Tips untuk menjadi Guru Penggerak yang sukses

- 10 Januari 2023, 14:14 WIB
Ilustrasi Guru Penggerak
Ilustrasi Guru Penggerak /Instagram.com/sketsabuluangsa/

WartaBulukumba - Menjadi Guru Penggerak? Tentu saja tidak semudah yang kita bayangkan.

Meskipun tidak sesulit juga yag kita duga manakala seorang guru mampu menerapkan trik dan metode yang tepat.

Dikutip dari laman Sahabat Guru, agar guru bisa menjadi penggerak yang sukses, bisa menerapkan empat cara yang dibeberkan oleh Dr. Dra. Zuraeni, M. Si.

Baca Juga: Prodi S2 Manajemen sudah dibuka di STIM Lasharan Jaya Makassar

1. Growth Mindset

Guru Penggerak harus lekat dengan growth mindset atau pola pikir yang bertumbuh, selalu ingin tahu, banyak usaha serta effort untuk berkembang agar di sana lah terbuka jalan menuju kesuksesan sebagai seorang guru. 

2. Merdeka Belajar

Maksud dari merdeka belajar di sini, siswa bebas berkreasi sesuka hati, berinovasi, bertanya-tanyakepada guru tentang hal yang ia ingin ketahui, juga tak hanya mendapatkan sebuah teori atau konsep saja, tetapi juga mendapatkan sebuah timbal balik seperti hasil belajar, waktu belajar yang fleksible, merdeka dalam mengungkapkan pendapat, saran, ataupun kritik yang membangun.

Baca Juga: Perqusi di Bulukumba: Al Quran di hati, liburan asyik penuh prestasi

3. Sciences

Maksud sains di sini bukan sekedar mata pelajaran sains saja, tetapi penerapannya terhadap kehidupan nyata, hubungan yang relevan dengan lingkungan sehari-hari, hingga pembelajaran yang tidak sekedar menghapal, tetapi memahami reason dari materi tersebut.

4. Action

Guru bisa menerapkan model, strategi, pendekatak, media pembelajaran yang bisa membangun dan menggerakkan siswa untuk termotivasi belajar. Misalnya adanya reward khusus bagi siswa yang aktif, atau berdiskusi dan menerapkan model pembelajaran problem based learning yang mana terkait dengan isu-isu sosial atau di sekitar yang sedang hype dan sesuai dengan jenjang sekolahnya.

Setelah itu, ulangi dan kembangkan lagi empat cara tersebut dengan tetap memakai growth mindset atau pola pikir yang terus berkembang untuk beradaptasi dari berbagai situasi yang ada selama pembelajaran agar sebagai stakeholder pendidikan bisa mencapai kesuksesan sebagai guru penggerak yang membawa perubahan menjadi lebih maju dan lebih baik.

Baca Juga: Serba serbi Kampus Merdeka, ada pertukaran mahasiswa

Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran.

Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Guru Penggerak harus lulus seleksi dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.

Baca Juga: Ahad ceria dalam program 'Cerita Anak Kompleks' di Rumah Baca Pinisi Nusantara 1986 Bulukumba

Dikutip dari laman Sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id, program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat:

Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri.

Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.

Baca Juga: Dari teras sederhana Rumah Baca Pinisi Nusantara 1986 di Bulukumba kembali bangkit

Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua

Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.

Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.

Baca Juga: Perpustakaan keliling di Bulukumba menyebarkan virus literasi di tengah warga binaan Lapas

Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara:

1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya.
2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah
3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah
4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x