Bukan 'literasi seremoni', begini sepenggal cerita cara penggiat literasi bergerak di Bulukumba

- 9 Mei 2023, 21:05 WIB
Anak-anak membaca buku di Literasi Qurani Al Fatih Desa Sapobonto Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.
Anak-anak membaca buku di Literasi Qurani Al Fatih Desa Sapobonto Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulsel. /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Karena Bulukumba adalah juga bebukit buku-buku, belantara gagasan dan pengetahuan yang banyak dituliskan, maka gerakan literasi di daerah ini adalah juga berupa persebaran teks-teks, literatur yang terus berpindah tangan.

Gerakan literasi yang paling khas adalah gerakan senyap tanpa seremoni namun terus mengalir. Dalam hening maupun bising, penyebaran ilmu pengetahuan dilakukan, salah satunya oleh sejumlah pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba, dengan cara menyebarkan buku-buku donasi secara beranting dari satu rumah baca ke rumah baca lainnya.

Gerakan serupa ini tentu saja sangat sulit dijumpai pada program literasi yang dimiliki pemerintah, semisal Pemkab Bulukumba.

Baca Juga: Kritik 'literasi seremoni', penggiat literasi Bulukumba: 'Semoga tidak berhenti pada ucapan'

Seperti terpantau pada Selasa 9 Mei 2023, saat sebuah workshop dan pengukuhan Bunda Literasi digelar di Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Bulukumba, hanya beberapa meter dari tempat acara itu, salah satu penggiat literasi justru bergerak menjemput berkah berupa mushaf Al quran dan buku-buku donasi.

"Berliterasi adalah suatu hal yang mengharuskan kita selalu bergerak, entah buku yang mencari pembacanya atau pembaca menemukan bacaannya," tutur Asfar Nur, penggiat literasi pengelola Literasi Qurani Al-Fatih.

Literasi Qurani Al-Fatih adalah sebuah komunitas literasi yang bermarkas di Dusun Munte Barat, Desa Sapobonto, Kecamatan Bulukumpa.

Baca Juga: Inilah Bunda Literasi Bulukumba yang baru

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x