Pelayanan RSUD Andi Sulthan Daeng Radja akan berbasis digital

- 27 Maret 2021, 22:18 WIB
Ilustrasi digitalisasi.
Ilustrasi digitalisasi. /PhotoMIX-Company/Pixabay

WartaBulukumba - Hari ini dunia adalah kawan akrab bagi digitalisasi. Pelayanan berbasis digital di setiap lini sudah menjadi kebutuhan urgen. Termasuk pelayanan kesehatan.

Sebuah ide muncul dari Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf, yakni sistem digitalisasi perlu diterapkan di RSUD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.

Sejauh ini yang masih diterapkan adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) secara parsial yang belum terintegrasi dalam sebuah bank data digital.

Baca Juga: BPK mengapresiasi Bulukumba, urutan ke 11 dari 25 kabupaten yang telah menyampaikan LKPD

Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf bahkan memotivasi pihak RSUD HASDR untuk menerapkan sistem digitalisasi rumah sakit secara menyeluruh dan harus konsisten demi era yang lebih baik.

Dari ide kreatif Bupati Bulukumba yang akrab disapa Andi Utta ini menjadi jalur untuk mengubah pelayanan di bidang kesehatan. Sebab, dari tahun ke tahun banyak isu atau bahkan masalah yang pernah menimpa rumah sakit.

“Digitalisasi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi salah satu dari misi Pemerintah Daerah saat ini, guna meningkatkan kualitas dan layanan kesehatan masyarakat,” ujar Bupati Bulukumba saat membuka Pelatihan Pengembangan Sistem Digitalisasi Rumah Sakit di Same Resort Bira, Jumat 26 Maret 2021.

Baca Juga: Ritual akhir pekan pegiat Literasi Satu Atap menyapa Jojjolo

Bupati Bulukumba berharap, dengan perubahan digitalisasi rumah sakit, menjadi mutlak yang harus direspon oleh rumah sakit, agar pelayanannya lebih efektif dan efisien, seperti pendaftaran pasien secara online melalui aplikasi.

Sampai dari sisi administrasi yang serba manual harus dikembangkan menjadi serba otomatis yang terintegrasi dalam sebuah sistem digitalisasi.

Pemerintah Bulukumba lewat pihak RSUD tidak tanggung-tanggung memberikan bukti nyata dengan menghadirkan Direktur Utama RS Haji Jakarta, dr. Wahyuningsih Attas sebagai narasumber.

Baca Juga: Facebook dan Giphy, dari persaingan ke akuisisi, lalu persaingan lagi

dr. Wahyuningsih Attas turut membawa tim IT dan tim Laboratorium yang selama ini membantunya dalam mengemban amanah sebagai Direktur RSUP Fatmawati sebelum menjadi Direktur RS Haji Jakarta.

dr. Wahyuningsih Attas saat helat seminarnya, menyampaikan bahwa penting mendorong pelayanan rumah sakit secara digital, namun lebih penting juga Dinas Kesehatan tidak mengabaikan program promotif dan preventif. Ketika tidak banyak masyarakat yang datang berobat di fasilitas kesehatan maka itu lebih murah dan efisien.

Perempuan berdarah bugis ini memaparkan bahwa jika digitalisasi diterapkan maka seluruh data realtime bisa diakses kapan saja. Ada big data di mana semua informasi terpusat dan mudah diakses, baik oleh pihak rumah sakit maupun pasien. Ia berharap rumah sakit Bulukumba menjadi pelopor penerapan digitalisasi rumah sakit.

Baca Juga: Kabar manis untuk anak Indonesia yang terhambat melaju di perguruan tinggi

Tapi, ia mengingatkan sebelum melakukan konsep digitalisasi, maka perlu adanya transformasi revolusi baik pada perilaku maupun di pelayanan kesehatan.

“Tidak bisa step by step (perlahan), harus ada lompatan supaya tidak ketinggalan,” ungkapnya.

Bahkan dokter yang berada di bidang terapi intensif ini berujar tetap ada hikmah di balik pandemi Covid-19 di mana kehidupan masyarakat dipaksa untuk berperilaku lebih sehat, lebih cerdas, serta bertindak efektif dan efisien melalui konsep digital dan virtual.

Baca Juga: Kerja sama chip antara AS dengan Taiwan sudah jadi prioritas

“Setelah Covid nanti ini berakhir, bukan new normal namanya. Justru kehidupan itu pasca Covid yang normal. Yang tidak normal itu sebelum Covid-19,” ujarnya.

Ia menekankan, untuk membangun rumah sakit yang lebih maju dan berkelas, jajaran rumah sakit harus memiliki smart innovation, smart skill dan terobosan.

“Jika digitalisasi kesehatan ini terbangun dalam rumah sakit, maka kita akan mendapatkan sister city baik skala antar kabupaten kota, nasional maupun internasional,” bebernya memberi semangat ke peserta pelatihan tersebut.

Baca Juga: Generasi Baby Boomer yang kaya akan menjadi 'penguasa' cryptocurrency

Saat sesi orientasi pelatihan tersebut, terlihat Ketua Komisi D DPRD Muh Bakti bersama anggota Andi Rantina Amin dan Syamsir Paro, serta para Kepala Puskesmas turut fokus menyimak petuah-petuah dokter yang pernah menjadi Tim Asesor Kemenkes.***

Editor: Muhlis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah