Keanehan di aliran sungai kaki Gunung Semeru sebelum meletus

5 Desember 2021, 07:00 WIB
Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021 /Tangkap Layar Instagram.com/khofifah.ip/

WartaBulukumba - Air yang mengalir jernih pada sungai di kaki Gunung Semeru tiba-tiba berubah kecokelatan.

Mendadak debit meninggi. Sebelum terjadi letusan Gunung Semeru, warga sekitar sudah melihat keanehan itu.

Rupanya warga belum menyadari akan ada letusan besar dari Gunung Semeru. Setelah melihat keanehan tersebut, warga mulai merasakan gempa kecil lalu tak berselang lama kemudian terdengar dentuman.

Baca Juga: Miss Grand International 2021, Sophia Rogan gagal raih mahkota namun akan diberi penghargaan khusus

Warga sontak panik dan melihat dari kejauhan asap pekat berwarna abu tersembur dari mulut Gunung Semeru.

Gunung Semeru memuntahkan asap pekat berwarna abu sehingga langit berubah gelap.

Berdasarkan script dari video viral yang diolah Pikiran-rakyat.com, warga dan penggali pasir di aliran Sungai Leprak berlarian menjauh menyelamatkan diri sambil mengumandangkan takbir.

Baca Juga: BMKG sebut Cilegon hanya contoh wilayah rawan tsunami

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Akbar, meletus," teriak warga berlari seperti dalam sejumlah video viral yang saat ini banyak dibagikan.

Dalam video terdengar suara warga dan sopir-sopir truk pengangkut pasir saling memperingatkan agar segera menyingkir.

Sejumlah aparat di sana bekejaran dengan gulungan abu sambil berteriak meminta semua yang ada di kaki gunung untuk menjauh.

"Ayo Pak, menyingkir, Pak," teriak petugas polisi di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kapolri sebut Polda Jawa Timur sedang tangani kasus kematian Novia Widyasari Rahayu

Polisi memperingatkan masyarakat segera meninggalkan lokasi karena berpotensi bahaya.

"Awalnya ada banjir lahar, belum besar. Setelah itu letupan kecil. Kemudian disusul erupsi," kata warga yang terekam dalam video viral tersebut.

Hujan abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Semeru pad Sabtu sore kemarin berketinggian 3.676 meter.

Hujan abu vulkanik menghunjam Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

 

Baca Juga: Gunung Merapi semburkan banjir lahar dingin, Sleman tanggap darurat

 

Apa dan bagaimana abu vulkanik?

Dari ruang sains, semua letusan gunung berapi eksplosif menghasilkan tephra, fragmen batuan yang dihasilkan ketika magma  atau batuan keluar secara eksplosif.

Dikutip dari laman USGS, material dapat terbawa ke atas dalam gumpalan abu vulkanik dan melawan arah angin di awan vulkanik, tetapi jatuh ke tanah saat awan letusan mendingin.

Material terkecil, abu vulkanik mudah terkonveksi ke atas di dalam plume dan terbawa angin untuk jarak yang sangat jauh; karena jatuh dari suspensi, hal itu berpotensi berdampak pada manusia dan lahan pertanian di ratusan, atau bahkan ribuan kilometer persegi.

Baca Juga: Gunung Semeru erupsi, jembatan yang hubungkan Lumajang-Malang terputus

 

Bahaya utama dari gunung berapi adalah awan abu vulkanik yang mempengaruhi penerbangan karena penyebaran luas oleh angin.

 

Jatuhnya abu vulkanik ke tanah dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan yang signifikan pada bangunan, transportasi, air dan air limbah, pasokan listrik, peralatan komunikasi, pertanian, dan produksi primer yang mengarah pada dampak dan biaya sosial yang berpotensi besar.

Selain itu, abu berbutir halus, bila tertelan dapat menyebabkan dampak kesehatan bagi manusia dan hewan.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler