juga: Muhammad Arief Saenong dan mimpi tentang museum Pinisi di Bulukumba

Namun, tatkala pohon bertuah itu rubuh, pohon welengrenge langsung masuk ke perut bumi membawa serta nenek Sawerigading.

Anehnya, sesat kemudian muncul sebuah parahu, bagai muncul dari perut bumi, megah dan indah. Maka berlayarlah Sawerigading denga perahu ajaib itu menuju negeri Tiongkok.

Sebelum Sawerigading berlayar, sempat dia mengucapkan sumpah bahwa dia tidak akan pulang ke tanah Luwu, kecuali bila tulangnya dibawa tikus.

Baca Juga: Harga satu buah perahu Pinisi Bulukumba bisa capai Rp15 miliar

Singkat cerita, Sawerigading pun berhasil mempersunting Puteri We Cudai dari Tiongkok . Namun setelah sekian lamanya dia tinggal di negeri Tiongkok timbul juga rasa rindu ke tanah kelahirannya. Suatu ketika akhirnya ia memutuskan  berlayar kembali ke tanah Luwu.

Rupanya dia lupa akan sumpahnya, dan dia kembali berlayar pulang dengan perahu Walengrenge dulu. Dewata menjadi murka, menjelang perahu mendekat ke pantai Luwu, tiba-tiba perahunya pecah menjadi beberapa bagian.

Pecahan perahunya terdampar di tiga tempat di Bulukumba, yaitu seluruh papan lambung perahu terdampar di Ara. Tali temali dan layarnya terdampar di Bira.

Sedangkan lunas yang ada pada haluan sampai buritan terhempas di Lemo-lemo.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x