Teleskop raksasa China Sky Eye menangkap sinyal Alien

17 Juni 2022, 13:52 WIB
Ilustrasi - Teleskop raksasa China menangkap sinyal alien. /Snapwire/Pexels

WartaBulukumba -  Alien? Buka mata buka telinga, ilmuwan terus memburu kemungkinan tanda-tanda kehidupan cerdas di luar sana.

Peristiwa mengejutkan terbaru, ada sinyal pada cetakan data dan ilmuwan yang bekerja dengan teleskop raksasa Sky Eye malam itu, Jerry Ehman, buru-buru menulis "Wow!" dengan pena merah di halaman, memberikan deteksi nama yang terkenal.

Peneliti China mengatakan bahwa teleskop Sky Eye yang kuat di negara itu kemungkinan telah menangkap tanda-tanda kehidupan alien, sebelum sebuah laporan dengan cepat dihapus.

Baca Juga: Ilmuwan temukan sebuah dunia tersembunyi di bawah Antartika

Dilansir dari Live Science, China mengklaim bahwa teleskop "Sky Eye" yang sangat besar mungkin telah mengambil sinyal jejak dari peradaban alien yang jauh.

Para astronom di Beijing Normal University telah menemukan "beberapa kasus kemungkinan jejak teknologi dan peradaban luar angkasa dari luar Bumi," bunyi laporan yang diterbitkan Selasa 14 Juni di Science and Technology Daily, surat kabar resmi Kementerian Sains dan Teknologi China.

Sinyal tersebut ditangkap oleh Teleskop Radio Bolak-Aperture (FAST) Lima ratus meter China, yang dijuluki "Mata Langit," yang merupakan teleskop radio terbesar di dunia.

Baca Juga: NASA berharap studi UFO naik level ke penelitian mainstream

Sky Eye mulai bekerja memindai luar angkasa untuk mencari sinyal radio yang dapat mengindikasikan kehidupan di luar bumi pada tahun 2019; menyaring data itu pada tahun 2020, para peneliti mengatakan mereka melihat dua pita sempit yang mencurigakan, sinyal radio yang berpotensi buatan.

Kemudian, pada tahun 2022, survei yang ditargetkan terhadap planet ekstrasurya yang diketahui menemukan sinyal radio pita sempit aneh lainnya, sehingga jumlahnya menjadi tiga.

Karena sinyalnya adalah gelombang radio pita sempit yang biasanya hanya digunakan oleh pesawat dan satelit manusia, sinyal tersebut bisa saja dihasilkan oleh teknologi alien.

Baca Juga: UFO 'diburu' ilmuwan NASA dengan metode ini

Namun, para ilmuwan mengatakan temuan mereka masih awal dan harus diambil dengan hati-hati sampai analisis selesai.

"Ini adalah beberapa sinyal elektromagnetik pita sempit yang berbeda dari masa lalu, dan tim saat ini sedang mengerjakan penyelidikan lebih lanjut," kata Zhang Tongjie, kepala ilmuwan di China Extraterrestrial Civilization Research Group di Beijing Normal University, kepada Science and Technology Daily. 

Setelah publikasinya, laporan itu dengan cepat mulai beredar di jaringan media sosial China Weibo dan diambil oleh sejumlah outlet milik pemerintah lainnya. Alasan di balik penghapusannya yang tiba-tiba tidak jelas.

Baca Juga: Alien memiliki koloni di bola Dyson menurut fisikawan

Sinyal itu bukan pertama kalinya para ilmuwan dibingungkan oleh gelombang radio dari luar angkasa.

Pada bulan Agustus 1977, pencarian SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) yang dilakukan oleh teleskop Telinga Besar Universitas Negeri Ohio menemukan ledakan elektromagnetik yang sangat kuat, berdurasi satu menit, yang berkobar pada frekuensi yang diduga oleh para ilmuwan dapat digunakan oleh peradaban alien.

Pencarian lanjutan di wilayah ruang yang sama semuanya kembali dengan tangan kosong, dan penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa sinyal itu bisa berasal dari bintang mirip matahari yang terletak di konstelasi Sagitarius, Live Science sebelumnya melaporkan. 

Baca Juga: Kisah aneh wanita Italia, mengeklaim aborsi 18 janin setelah dihamili Alien Greys dan Reptilian

Astronom China ingin mengesampingkan interferensi radio karena telah terkenal menghalangi ilmuwan pemburu alien di masa lalu.

Pada 2019, para astronom melihat sinyal yang dipancarkan ke Bumi dari Proxima Centaurim, sistem bintang terdekat dengan matahari kita (berjarak sekitar 4,2 tahun cahaya) dan rumah bagi setidaknya satu planet yang berpotensi layak huni.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler