WartaBulukumba.Com - Puluhan anak kembali berkumpul saat matahari sepenggalah di langit Bulukumba berpendar. Mata mereka berbinar-binar. Duduk tertib bersila di atas tikar di bawah pepohonan rindang, sebuah kisah lalu mengalir. Taman Kota Bulukumba pun terlihat semringah di Ahad pagi, 3 Desember 2023.
Seperti biasa, dalam setiap edisi baca siroh, kembali tercipta keseruan dan 'keajaiban' anak-anak. Seorang relawan, Nur Alang, kali ini mendapatkan kesempatan untuk membacakan siroh di hadapan anak-anak. Sebuah tutur kisah meluncur.
Sebuah mukjizat Rasulullah SAW tersibak dalam cerita sejarah. Dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami sebagaimana hamparan tekstual dalam buku yang dipegangnya, Nur Alang, relawan dari komunitas literasi Dihyah PROject Palampang ini membacakan siroh dengan cara memikat.
Baca Juga: Bulukumba yang berbeda di Masjid Islamic Centre Dato Tiro: Ada 'Semangkuk Susu untuk Kaum Suffah'
Kisah dari Gua Tsur
Kisah yang dibacakan Nur Alang adalah ketika kesetiaan Abu Bakar RA 'menyentuh' salah satu mukjizat Rasulullah SAW yang menguar abadi dari Gua Tsur pada 14 abad silam.
Dalam kegelapan Gua Tsur, sejarah mencatat peristiwa suci saat Abu Bakar RA menemani Rasulullah SAW. Saat hijrah dari Mekah, keduanya dikejar, terdorong ke ruang gelap, kotor, dan penuh ancaman binatang berbisa.
Abu Bakar RA yang pertama masuk, memastikan keamanan, meski satu lubang tak tertutup.
Baca Juga: Geliat Pejuang Siroh Bulukumba: Semakin seru, kian banyak peserta, bakal menyambangi sekolah-sekolah
Air ludah Rasulullah SAW mengobati luka Abu Bakar RA
Ketika Rasulullah SAW tertidur di pangkuannya, kesetiaannya tampil. Sebuah ular menusuk kakinya. Namun, Abu Bakar RA berjuang menahan rasa sakit, demi tidak mengganggu tidur Rasulullah SAW. Air matanya menetes lalu jatuh ke pipi Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW terbangun, menyadari kejadian tragis itu. Dengan mukjizatnya, luka itu sembuh dengan air ludahnya.
Abu Bakar RA, bukan hanya sahabat, tapi pilar keberanian dan kesetiaan yang memperlihatkan kesucian hubungan mereka.
Baca Juga: Sepenggal dari Baca Siroh Bareng di Taman Kota Bulukumba: Kisah Sepotong Roti yang Tidak Habis
Nur Alang, salah satu relawan yang bergabung dalam gerakan literasi Islam komunitas Pejuang Siroh Bulukumba, merefleksikan kebersamaan dan kekuatan ikatan yang tak terlupakan dalam pembacaaan siroh tersebut.
"Alhamdulillah, anak-anak sangat antusias, seru, asyik, dan semoga edisi berikutnya bisa kembali ikut membersamai anak-anak," tutur Nur Alang.
Gerakan Pejuang Siroh Bulukumba
Bagaimana sebenarnya akar dari gerakan untuk menyelami Sirah Nabawiyah ini?
Inisiator gerakan siroh dari komunitas Pejuang Siroh Bulukumba, Rahmatiah Majid, mengungkapkan bahwa sangat sulit membuat anak mengagumi Rasulullah SAW jika mereka tidak mengenal dan mengetahui kisah perjalanan dan perjuangan hidup Beliau.