Liputan media inklusif sangat penting di masa pandemi

13 Oktober 2020, 14:53 WIB
Tangkapan Layar seminar online “Menuju Media Inklusif”.* /BeritaBulukumba.Com/Zoom

WartaBulukumba -  Media yang mampu meliput isu sensitif secara berimbang dan mendorong pemberdayaan, akan mendukung diskusi kebijakan dan mempromosikan perilaku yang tidak diskriminatif. Pesan tersebut mengemuka dalam seminar online “Menuju Media Inklusif”, yang dihelat pada Selasa 13 Oktober 2020.

Temu ide dan informasi ini diinisiasi jejaring organisasi penyandang disabilitas di Sulawesi Selatan dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2).

Baca Juga: Polisi tangkap dosen, ini pernyataan Polda Sulsel

Didapuk sebagai narasumber yakni Ketua Umum Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK), Ishak Salim, Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Sulsel, Maria Un, Pemimpin Redaksi Radar Selatan, Sunarti Sain, dan anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Sudirman Nasir.

Perbincangan menukik tajam pada pembahasan media yang memainkan peran strategis dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran publik pada berbagai isu penting dan tantangan. Liputan media inklusif menjadi penting di tengah masa pandemi, di mana kelompok rentan cenderung terpinggirkan dan tidak diikutsertakan dalam respon cepat tanggap.

Baca Juga: Mahasiswa blokade Jembatan Suramadu dengan tuangkan garam

Seminar ini juga melibatkan redaktur Solider.id dan staf media Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), Ajiwan Arief Hendradi, untuk berbagi pengalaman dalam membina relasi dengan media sebagai elemen penting penyelenggaraan Temu Inklusi di Yogyakarta pada 2018.

Ajiwan berkisah tentang langkah kolaborasi bersama media untuk menyuarakan perjuangan komunitas difabel dalam memperoleh akses layanan peradilan.

Baca Juga: Beredar isi KAMI tunggangi demo anarkis, ini tanggapan Din Syamsuddin

PJ Walikota Rudy Djamaluddin dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif seminar yang sekaligus menjadi pengantar bagi kegiatan lokakarya jurnalis di Sulawesi Selatan tersebut hingga 14 Oktober 2020.

“Di tengah berbagai tantangan ekonomi, sosial dan juga keadilan akibat pandemi, kolaborasi erat antara komunitas difabel dengan pemerintah dan media menjadi semakin penting. Seminar ini mengingatkan kita bahwa kekuatan media dalam menyajikan informasi secara cepat, perlu diimbangi dengan verifikasi data untuk mendorong diskusi kebijakan.

Baca Juga: SBY: Saya tidak pernah berpikir untuk membiayai unjuk rasa anti UU Ciptaker

Liputan media yang inklusif juga mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat agar lebih peka dan non-diskriminatif serta menghargai hak-hak difabel dalam interaksi sehari-hari,” ujarnya dalam pembukaan acara.

Turut hadir dalam seminar Konsul Jenderal Australia di Makassar, Bronwyn Robbins, yang menghargai langkah-langkah Pemerintah Sulawesi Selatan dan jejaring organisasi penyandang disabilitas untuk terus menggaungkan hak-hak difabel dengan menjangkau publik melalui peran media.

Baca Juga: Legislator PKS heran, pihaknya tidak dilibatkan menyusun kurikulum baru

“Pemerintah Australia percaya bahwa pembangunan yang inklusif akan melibatkan difabel sebagai penerima manfaat, pelaku utama, serta agen perubahan. Media yang memiliki pemahaman dan menerapkan perspektif inklusif akan membantu setiap langkah pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi hambatan dan merumuskan kebijakan secara partisipatif, tak terkecuali di masa pandemi," ungkap Bronwyn Robbins.

Seminar dan lokakarya ini akan berujung agenda liputan strategis oleh para peserta jurnalis untuk mendukung Temu Inklusi 2020. Giat ini merupakan acara dua-tahunan yang diselenggarakan oleh jejaring organisasi penyandang disabilitas di Indonesia.**

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler