Menjadi 'Gembel' ala pegiat literasi Bulukumba! Kok bisa? Ini ceritanya

28 Mei 2023, 18:32 WIB
Suasana anak-anak membaca di rumah baca Literasi Qurani Al FAtih, Dusun Munte Barat, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulsel. /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Menjadi gembel? Ya, gembel. Namun bukan gembel sembarang gembel. Lantaran "Gembel" adalah singkatan dari "Gemar Membaca, Menulis, dan Belajar", sebuah gerakan yang dilakukan sejak bertahun-tahun lalu sampa hari ini oleh seorang pegiat literasi Bulukumba.

Gembel menjadi ikonik di sebuah dusun permai di utara Kabupaten Bulukumba, namanya Dusun Munte Barat, bagian dari Kecamatan Bulukumpa.

Berada di antara pepohonan hijau, hening dan damai. Hampir setiap malam seusai maghrib, anak-anak berkumpul di sebuah rumah. Mereka telah lama menemukenalinya sebagai rumah yang luar biasa, rumah baca Literasi Qurani Al Fatih.

Baca Juga: Yuk ikutan! Ada lapak baca gratis sekali sepekan untuk warga Bulukumba di Pantai Merpati

Di sinilah tercipta tempat perlindungan bagi anak-anak yang merindukan petualangan, imajinasi, dan pengetahuan. Sudut-sudut rumah dipenuhi dengan rak buku yang penuh warna.

Di sini kita bisa menemukan anak-anak yang terhanyut dalam cerita-cerita yang membawa mereka ke negeri dongeng, ke galaksi terjauh, atau ke masa lalu yang penuh misteri. Satu anak laki-laki duduk di pojok, dengan matanya yang terus bergerak seiring dengan alur cerita yang ia baca. Ekspresinya bergantian antara kekaguman, tawa, atau kekaguman. Sesekali, ia menutup bukunya untuk berpikir sejenak, lalu melanjutkan membaca dengan semangat yang baru.

Seorang anak perempuan dengan rambut panjang yang terurai duduk bersila di tengah-tengah keramaian. Ia melingkarkan tangannya di sekitar lutut dan bibirnya bergumam pelan, seolah-olah dia sedang berdialog dengan karakter-karakter dalam buku yang tengah ia baca. Ekspresinya berubah-ubah, dari tawa riang hingga air mata yang mengalir di pipinya saat merasakan emosi yang kuat.

Baca Juga: Membaca Bulukumba dari Pantai Merpati: Favorit baru pegiat literasi menggelar lapak baca gratis

Sebuah diskusi hangat terjadi, menggambarkan semangat belajar dan keingintahuan yang tiada henti. Mereka saling memberi inspirasi, memperluas cakrawala pengetahuan mereka, dan merayakan keberagaman pendapat.

Asfar Nur mencari buku-bukubaru

Founder dan pengelola Literasi Qurani Al Fatih adalah seorang pemuda yang bersemangat. Namanya Asfar Nur.

Saat ini dia sedang berada di Kota Makassar dalam sederet agenda, salah satunya menjelajahi berbagai titik untuk mencari buku-buku bacaan baru bagi anak-anak Literasi Qurani Al Fatih.

Baca Juga: Menemukan cinta pada Al Quran dan buku bersama Asfar Nur, pegiat literasi di utara Bulukumba

Dalam wawancara via telepon WhatsApp, Asfar Nur menceritakan perjalanan terbarunya di Makassar.

Ia menjawab dengan penuh semangat bahwa ia sedang mencari buku-buku komik dan dongeng untuk adik-adik  Literasi Qurani Al Fatih.

"Masyaa Allah. 'Nawaitu', kata ini betul-betul dahsyat In syaa Allah. Guru mengaji Literasi Qurani Al-Fatih dalam pembicaraan via WhatsApp, menunjukkan bahwa perubahan itu nyata, adik-adik Literasi Qurani tetap berkunjung pada Sabtu malam," tuturnya.

Baca Juga: Sesobek dari lembaran sejarah gerakan literasi di Bulukumba

Selama tiga hari dua malam Asfar Nur  berada di Makasar mengikuti pelatihan. Adik-adik bertanya tentang keberadaan Asfar Nur.

"Pertanyaan itu membuat saya tersenyum haru," ungkapnya.

Ia lalu menceritakan obrolan anak-anak itu dengan ibu guru mengaji.

Baca Juga: Bukan 'literasi seremoni', begini sepenggal cerita cara penggiat literasi bergerak di Bulukumba

"ibu guru kemana kakak Asfar? Sontak ibu guru menjawab, di Makassar ki nak, pergi-ki na-cari-kan buku-buku."

"Katanya buku-buku komik dongeng yang dibaca tamat mi."

"Adik-adik mungil pun mengatakan ada-ka lagi ibu guru, mau-ja pergi membaca."

Begtulah atmosfer semangat anak-anak tersebut yang tersirat dari pembicaraan mereka dengan ibu guru mengaji di Literasi Qurani Al Fatih.

Baca Juga: Melongok Bulukumba dari kondisi sekolah, DAK tahun 2023 untuk perbaikan sarana pendidikan sebesar Rp37 milyar

"In syaa Allah kawan-kawan mungilku, Gembel akan berusaha mencarikan cara untuk mendatangkan buku-buku bacaan," kata Asfar Nur.

Melalui semangat dan upayanya yang tiada henti, Gembel telah menjadi teladan inspiratif bagi generasi muda Bulukumba.

Asfar Nur membuktikan bahwa dengan kecintaan dan dedikasi terhadap literasi, perubahan positif dapat terjadi.

"Semoga langkah Gembel dalam menghadirkan buku-buku bacaan yang berkualitas akan membuka pintu keajaiban baru bagi adik-adik literasi Qurani Al-Fatih dan memperkuat pondasi literasi di Bulukumba," harap Asfar Nur.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler