Benturan keras tidak dapat dihindari, dan dirinya terjatuh dari ketinggian sekitar 5 meter, hingga terhempas ke lantai dengan keras. Keterangan dari sejumlah kerabat mengindikasikan bahwa saat Abdul Waris menginjak atap rumahnya yang terbuat dari asbes, atap tersebut jebol dan runtuh.
Atap rumah yang terbuat dari asbes jebol diameter 1 meter. Diduga, kecelakaan ini terjadi ketika Abdul Waris berjalan di atas atap rumahnya, lalu atap tersebut jebol dan membuat dirinya terjatuh. Benturan di bagian kepala pun tak terhindarkan, sehingga kucuran darah mengalir dari hidungnya.
Ucapan duka cita dan doa juga datang dari pemerintah dan masyarakat Desa Salassae.
Dalam acara Festival Anak Saleh, ada doa bersama almarhum Abdul Waris. Doa bersama ini diselenggarakan sebagai wujud penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa almarhum dalam memimpin Desa Balangtaroang.
Hadir perwakilan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bulukumba, Drs. H. Muh Yusuf, Kepala KUA Kecamatan Bulukumpa, Kapolsek Bulukumpa Iptu Abdul Rahman Spd.i, dan Babinsa Desa Salassae. Selain itu, juga hadir para tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
Kepala Desa Salassae, Gito Sukamdani mengatakan bahwa almarhum Abdul Waris adalah sosok yang sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat desa Balangtaroang.
"Selama hidupnya, almarhum telah berjuang untuk memajukan desanya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," kata Gito Sukamdani.