Pencanangan Gerakan Indonesia Membaca di Bulukumba, pegiat literasi: 'Jangan cuma seremoni tanpa aksi'

13 Oktober 2021, 21:47 WIB
Talkshow Membangun Budaya Literasi di Kabupaten Bulukumba, Rabu 13 Oktober 2021. /WartaBulukumba.com/Muhlis

WartaBulukumba - Kabupaten Bulukumba terus menggeliat dalam gerakan literasi secara masif.

Sejak dulu daerah berjuluk Bumi Panritalopi ini dikenal sebagai salah satu gudang penulis dan pegiat literasi di Sulawesi Selatan. 

Gerakan literasi mandiri pun meruah dari puluhan rumah baca mandiri dan komunitas baca yang diinisiasi dan digerakkan oleh anak-anak muda. 

Baca Juga: Hamaika Project, Desa Karama, dan gerakan literasi di antara hujan dan rindu

Mereka menghimpun diri dalam beberapa wadah. Dua di antaranya yaitu Forum Pustaka Bulukumba (FPB) dan Gerakan Pojok Baca 137. Jumlahnya sekira 70-an rumah baca dan komunitas mandiri.

Di luar itu terdapat TBM yang dinaungi PKBM dan Forum TBM Kemendikbud, perpustakaan sekolah, maupun perpustakan masjid.

Perhatian pemerintah daerah pun tampak tercurah. Teranyar, Bupati Bulukumba H.A. Muchtar Ali Yusuf secara resmi mencanangkan Gerakan Indonesia Membaca di Aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Taccorong, pada Rabu siang 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Buku terbaru 2021 'Hujan dan Senja yang Tak Lagi Sama', antologi prosa puitika pegiat literasi Bulukumba

Gerakan Indonesia Membaca menetas dengan jalinan kerjasama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Giat ini juga diwarnai pengukuhan Pengurus Ketua Ikatan Pendidik Indonesia Kabupaten Bulukumba, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Kabupaten Bulukumba, Ketua Forum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kabupaten Bukukumba, Ketua Forum Pendidikan Keaksaraan Kabupaten Bulukumba, Ketua Forum Pendidikan Kesetaraan Kabupaten Bulukumba, dan Ketua Bunda Baca Kabupaten Bulukumba oleh Bupati Bulukumba.

Pejabat Direktorat PAUD dan Dikmas DR. Untung, M.Pd mewakili Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, merespon positif kegiatan yang dilakukan dalam berbagai even, selain pencanangan juga di antaranya talkshow tentang pengembangan literasi, penyusunan rencana aksi daerah yang melahirkan naskah, serta pendukung kemah literasi, forum PKBM, Forum TBM dan forum penggiat literasi.

Baca Juga: Sabtu Produktif Literasi Satu Atap di Desa Bontobulaeng, anak-anak bergairah menyerbu lapak baca

Ke depan, menurut Untung, sangat perliu menyentuh kearifan lokal, lantaran Bulukumba adalah gudangnya penggiat literasi.

"Gerakan literasi dapat berjalan dengan baik melalui sinergi lintas sektor, dan diharapkan gerakan ini dapat menjadi wadah sosialisasi serta membangun komitmen Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan gemar belajar dan gemar membaca atas kerjasama lintas sektor," urainya.

Sementara itu Bupati Bulukumba berharap agar Gerakan Indonesia Membaca bisa menjadi menjadi momentum untuk mengakselerasi perwujudan masyarakat bebas buta aksara, selain itu menstimulasi agar masyarakat dapat berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam rangka membangun peradaban yang lebih maju.

Baca Juga: Ahad dan kisah yang mengapung di Teras Baca Fathana 137

"Masyarakat Bulukumba memiliki keunggulan kompetitif yang harus dikelola dan dioptimalkan sebagai sumber daya pembangunan untuk mendorong kemajuan daerah serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa," urai Bupati Bulukumba.

Di tempat terpisah, salah satu pegiat literasi di Bulukumba, Jodi, mengatakan bahwa giat pencanangan Gerakan Indonesia Membaca jangan sampai hanya seremoni tanpa aksi.

"Bagus sih, tapi sebagai pemerhati dan pegiat literasi, kita harapkan pencanangan itu bukan hanya seremoni, harus kontinyu setiap saat dengan aksi," ujarnya.

Baca Juga: Sabtu Produktif di Bontomatene oleh Literasi Satu Atap kembali mengajak anak-anak keliling dunia

Ia juga menambahkan bahwa yang sangat penting dalam gerakan literasi adalah akses baca. 

"Makanya akses baca dalam bentuk pojok baca yang menyediakan buku bacaan harus diperbanyak. Buat apa juga ngomong berbusa-busa tentang Gerakan Indonesia Membaca kalau akses baca kurang. Kan kita pegiat literasi sudah sejak dulu membangun akses baca di mana-mana meskipun masih kurang jumlahnya. Lapak baca gratis di pelosok-pelosok itu rutin dilakukan teman-teman. Kalau pemerintah serius, maka pemerintah harus membangun akses baca di setiap kantor, setiap ruang publik, menyebarkan buku bacaan secara gratis, dan sebagainya," urainya.***

 

Editor: Muhlis

Tags

Terkini

Terpopuler