BMKG ingatkan sebagian wilayah Indonesia hadapi musim kemarau yang lebih kering pada April 2023

8 Maret 2023, 13:11 WIB
Ilustrasi musim kemarau. /Unsplash/Czapp Botond

WartaBulukumba - Desa-desa akan ditampar sunyi dan tandus saat musim kemarau tiba.  Tanah pecah-pecah dan rumput kering yang dulu hijau akan bergelimbir menjadi abu. Angin kencang berhembus membawa debu yang membuat mata dan hidung terasa tidak nyaman. Hewan ternak pun menjadi kurus dan lemas karena kekurangan air dan pakan. 

 

Jauh sebelum musimkemarau tiba, saat ini hujan masih menggelayut. Seperti hari ini, potensi hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan, potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada Rabu di sebagian wilayah Indonesia.

Baca Juga: Gunung Merapi muntahkan lava pijar tujuh kali dalam sehari

Kondisi itu membentang mulai Aceh, Bali, dan Bangka Belitung. Terpaan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat diiringi petir dan angin kencang.

Selain itu, kondisi serupa juga menyambangi Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Lalu Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Sumatra Utara juga berpotensi mengalami hal yang sama.

Musim Kemarau pada April 2023

Sebelumnya, BMKG telah mengumumkan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau pada April 2023.

Baca Juga: Inilah 123 titik rukyatul hilal di Indonesia

"Awal musim kemarau 2023 masuk tidak bersamaan," terang Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari Antara pada Rabu, 8 Maret 2023.

 

Dari 699 zona musim yang ada di Indonesia, sebanyak 119 zona musim atau 17 persen diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2023, termasuk di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa Timur.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa awal musim kemarau tahun ini akan dimulai dengan bertiupnya angin dari arah Benua Australia di wilayah Nusa Tenggara dan Bali pada April 2023, kemudian berkembang ke seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2023.

Baca Juga: Mayat petani Bulukumba ditemukan terlentang di atas batang pohon pisang

Masyarakat diingatkan terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, seperti bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih.

Badai La Nina

Dwikorita juga menyampaikan bahwa prakiraan musim kemarau didasarkan pada hasil pemantauan BMKG yang menunjukkan adanya fenomena La Nina menuju netral pada periode Maret 2023.

Fenomena La Nina "triple-dip" 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Tersengat aliran listrik jerat hama babi hutan, seorang petani Bulukumba tewas

Dikutip dari laman bmkg.go.id, fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca - iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.

La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.

Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".***

Editor: Muhlis

Tags

Terkini

Terpopuler