Network
Salah satu usulan kebutuhan tersebut adalah pelatihan jurnalistik dalam penulisan berita dan media sosial tanpa hoaks.
Ketua PPDI, Suherman menyampaikan bahwa dengan pelatihan tersebut, rekan rekannya yang tergabung dalam PPDI mendapat wawasan baru terkait ilmu jurnalistik dan perkembangannya utamanya dalam era digital saat ini.
Baca Juga: Rumah Buku dari Bulukumba keliling lapak baca gratis di Kediri Jawa Timur
"Tentu kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan karena telah memfasilitasi pelatihan seperti ini," ungkapnya.
Kepala Bidang Humas Andi Ayatullah Ahmad sebagai pemateri di pelatihan ini mengutarakan bahwa penyandang Disabilitas juga perlu wadah untuk menyalurkan bakat menulis, dan bukan cuma penyandang Disabilitas tapi semua masyarakat yang berkeinginan untuk menulis.
"Jadi pelatihan berbasis inklusi ini menjadi wadah bagi saudara saudara kita penyandang disabilitas untuk berbagai ilmu dan wawasan terkait dunia jurnalistik maupun media sosial," bebernya Andi Ulla sapaan akrabnya.
Pelatihan initidak hanya merambah teknik menulis berita atau rilis, tapi juga bagaimana memahami dan bijak dalam menggunakan media sosial.
"Kami juga menjelaskan perbedaan media massa dan media sosial, dan bagaimana bijak dalam menggunakan medsos. Tidak sembarang posting atau sembarang share, terutama postingan yang tidak jelas atau hoax," bebernya.
Andi Ulla menguraikan jenis-jenis berita dan contohnya secara detail, termasuk teknis penulisan berita secara sederhana dengan rumus 5W+1H (What, Where, Who, When, Why, dan How).***
