Pengukuhan 'Bunda Literasi' di setiap kecamatan di Bulukumba, pegiat literasi: 'Semoga bukan hanya seremoni'

6 November 2023, 16:36 WIB
Pengukuhan 'Bunda Literasi' di setiap kecamatan di Bulukumba, pegiat literasi: 'Semoga bukan hanya seremoni' /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Suasana pagi cerah saat matahari naik sepenggalah di langit Bulukumba, ketika menyambut seremoni pengukuhan 'Bunda Literasi'. Aula Kantor Kecamatan Rilau Ale dipenuhi ibu-ibu, para istri kepala desa dan lurah.

Mereka dikukuhkan sebagai Bunda Literasi dari setiap desa dan kelurahan se-Kecamatan Rilau Ale pada Senin, 6 November 2023.

Terlihat hadir Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bulukumba, bersama dengan dua orang pemateri, tokoh literasi Sulawesi Selatan, Bachtiar Adnan Kusuma, S.Sos., M.M. dan pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba, Andhika Mappasomba. Sebagai moderator, Arzal Isham, pegiat literasi dari Hamaika Project.

Dalam pencerahan yang dihamparkan kedua pemateri, mereka membawa semangat literasi yang luar biasa, menginspirasi hadirin yang memenuhi aula tersebut.

Baca Juga: Geliat Pejuang Siroh Bulukumba: Semakin seru, kian banyak peserta, bakal menyambangi sekolah-sekolah

Pengukuhan 'Bunda Literasi' di Aula Kecamatan Rilau Ale/WartaBulukumba.Com

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dan tokoh pemuda, yang semuanya memiliki antusiasme tinggi terhadap literasi.

Mereka melihat literasi sebagai kunci untuk memajukan masyarakat dan menciptakan generasi yang lebih cerdas dan berpengetahuan luas.

Penggiat literasi Rilau Ale turut serta dalam acara ini, memberikan dukungan penuh untuk Bunda Literasi yang baru saja dikukuhkan. Mereka siap untuk bekerja sama dalam upaya meningkatkan minat baca dan pengetahuan di lingkungan mereka.

Setelah pengukuhan Bunda Literasi di Rilau Ale, rombongan beranjak ke Kecamatan Bulukumpa dengan agenda yang serupa.

Baca Juga: Menengok pendidikan non formal fleksibel di pinggir terluar Bulukumba: Cinta yang sejuk di Benteng Senggang

Pegiat Literasi: 'Semoga bukan seremoni belaka' 

Asfar Nur, pegiat literasi yang menghadiri pengukuhan Bunda Literasi di Kecamatan Bulukumpa/WartaBulukumba.Com

Salah satu pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba, Asfar Nur, mengungkapkan harapannya terkait pengukuhan Bunda Literasi di setiap desa dan kelurahan.

Meskipun pengukuhan ini sering dianggap hanya sebagai  seremoni, Asfar Nur merasa bahwa langkah ini harus diiringi dengan tindakan konkret yang berkelanjutan dalam meningkatkan literasi di masyarakat.

Asfar Nur, yang telah lama berdedikasi untuk menggalakkan literasi di Bulukumba, percaya bahwa pengukuhan Bunda Literasi adalah langkah awal yang penting. Namun, menurutnya, kesuksesan program literasi harus diukur bukan hanya dari seberapa sering pengukuhan tersebut diadakan, melainkan dari dampak nyata yang dihasilkan dalam peningkatan minat baca dan pengetahuan masyarakat.

Baca Juga: Geliat literasi Bulukumba dalam 'Mind & Behaviour': Sayangnya Kadisbud tidak hadir

"Pengukuhan Bunda Literasi di setiap desa dan kelurahan adalah langkah yang sangat baik, tetapi kita tidak boleh terjebak dalam seremoni semata. Penting bagi para Bunda Literasi untuk benar-benar berperan aktif dalam menggerakkan literasi di masyarakat. Mereka harus bekerja keras untuk memotivasi masyarakat, mengorganisir kegiatan literasi, dan memberikan akses yang lebih luas terhadap buku dan sumber literasi," tuturnya kepada WartaBulukumba.Com pada Senin.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara Bunda Literasi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam upaya meningkatkan literasi.

"Kerjasama yang kuat antara semua pihak adalah kunci keberhasilan. Program literasi harus mencakup semua aspek masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan harus berfokus pada berbagai jenis literasi, termasuk literasi digital, jangan sampai sudah dikukuhkan sebagai Bunda Literasi tapi tidak ada komunikasi dan kolaborasi dengan para pegiat literasi di daerah masing-masing," kata Asfar Nur.

Asfar Nur mengaku sangat mendukung pengukuhan Bunda Literasi, sekaligus mengingatkan bahwa tujuan sejati dari program ini adalah untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terkait literasi.

"Kami berharap bahwa pengukuhan Bunda Literasi bukan hanya seremonial semata. Sebagian besar perpustakaan desa dan kelurahan di Kabupaten Bulukumba memiliki koleksi buku, tetapi seringkali hanya menjadi pajangan tanpa digunakan. Kami mengingatkan bahwa buku harus menjadi sarana yang digunakan aktif, bukan hanya pajangan. Sebuah pengingat yang menarik untuk kita semua. Semoga kegiatan ini dapat memotivasi masyarakat untuk lebih aktif dalam membaca dan memanfaatkan perpustakaan dengan baik," tandasnya.***(Israwaty Samad)

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler