Pancasila sebagai hikmah ada dalam Al Quran

- 9 Mei 2022, 12:06 WIB
Lambang Negara, Garuda Pancasila
Lambang Negara, Garuda Pancasila /BPIP

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.". Terjemahan Surah Al-Baqarah 151

Dalam sila ke empat Pancasila itu maka  Kepemimpinan bangsa ini bukanlah dimaksudkan dan diserahkan begitu saja kepada orang banyak sebagaimana pola demokrasi yang sangat tidak beradab. Kepemimpinan yang dipilih orang banyak  dengan menunjuk seseorang yang mewakilinya. One man one vote. Ini sama sekali bukan pola dan bukan identitas peradaban Nusantara kita.

Dalam sistem model begini secara empiris sudah terbukti seekor kucing bahkan Anjing pun dapat menjadi pemimpin. Terdengar seperti lelucon namun inilah faktanya, apalagi manusia dungu yang berbekal rekayasa popularitas yang disponsori secara masif dan kolosal pula.

Kembali ke Pancasila, pada kalimat sila ke empat yang dijiwai sila pertama maka penekanannya adalah pada kepemimpinan yang bijaksana dan berhikmat kepada Tuhannya, Allah Subhana wata'ala. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dengan permusyawaratan perwakilan yang senantiasa mengacu dan dipandu oleh Allah, ketuhanan yang maha esa.

Kerakyatan yang dipimpin oleh mereka yang terpimpin oleh hikmat kebijaksanaan, inilah peradaban Nusantara itu. Mereka adalah para Ulama, para tokoh adat yang dituakan, tokoh golongan dan orang-orang yang ditunjuk dengan pola musyawarah dan mufakat dalam arti yang sebenarnya dan sudah menjadi tradisi mendarah daging dalam tubuh bangsa ini. 

Ialah mesin peradaban Nusantara, yang terbentuk dan sudah tumbuh abadi di negeri ini. Kepemimpinan yang terbentuk, tumbuh dan berkembang sedemikian rupa secara alamiah dalam rahim peradaban Nusantara.

Kepemimpinan inilah yang dimaksudkan, tersirat secara tegas dalam Pancasila. Orang-orang pilihan yang diutus mewakili rakyat awam untuk bertugas mengurus rakyat. Masyarakat yang sudah berabad-abad lamanya memiliki kultur dan struktur yang sudah demikian teratur.

Pancasila menjadi penghimpun suku-suku bangsa yang senasib di Nusantara untuk mengikat dalam sebuah Janji Suci berupa wadah Persatuan Indonesia yang majemuk.

Wakil-wakil yang terseleksi secara beradab itu, yang terpilih secara hikmat dan bijaksana inilah yang mengisi lembaga dewan dan majelis kepemimpinan negri ini. Mereka yang terpilih dan diharapkan mengendalikan bahtera Indonesia. Pola asli Nusantara inilah yang terpaku kokoh dalam sila ke empat itu namun terpendam hanya dalam batas harapan saja.

Kepada Wakil-Wakil yang diutus oleh komunitas kultural dan agamis nan berhikmat bijaksana itulah mestinya kepemimpinan bangsa ini diserahkan. Merekalah ahlinya. Merekalah nantinya memilih salah satu diantara mereka menjadi pucuk pimpinan.

Dalam batang tubuh UUD 45 kepemimpinan  memang sudah terlanjur dirumuskan berbentuk Republik dan Presiden yang dipilih secara periodik. Ini bisa dan harus diamandemen.

Kepemimpinan dalam Pancasila adalah bil hikmah, wicaksono, bukan orang yang ditunjuk oleh orang kebanyakan tapi dipilih oleh sistem masyarakat nusantara.

Pemangku hikmah dan kebijaksanaan itu bisa juga berupa kepemimpinan yang turun temurun dari garis darah dan trah yang baik dan unggul. Mereka adalah hasil seleksi alam dalam wujud sultan-sultan atau kepala suku/ kampung secara turun-temurun. Mereka sudah teruji dan terseleksi oleh peradaban.

Kita sudah terlalu lama terpola oleh prosesi pemilihan yang seragam dan periodik ala Demokrasi yang MUNAFIK, PENUH DUSTA, MAKAN WAKTU, MAKAN BIAYA TAK TERKIRA. Mustahil kita dapat menyelesaikan masalah bangsa dengan masalah pula. Ialah demokrasi itoe. Faktor utama bangsa ini terus tergadai dan berhutang. Tidak akan pernah merdeka dalam makna sebenarnya. Budak konspirasi kapitalis selamanya. Seriap saat butuh biaya untuk peneyelenggaraan sesuatu yang sesat dan sia-sia.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x