Pameran tunggal seniman muda Bulukumba pukau pengunjung di Joning Art Space Yogyakarta

- 6 November 2022, 19:08 WIB
Pameran tunggal seniman muda Bulukumba pukau pengunjung di Joning Art Space Yogyakarta
Pameran tunggal seniman muda Bulukumba pukau pengunjung di Joning Art Space Yogyakarta /Instagram.com/@andifadilakbar_

WartaBulukumba - Gelombang sejarah dan arus budaya dari Bulukumba Sulawesi Selatan tetiba hadir di Njomblang Kemuning, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Njomblang Kemuning yang kemudian disingkat Joning lalu lebih dikenal dengan nama Joning Art Space itu mulai 5 November 2022 ditimpa kemilau pameran tunggal perupa asal Bulukumba, Andi Muhammad Fadlulah Akbar yang akrab disapa Dul.

Perahu Pinisi dalam pameran tunggal seniman muda Bulukumba yang berkuliah di salah satu kampus di Yogyakarta ini, hadir dalam 15 karya seni kriya logam.

Baca Juga: Mewakili Indonesia Timur, Al Farabi Bulukumba pentaskan 'Pasalewangeng Wanua' di Festival Ruwat Jagat 2022

Pameran tunggal seniman muda Bulukumba pukau pengunjung di Joning Art Space Yogyakarta/Instagram@andifadilakbar_
Pameran tunggal seniman muda Bulukumba pukau pengunjung di Joning Art Space Yogyakarta/Instagram@andifadilakbar_

Terlihat sejumlah pengunjung dipukau perahu ikonik dari timur Indonesia yang mendunia ini, Pinisi.

Dul tetap merendah meskipun sebagai seniman yang sudah menggelar pameran tunggal, ternyata tak jumawa.

"Terimakasih semua atas apresiasinya terhadap karya saya yang tidak seberapa. Salam hormat," kata Andi Muhammad Dadlulah Akbar alias Dul di akun Instagram-nya @andifadilakbar_ pada Ahad, 6 November 2022.

Baca Juga: Pinisi, kriya logam dan seniman muda Bulukumba ini 'melayari' pameran tunggal di Joning Art Space Yogyakarta

Tari etnis Sulawesi Selatan yang menghiasi pembukaan pameran tunggal Andi Muhammad Fadlulah Akbar di joning Art Space/Instagram.com/@andifadilakbar.
Tari etnis Sulawesi Selatan yang menghiasi pembukaan pameran tunggal Andi Muhammad Fadlulah Akbar di joning Art Space/Instagram.com/@andifadilakbar.

Pinisi di Joning Art Space adalah salah satu alun gelombang spirit dari samudra budaya dan sejarah bangsa dari sebuah negeri bahari yang memesona, Bulukumba.

Istilah pinisi, pinisiq, pinisi' atau phinisi mengacu pada jenis sistem layar, tiang-tiang, layar dan konfigurasi tali dari suatu jenis kapal layar Indonesia.

Pinisi dibangun oleh orang Konjo, sebuah kelompok sub-etnis Makassar yang sebagian besar menghuni Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Padepokan berbasis pengobatan alternatif dan ilmu spiritual kini hadir di Bulukumba

UNESCO menetapkan seni pembuatan kapal Pinisi sebagai Karya Agung Warisan Manusia yang Lisan dan Takbenda pada Sesi ke-12 Komite Warisan Budaya Unik pada 7 Desember 2017 silam.

Penyebutan paling awal, baik dalam sumber asing maupun dalam negeri, istilah 'Pinisi' yang jelas-jelas mengacu pada jenis kapal layar dari Sulawesi ditemukan dalam artikel tahun 1917 di majalah Belanda Coloniale Studiën: "... kapal dengan sistem layar sekunar cara Eropa."

Memang, catatan penggunaan sistem layar depan-belakang tipe Eropa pada kapal-kapal pribumi Nusantara baru dimulai pada paruh pertama abad ke-19, dan baru pada awal abad ke-20 sejumlah besar kapal dari Sulawesi dilengkapi dengan layar seperti itu.

Baca Juga: Tari budaya Kajang dari Bulukumba tampil memukau di F8 Makassar

Hingga pertengahan abad ke-20, para pelaut Sulawesi sendiri menyebut kapal mereka dengan istilah palari, jenis lambung yang paling cocok untuk tenaga penggerak layar Pinisi.***

 

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x